Chapter 5.

1.7K 127 6
                                    

Astaga.. apa seulgi itu tidak bisa mencarikan istri kedua yang cukup pintar sedikit.

🌷🌷🌷




Rose pov on.
Pagi ini adalah pagi pertama ku menjadi seorang istri. Ralat menjadi seorang istri kedua.

Aku sudah mandi dan berganti baju. Hari ini aku akan pergi ke tempat kerja ku untuk berpamitan karena aku akan keluar.

Aku pasti akan merindukan teman teman ku dan setelah itu aku akan pergi ke makam kedua orang tua ku entahlah hari ini aku sangat merindukan mereka. Padahal kemarin aku sudah kesana untuk memberitahu aku akan menikah.

Haduh ini perut kok terus saja berbunyi sih eh tapi wajar kalau berbunyi terus akhir akhir ini aku tidak nafsu untuk makan. Tetapi hari ini aku ingin makan kasian juga cacingku di perut nanti bisa mati. Aku tidak mau di cap pembunuh gara gara membunuh cacing di perutku. Apakah ini lucu, tidak karna aku bukan seorang pelawak. Huh sangat tidak jelas sekali aku.

Baiklah mari kita ke dapur. Saat aku akan membuka pintu kamar ku alangkah terkejut nya aku di depan pintu pas, ada jimin. Hei tunggu, Kenapa dia kesini.

"Ada apa ya jim?"

Tanya ku selembut mungkin tetapi dia hanya diam saja. Tidak mungkin dia tuli kan. Astaga rose apa yang baru saja kau kata kan sungguh istri kurang ajar kau.

"Hei ada apa?"

Tanya ku sekali lagi pada nya dan lagi lagi nihil dia tidak menjawab.

Baiklah mungkin aku harus bertanya sekali lagi kalau tidak di jawab berarti ini bukan jimin. Terus apa kalau bukan jimin. Ya mungkin saja hantu.

"Jim ada apa sih?

"Saya lapar tolong buatkan saya makanan"

Ucap nya dengan setengah mengantuk.

Aku terkejut mendengar nya dia lapar. Dan dia menyuruh aku membuat kan makanan. Hei ada apa ini.

"Bbb..baiklah, kam..mu minta di ma..masak..kin ap..apa?"

Ohh rose kenapa bicara mu tiba tiba gagap. Relax. Dia hanya minta tolong di buat kan masakan.

"Terserah yang penting saya makan. Dan taruh di meja makan bawah"

"Okay eh tapi isi perjanjian pernikahan mu aku tidak boleh ke bawah? Terus bagaimana?"

Memang betulkan aku tidak di perboleh kan ke lantai satu . Apa dia lupa sudah membuat perjanjian itu. Selain tuli dia juga pikun kah?. Astaga sungguh mulut mu rose.

Dia mengaruk rambut nya dengan raut muka mengantuk. Oh astaga tampan nya suami ku. Eh.

"Ck apa kamu lupa dengan perjanjian nya"

Tanya nya dengan kesal.

Hello, harus nya aku yang bicara seperti itu. Seharus nya kamu yang lupa malah nyalahin aku. Bagaimana sih.

"Bukan nya kamu yang lupa?"

Tanya ku yang dihadiai pelototan dari matanya.

"Baca perjanjian yang ke lima! Kamu masih menyimpan kertas perjanjian itu kan! Jangan jangan kamu buang ya!"

Kelima? Oh ya aku baru ingat yang berisi istri kedua harus menuruti semua apa kata suami tapi suami tidak di perbolehkan menuruti kata istri kedua. Eh apa benar yang itu.

"He tidak kok aku masih menyimpan nya"

Aku mulai mengingat ingat. Ayo otak semangat mengingat ingat cepat!. Please otak Cari file ingatan ku.

Dan yess seperti nya aku ingat. Sungguh otak ku pintar sekali.

"Oh ya aku sekarang ingat berarti aku boleh ke lantai satu jika kamu yang minta? Seperti itu kan?"

Tanya ku dan dia mengangguk.

"Tetapi kan di lantai satu ada pintu utama tempat masuk keluarnya kita kalau berpergian. Terus kalau semisal aku ada acara keluar bagaimana kalau kamu gak minta, aku jadi gak bisa keluar dong?"

"Heh bodoh! Sungguh kamu memang keturunan patrick"

"Astaga.. apa seulgi itu tidak bisa mencarikan istri kedua yang cukup pintar sedikit"

Gumam jimin yang dipikir aku tidak bisa mendengar gitu mungkin. heh aku mendengar nya ya!

Dan enak saja itu mulut asal bilang aku keturunan patrick. Yang ada dirimu itu keturunan es.eh emang ada ya.

"Ya kamu bisa pergi lah! lagi pula aku juga tidak sekejam itu bodoh. Ah sudah lah cepat buatkan saya makanan. Sudah sangat lapar saya ini. Lambat."

"Okay - Okay baiklah kalau seperti itu"

Ucap ku lalu pergi ke dapur saat aku hendak pergi lengan ku di pegang oleh nya.

Aku menoleh ke arah nya dan bertanya.

"Ada apa lagi?"

"Bikin nya tidak usah di dapur mu di dapur bawah saja. Lama nanti. Lagi pula peraturan perjanjian itu akan berlaku jika seulgi pulang kan. Sudah cepat."

Manis nya dia berbicara se halus itu. Coba saja dia selalu bicara se halus itu. Eh ada apa sih dengan mu pagi ini rose. Please jangan gila dulu.

"Baik kalau begitu aku masak dulu".

-TBC-

Uwuuu seperti nya mbak roje udah tumbuh perasaan nih ama mas jimin uwu uwuuuu seneng deh baca nya..pfft

Mungkin gais masih mungkin loh ya. chapter selanjut nya bakal ada yang manis - manis dulu lah ya baru deh setelah manis manis berhenti ke pahitan akan datang pfft.

Okay maacihhh udah baca gaiss dan jangan lupa VOTMEN nya yak! Biar Vi bakal giat up nya hehe:D. Tengkyu my lup readers♡.


-Pinaw istri seok jin atu atu nya💜-

Second Wife [JiRosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang