Pelajaran pertama disekolah ini akan segera dimulai, namun Zoya belum mengerjakan tugas rumahnya karena tadi malam dia sibuk dengan drama korea kesukaanya, sampai lupa mengerjakan tugas dari Pak Sandi. Dia kewalahan sendiri karena tugasnya sangat banyak dan bel sekolah akan segera berbunyi.
"2 menit lagi bel masuk dan buku lo masih kosong????!!!!" ucap Alxsa terkejut
"Bacot sumpah, bantu kek apa kek gimana nih." ucap Zoya panik
"Kayanya lo pasrah aja deh Soy, udah gaada waktu lagi." ucap Anya
Kringgg...kringgg...kringgg
"Anjir udah bel, beneran pasrah deh gue."
"Eh diem woy Pak Sandi otw kesini." ucap Jaelani memberi tau teman sekelasnya
Semua murid yang berada di kelas 10 IPA-2 kini hening tanpa ada suara sama sekali.
"Pagi anak anak." ucap Pak Sandi
"Pagii pakk." balas semua kompak
"Baik, kumpulkan tugas yang kemarin bapak kasih. Ada yang tidak mengerjakan?"
Deg
"Sa-saya pak." ucap Zoya sambil mengacungkan tangan kanannya dengan rasa takut
"Kamu bapak hukum, sekarang bersihkan aula disekolah ini sampai jam pelajaran saya selesai!!"
Alexsa dan Anya melongo ditempat dan menelan silvanya susah. mereka memikirkan bagaimana dengan nasib temanya ini pasalnya ruang aula disekolah ini tidak lah kecil namun sangat luas.
"Semangat ya Soy." ujar Anya menyemangati dengan nada pelan sementara Zoya hanya menghembuskan nafasnya pasrah
***
Sekarang Zoya sudah berada diaula sekolah yang sangat luas itu. Zoya memegangi sapu, kemonceng, dan pel dengan susah. Perlahan Zoya mulai membersihkan debu-debu disetiap barang yang ada diaula menggunakan kemonceng.
Zoya berhenti dengan aktifitasnya, karena melihat foto Arvin terpajang jelas diaula ini. Mengingat Arvin adalah ketua osis jadi fotonya terpajang diaula. Zoya tersenyum memandangi foto pria yang kini sedang membuat hati nya berbunga-bunga setiap kali bertemu.
"Ekhemm." Dehem seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam aula
Zoya gelagapan dan langsung memegangi kemoncengnya lagi sambil memejamkan matanya takut.
"Bisa gak sih kalo kerja tu yang bener!! Lihatin apa kamu? Muka kaya gagang gayung aja dilihatin terus."
Zoya yang terpejam kini membuka matanya lebar, siapa yang berani-beraninya menghina muka Arvin yang kelewat gantengnya itu seperti gagang gayung. Zoya membalikkan badannya untuk melihat siapa orang yang sudah berani menghina Arvin.
"Wah parah lo, berani berani nya ngehina pujaan hati gue." ucap Zoya sambil menjewer telinga Than
"Aduh aduh sakit, emang bener kok tu orang tampangnya kaya gagang gayung."
"Ngaca woy ngaca, tampang kaya karung beras aja sok sokan ngehina muka kak Arvin yang kelewat gantengnya."
Than yang mendengar pengakuan dari Zoya pun langsung berakting mual. Seakan jijik dengan perkataan yang dilontarkan Zoya.
"Lagian lo ngapain sih disini, ganggu orang lagi kerja aja." ucap Zoya sinis
"Suka suka gua."
"Gajelas banget sih jadi orang, terus lo kesini mau ngapain bambang." Ujar Zoya tegas
"Kaga tau gue cuma disuruh sama Bu Minah." Ucap Than malas
"Pasti lo buat onar lagi ya?! Bisa gak sih sehari aja lo ngga buat masalah disekolah, setiap gue lihat lo pasti lagi dihukum. Kasian kek sama orang tua lo dirum--".
"Udah ngocehnya??" potong Than
"Gue juga gatau kenapa gue disuruh kesini, kenapa gue disuruh bersihin aula disini. Gue kebelet cuma pengen ke wc, tapi dia gapercaya sama gue." lanjut Than
"Maaf bu, saya izin kekamar kecil sebentar mau buang air kecil."
"Halah alasan saja kamu!! Pasti kamu mau bolos kan??!! Udah lah kamu gausah ikut pelajaran saya, sekarang pergi keaula bersihkan aula sampai bersih!!! Kamu ini memang pintar tapi kamu ini beda dengan Arvin, lihat Arvin dia pintar, nurut, pendiam, tidak seperti kamu selalu membuat masalah, selalu membuat onar, selalu membuat keribuatn disekolah!!!"
Than memandang lurus dengan tatapan kosong namun mulutnya masih berbicara.
"Bahkan saat tadi gue jalan diruang guru gue denger mereka nyalahin gue." lanjut Than
"Bu kepsek ini gimana sih malah mengeluarkan Karin dan Anggun, seharusnya Than yang dikeluarkan dari sekolah ini. Dia penyebab utama terjadinya pertengkaran antara Karin dan Anggun."
Zoya terkejut mendengar ucapan Than tadi. ia tidak menyangka, ternyata Than segitu dibenci oleh orang-orang. Padahal Than tidak salah apa-apa, dalam hati Than Pun sebenernya ia tidak menginginkan seseorang bertengkar karenanya.
"Gausah kaget. gue udah biasa kaya gini, gue udah biasa dianggap sebagai biang masalah, gue udah biasa dianggap sebagai sampah. Apapun yang gue lakuin selalu salah dimata orang orang, tapi it's oke itu udah jadi kebiasaan dihidup gue."
Hati Zoya seakan tertusuk mendengar ucapan yang dilontarkan Than.
"Yaudah buruan kerja, jadi curhat gini kan." Than lantas mengambil sapu lalu ia pun segera menyapu ruangan itu.
" Gue baru tau ternyata setiap senyuman yang lo kasih kesemua orang itu untuk menutupi setiap masalah yang lo hadapi. Gue salut sama lo." ucap Zoya dalam batin
"Gue tau gue ganteng tapi gausah dilihatin terus dong." Celetuk Than tiba-tiba, karena memang sedari tadi Zoya terus saja memandangi nya
"PD abissssss!!!!!!" sinis Zoya
Mereka segera menyelesaikan pekerjaan mereka. Setelah selesai menyapu kini mereka pun beralih mengepel lantai aula. Than yang merasa lelah karena sedari tadi terus bekerja membersihkan aula yang luas dan megah ini pun lantas berjalan keluar aula.
"Mau kemana lo?" tanya Zoya
"Kantin, aus gue."
"Jangan lewat situ belum kering nanti jat--"
"Brakk." Than tersungkur ke lantai karena lantainya masih licin
"Bwahahaha, anjir ekspresi lo waktu jatoh ngakak tau ga sihh." ucap Zoya tertawa sambil berjalan menghampiri Than yang masih berada dilantai
"Bantuin kek, malah diketawain." Sinis Than sambil memegangi pinganggnya yang terasa sakit akibat tidak hati-hati saat berjalan
"Iya sini sini gue bantu, hahahaha." ucap Zoya yang masih setia tertawa sambil menolong Than berdiri
"Puas lo??!!!!" Tanya Than dengan sorotan mata yang tajam
"Ngakak tau lihat ekspresi lo tadi waktu jatoh." Ujar Zoya mengikuti ekspresi Than saat terjatuh tadi
"Bangke lo." Than langsung memasukkan jari kedalam mulutnya, lalu mencolekkan nya kepipi Zoya.
"Ih jorok THAN!!!!" Than pun sudah sigap untuk lari, takut terkena serangan harimau yang tengah mengamuk
Zoya terus saja mengejar Than, ia masih geram dengan Than yang seenak jidatnya berbuat jorok seperti itu pada Zoya.
"Ekhem."
Than dan Zoya menghentikan aksinya, lalu menoleh kearah sumber suara.
"Ikut aku." Ujar seseorang menarik tangan Zoya
TBC
-
-
-
Kenapa sih kok Than digituin sama gurunyaa, kan Than gak salah apa-apaa😭Wahh kira-kira siapa sih yang narik tangan Zoya, kalian bisa nebak gakk? Jawab dikomen yaaa
Jangan lupaa votee komenn dan sharee cerita inii, siapa tau banyak yang sukaa sama ceritaa authorr🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...