Chapter 45

2K 147 16
                                    

Yuhuuu~

Vi mau ucapin makasih buat sahabat tercinta Vi yang udah bantuin Vi dalam membuat suatu hal tentang cerita ini hihi♡ dan Vi mau ucapin maacih buat yang udah mau Voment♡

Oh iya selamat 30K pembaca wahh ga kerasa ya♡

Okay, HapPy Reading♡

.

Rose yang tadi nya bersenandung kecil sambil mengelus-elus perut nya

Tiba-tiba ia menjerit kesakitan dengan menangkup perut nya, jimin yang baru saja datang langsung berlari kearah rose dengan raut wajah yang sudah panik

"Sayang kenapa sayang?" Tanya jimin panik sembari menaruh gelas air putih di meja

"Sa..sakit jim perut aku as..tagaa"

Jimin melihat kearah perut rose dan berusaha mengusap nya

"Masa kamu mau lahiran bukan nya masih dua minggu lagi kata dokter?"

"Gatau! Tapi kayak...nya aku kontraksi... jim" ujar rose dengan kesusahan mencoba menahan rasa sakit di perutnya

"Yaudah bentar sabar sayang, ayok ke rumah sakit eh tunggu lihat ini kayak nya air ketuban kamu pecah"

Rose menunduk mencoba untuk melihat tapi ia urungkan karena sudah tidak kuat dan wajah nya sudah berubah menjadi pucat

"Cepat jim aku udah ga kuat"

~

Saat ini Jimin sudah berdiri di ruang IGD, ia menunggu dokter yang sedang menangani Rose.

Sudah dua jam lama nya Jimin tidak bisa berdiri dengan diam ia terus berjalan mondar mandir sambil mulut nya tak henti-henti nya berkata

"Semoga Rose dan bayi kami selamat"

Saat Jimin mencoba mengintip kearah celah-celah kaca pintu, saat itu juga dokter keluar dengan tangan nya yang penuh banyak darah

Jimin semakin panik melihat nya, ia takut rose dan bayi nya kenapa-napa

"Dokter istri saya gapapa kan? Ba-ba-bayi saya gimana?" Tanya jimin sangat panik

Dokter tersenyum kepada jimin

"Baik bapak tenang dulu, kedua nya selamat. Dan ya, anak bapak laki-laki. Selamat ya."

Jimin langsung membatu mendengarnya, tiba-tiba air matanya menetes tanpa ia duga. Jimin terlalu lega dan terharu. Rasa khawatirnya menghilang, lenyap begitu saja mendengar bahwa anak serta istrinya selamat.

Dalam hati ia berdoa mengucap syukur pada Tuhan yang telah berbaik hati menjaga kedua orang tercintanya.

"Kalau begitu, apa saya boleh langsung melihatnya?"

Dokter itu mengangguk.

"Tentu. Ibu Rose dan bayinya sudah boleh dijenguk. Kalau begitu, saya permisi."

Jimin hanya mengangguk asal. Selepas ucapan terima kasihnya, lelaki itu langsung berlari ke dalam. Menemui Rose yang tengah lemah dengan mata sayunya. Namun, bibirnya menyunggingkan senyumannya yang manis, dan Jimin pun dengan segera memeluknya.

Membawa sang istri dalam dekapan hangat dan syukurnya. Lelehan air matanya masih tetap mengalir. Ia.. hanya benar-benar tak menyangka.

Ia telah menjadi seorang ayah sekarang.

"Sayang, terima kasih. Sungguh," ungkapnya disela isakannya yang semakin dalam dan Jimin juga tak henti-henti nya mencium dahi rose.

"Terima kasih juga, Jim." Senyum keduanya pun, kian terkembang dibalik nyamannya pelukan yang terjalin.

"Ekhem, permisi. Anda boleh menggendong bayinya sekarang. Semuanya sudah selesai," ungkap perawat berjenis perempuan itu dengan senyumnya lalu memberikan bayi dalam gendongannya kepada Jimin.

Lelaki itu menerimanya dengan hati yang berbunga. Anaknya sangat tampan dan menggemaskan!

"Sayang, lihat ini. Dia mirip aku ya?" seru Jimin.

Rose mendecih tak terima.

"Aku yang ngelahirin, enak banget mirip kamu," celotehnya.

Mulai lagi deh mereka.

"Ih, kan aku yang kasih benih." Jimin masih protes.

Rose semakin mengrucutkan bibir nya. Ia cemberut.

"Kamu nanem doang ya! Aku yang usaha!"

"Mana bisa gitu dong!"

"Udah siniin anak aku!"

"Kok kamu malah marah-marah sih..." kini Jimin yang cemberut.

Perlahan dengan paksa meletakkan anaknya di samping sang istri dan menatapnya sedih.

"Ya kamu yang mulai," desis Rose kesal.

Jimin tidak mengerti. Kenapa istrinya jadi semakin garang begini?

"Tapi itu anak aku juga sayang..."

Rose yang melihat suaminya semakin serupa anak kecil yang merengek itu menghela napasnya malas.

"Iya iya, anak kita emang." Nada lembutnya beserta senyuman simpul membawa bibir Jimin ikut melengkung ke atas.

Senang bahwa kini ia juga diakui sebagai pembuat hadirnga sang anak lelakinya.

"Omong-omong, umm jadi nama anak kita siapa?"

Pertanyaan Rose membuat Jimin yang tengah menatap anak laki-lakinya itu berpikir, lama menggumam hingga satu nama telah tersusung di kepalanya.

"Gimana kalau-"

"Siapa cepet?!" Tanya rose tak sabaran

"Park...Jisung"

-TBC-

Hiii..

Ga lama kan Vi update nya?

Ihh bahagia nya mereka:(

Btw udah kelihatan hilal ending nya ya>.<

Fix aku buat sad ending.

Canda doang:(

Yuk sekarang gantian kalian yang Vote sama coment yaps♡

Selalu sabar dan menunggu kelanjutan chapter ini..

Second Wife [JiRosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang