TTPM 22

94 29 7
                                    

Kini Than dan Zoya sudah berada ditempat yang sangat indah yang belum pernah Zoya datangi sebelumnya, tempat ini banyak ditumbuhi tanaman hijau, tak lupa juga diatas pohon terdapat gubuk kecil, dibawah pohon tersebut juga terdapat lapangan basket, lapangannya tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu kecil.

Kini Than dan Zoya sudah berada ditempat yang sangat indah yang belum pernah Zoya datangi sebelumnya, tempat ini banyak ditumbuhi tanaman hijau, tak lupa juga diatas pohon terdapat gubuk kecil, dibawah pohon tersebut juga terdapat lapangan basket,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kurang lebih seperti itu gambaran rumah pohonnya

"Than ini indah banget loh suer deh, aku belum pernah lihat pemandangan kaya gini."

Zoya terus saja memandangi indahnya pemandangan alam ditempat tersebut, ia tak henti-hentinya memuji keindahan yang belum pernah ia temui sebelumnya.

"Than." Zoya menoleh kebelakang ia tidak menemukan Than dibelakangnya.

"Zoyaa." Zoya mencari sumber suara namun tidak ada orang sama sekali disekitar sini.

"Zoyaa." rupanya Than berada dirumah pohon, terlihat jelas ia sedang melambaikan tangan dibalik jendela.

Zoya bergegas menyusul Than keatas, ia menaiki tangga dengan susah karena Zoya takut terjatuh atau tangganya ambruk.

"Than bantuin." Than pun bergegas membantu Zoya agar bisa sampai kerumah pohon dengan selamat.

"Than gila ini tempat indah banget, lo tau tempat ini dari mana?" Tanya Zoya sambil memandangi pemandangan indah dari diatas.

"Dulu gue sering kesini sama abang gue."

"Terus sekarang abang lo dimana, kok gue gapernah lihat?" tanya Zoya

"Abang gue udah bahagia di surga."

Than tersenyum, namun tidak dengan Zoya, ia bagaikan patung sekarang.

"Dulu gue sama abang gue yang ngebangun rumah pohon ini kita engga berdua kita dibantu sama mang tatang tukang kebun dirumah kita dulu, kita berusaha ngebangun tempat ini, dibawah kita buat lapangan kecil untuk kita latihan basket, dulu abang gue bilang kalo dia udah besar dia pengen jadi pemain basket internasional, setiap hari kita latihan disini berharap cita cita abang gue tercapai, tapi tuhan berkata lain, ia harus pergi untuk selamannya diumurnya yang baru menginjak 14 tahun."

Perkataan Than tadi mampu membuat Zoya meneteskan air matanya.

"Loh kok nangis sih Soy." ucap Than panik ia langsung mendekati Zoya

"Than...maafin aku." ucap Zoya memandangi kedua bola mata Than

"Maaf? Untuk apa?" tanya Than

"Maaf untuk semuanya, dulu aku jahat sama kamu, aku selalu nuduh kamu yang engga engga, aku selalu mengabaikan kebaikan kamu, bahkan aku sering maki maki kamu." tangisan Zoya semakin menjadi jadi

"Siapa sih yang jahat? Engga ada kok kamu itu engga jahat, udah lupain aja aku gapapa kok, udah dong jangan nangis gini aku jadi ikut sedih." ucap Than menghapus air mata Zoya

Mata Than kini berkaca-kaca, terbaca jelas dari bola matanya bahwa sekarang Than sangat khawatir dengan Zoya, ia tidak bisa melihat Zoya sedih seperti ini.

"Than, gue ngerasa nyaman setiap gue ada disamping lo." ujar Zoya masih setia memandangi kedua bola mata Than

Than tersenyum

"Soy, sebenernya gue suka sama lo sejak pertama kali gue ketemu lo, gue ngerasa ada yang special dari diri lo yang gabisa gue temuin diperempuan lain, gue sayang sama lo tapi gue gatau gimana caranya bilang ke elo karna gue tau lo benci sama gue, lo juga lebih milih ngejauhin gue dan pacaran sama Arvin, jujur perasaan gue sakit setiap kali gue lihat lo bahagia sama Arvin tapi gue gabisa apa apa Soy, pada kenyataannya lo lebih milih Arvin saat itu, dan yang gue lihat lo bisa bahagia karna Arvin kalo dibandingkan sama gue setiap hari lo selalu bad mood karna gue, lo selalu jijik lihat tingkah gue, intinya gaada yang special dari gue buat lo, dari situ gue gapunya harapan apapun dari lo."

"Tapi sekarang lo punya harapan Than."

"Maksud lo?"

"Gue sayang sama lo." jawab Zoya yang berhasil membuatThan sangat terkejut

"Gue percaya lo bisa jagain gue, lo bisa tulus sama gue, lo bisa buat gue bahagia disepanjang perjalanan hidup gue, tapi janji jangan pernah lo rusak kepercayaan gue buat lo." lanjut Zoya tersenyum

"Soy, maksud lo gimana?" tanya Than

"Iya gue mau jadi pacar lo."

"Gue kan engga nembak lo." ujar Than

"Ih Thann kok gitu sih." cemberut Zoya, sementara Than tersenyum

Maksud Zoya itu, kalo dia ditembak sama Than dia akan kasih kesempatan buat Than, bukan karena Than jujur tentang perasaannya lalu Zoya kegeeran mengira bahwa Than sedang menembaknya.

"Soy, lo bilang apa tadi sama gue? Lo sayang sama gue?" Spontan Zoya mengangguk

"Gue juga sayang sama lo. so, will you be my lover?" Than memandangi kedua bola mata Zoya dengan memegangi kedua tangan Zoya

Zoya menutup mulutnya tak percaya, kini jantungnnya berdetak tak beraturan, entah mengapa berat bagi Zoya menolak permintaan Than, disisi lain Zoya masih trauma dengan cinta namun sisi lain Zoya sangat merasa nyaman saat berdekatan dengan Than.

"Emmm." Zoya memandangi kedua bola mata Than, terlihat sangat jelas jika Than benar-benar tulus

Than menaikkan alis kanannya seperti memberi isyarat pada Zoya, bagaimana dengan jawabannya.

"Yes, I want to." Zoya tersenyum seraya memeluk tubuh Than erat karena is sangat malu

Disela-sela pelukan Than berbisik pada Zoya.

"Soy, gue gabisa janji sama apa yang lo bilang tadi tapi gue bakal buktiin ke lo kalo gue bakal jaga kepercayaan lo, makasih lo mau kasih kesempatan buat gue, gue gaakan nyia-nyiain kesempatan ini." Zoya tersenyum ia sangat merasa nyaman berada didekat pria yang kini ada didekapannya.

Rasanya Than seperti baru bermimpi, Tuhan... jika ini mimpi jangan biarkan hamba terbangun, tapi jika ini kenyataan biarkan hamba memelukknya tanpa harus melepaskannya.

TBC

Maaf ya kalo nembaknya cuma kaya gtu karena author gasuka yang sok sok romantis tpi ternyata cuma bulshit, lebih suka ke yang sederhana aja🤭jangan lupa vote comment disetiap part nyaa💕

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang