TTPM 29

78 25 1
                                    

Sekitar 2 jam yang lalu than sudah berada dirumah Zoya, mereka tengah berada digazebo setelah tadi banyak berbincang dengan keluarga Zoya diruang keluarga.

"Tumben nih cuaca mendung banget." ujar Zoya

"Palingan juga mau ujan." jawab Than diangguki oleh Zoya

"Than, aku mau tanya boleh?"

"Boleh dong kenapa engga." Than mengacak pucuk rambut Zoya gemas

"Ih Than berantakan nih, gamau tau rapiin lagi." ujar Zoya cemberut membuat Than menjadi tertawa pelan

"Em... than?"

"Iya sayang." jawab Than sambil merapikan kembali rambut Zoya

"Plis soy jangan deg-degan gini, biasa aja dong plis." batin Zoya lalu menarik napasnya dalam dalam

"Apasih yang buat kamu mau mempertahanin aku?" tanya Zoya lembut bahkan sangat lembut, dengan menggunakan bahasa aku kamu, itu membuat hati Than menjadi nyaman mendengarnya

"Karna aku sayang kamu." ujar Than, Zoya tersenyum

"Apa yang buat kamu sayang sama aku?" Zoya kembali bertanya pada Than

"Yang namanya sayang itu gatau datengnya dari mana Soy tiba tiba ada aja gitu, aku juga gatau kenapa aku bisa sesayang ini sama kamu." balas Than lembut

"Kenapa sih nanya gitu? tumben banget." lanjut Than menaikkan alis kanannya

"Ya gapapa, cuma sering kepikiran aja bukannya kamu tau aku udah sedikit rusak."

"Hah? Rusak apanya?" ujar Than terkejut

"Dulu kan kamu tau aku pernah diapain sama kak Arvin, kalo semisal kita nikah nanti emang kamu rela ciuman pertama aku itu bukan kamu?" ujar Zoya memainkan bibirnya

"Gemes sumpahh." ujar Than mencubit pipi Zoya keras, mungkin jika Zoya tidak mencubit perut Than sudah copot tuh pipinya

"Ih sakit Thann!!" mata Zoya mulai berkaca-kaca dan mengusap pipinya kasar, sementara Than masih sedikit tertawa

"Emm kasian pacarku ini, sini peluk." ujar Than merentangkan kedua tangannya, bukannya memeluk justru Zoya menampar than sedikit keras, Than melongo ditempat sementara Zoya malah balik menertawainya

"Buset ganas banget lu jadi cewek, berani ya nampar gue?" ujar Than yang sudah berkacak pinggang

Zoya masih tertawa karna ulahnya sendiri, menurut Zoya Than terlihat gemas jika sedang memarahinya seperti itu. Than malah semakin gemas dibuatnya, Than beranjak menggelitik perut Zoya, Zoya tak kuasa menahan geli sampai dia menangis ditempat

"Ampun Than ampun." mohon Zoya tertawa namun matanya menangis

"Gue bakal ampunin lo, asal cium dulu." Than berhenti menggelitik Zoya, lalu ia menepuk-nepuk pipinya kanannya dengan jari telunjuk

Zoya terdiam, hatinya dag dig dug tak karuan. Than menyadari jika kekasihnya itu sedang malu karenanya, terlihat jelas jika pipinya sekarang bak tomat yang sudah matang, Than semakin gemas dengan Zoya, ia terus saja menggodanya dengan tangan yang pura-pura siap untuk menggelitik Zoya kembali

Perlahan Zoya mulai mencium pipi Than, lalu ia memeluk tubuh Than erat karena malu, Than tersenyum dibuatnya, lalu Than membalas pelukan dari sang kekasih dengan sayang.

"Soy, aku sayang kamu bukan dari buruk atau engga nya masalalu kamu, aku sayang kamu apa adanya, aku nerima semua kekurangan dan kelebihan kamu, jadi kamu gausah mikir yang aneh aneh."

Zoya semakin mengeratkan pelukannya dengan kekasihnya ini, perasaan Zoya selalu tak karuan setiap berada didekat Than, entah bagaimana jadinya jika Zoya kehilangan Than mungkin hidupnya akan jauh dari kata sempurna.

"Gue pikir hubungan gue sama lo cuma sesaat, gue pikir lo bakal nyakitin gue terus, gue pikir lo main-main sama gue, tapi justru lo berbanding terbalik sama apa yang ada dipikiran gue, Entah kenapa my life is much better because of you." batin Zoya tersenyum lebar

***

Zoya kini tengah berjalan kedalam kelasnya sambil bermain ponsel, hari imi Than tidak bisa bersama dengan Zoya seperti biasanya karena ia ada latihan pagi untuk persiapan kompetisi basket antar sekolah.

"Anjir ngagetin aja sih lo." ujar Zoya terkejut setelah ken duduk dibangkunya

"Perasaan gue diem aja dari tadi, lo nya aja yang sibuk mainan hp." balas Ken

Zoya tak memusingkan hal itu lagi, ia kembali membuka account instagramnya, Zoya tersenyum memandani fotonya sendiri, Zoya tak pernah menyangka ia bisa mewujudkan mimpinya secepat ini.

"Cocok sih kalo seorang Zoya Auristela jadi model, cantik."

"Apa sih lo ngintip ngintip, it is very presumptuous!!" ujar Zoya tegas lalu ia bergegas keluar dari kelasnya

"Soy tunggu." ucap ken lalu menyusul Zoya

"Dipuji tu bilang makasih kek apa kek malah pergi."

Zoya memutarkan badannya, na'asnya dia malah terpeleset, Zoya hampir terjatuh untung saja Ken segera menangkap tubuh Zoya dengan cepat.

"Makhluk tuhan paling Sexiest, bola mata sedikit coklat, rambut sedikit pirang, dan bibir berwarna merah muda, so perfect." ujar ken memandangi wajah Zoya lekat, Zoya geram sangat geram, apa maksud cowok dihadapannya ini? Sungguh menyebalkan.

"Jadi cewek tu punya harga diri dikit kek, ditembak si ini mau, ditembak si itu mau, dideketin si ini mau, dideketin si itu mau, kaya gapunya harga diri aja." ucap Alexsa menyindir Zoya

"Gue jadi kasian deh sama pacarnya, gimana ya kalo dia tau kalo sebenernya ceweknya tu jalang." sambung Anya

"Auto berantem, atau malah putus kali?" ujar Alexsa

"Kali, udah lah jangan ngurusin jalang kaya dia." ujar Anya lalu mereka bergegas pergi

"Cih, mereka nyindir lo?" tanya Ken, Zoya menoleh dengan tatapan tak bisa diartikan lalu ia bergegas pergi menyusul Alexsa dan Anya

"Maksudnya apa tadi? Kalian nyindir gue?" tanya Zoya pada Alexsa dan Anya

"Kita nyindir? Engga kok, lo nya aja kali yang ngerasa." ujar Alexsa

"Jelas jelas tadi kalian natap gue, berarti kalian nyindir gue, tapi sorry ya gue ngga seperti yang kalian omongin tadi dan gue ngga ngerasa kesindir sama sekali!!" ujar Zoya tegas lalu meninggalkan Alexsa dan Anya

"Wooww ngeri."

"Takuttt." ujar mereka sedikit berteriak

"Wah seru juga nih ada dikelas ini." batin Ken yang diam-diam menyaksikan pertengkaran antara Zoya, Alexsa dan Anya

TBC
-
-
-
Jangan lupa klik tombol bintanggg, jangan lupa komen juga gaisss.

Yukk komen sebanyak-banyaknya nanti aku follow😍

Happy reading🌈

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang