"Akh!!" Gilang kembali mengacak rambutnya dengan kasar setelah keluar dari kamar Alita.
Gadis itu pasti sangat membencinya dan bagaimana kalau dia akan pergi dari rumah ini dan tidak akan pernah kembali karena kecerobohannya tadi? Ya. Gilang tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
Di sisi lain...
Alita masih berdiri menyandarkan tubuhnya di balik pintu. Ia mengatur napas dan memegang dadanya sambil menggigit bibir bawahnya. Hampir saja jantungnya meledak dibuat Gilang.
Lalu ia melangkahkan kaki menuju kasur dengan sprei putih polos lantas duduk di sana. Ia mendongakkan kepalanya mengingat hari ini yang sejak bangun tidur, saat hendak melanjutkan mengepel lantai, dan juga barusan. Mereka saling tindih-menindihi 3 kali dalam sehari ini.
Ah, Gilang menang banyak.
Alita mengambil boneka pemberian Adnan dan menghadapkan boneka itu di depannya.
"Kong, gue malu, Kong. Malu," gumamnya pada benda mati itu. Lalu ia menggusel wajahnya ke tubuh lembut boneka King Kong jumbo itu, tepatnya di bagian dada. Rona di pipinya tak kunjung menghilang juga semenjak tadi.
Tap..
Tap..
Tap..
Alita membuka matanya yang baru saja dipejamkan, ia beranjak dari tempat tidur menuju pintu kamar dan menempelkan daun telinganya di sana.
Suara langkah kaki yang sebelumnya pelan, kini terdengar lebih jelas. Derap langkah yang bersahutan dari beberapa orang di luar yang seakan mendekati kamarnya.
Walaupun tubuhnya sudah terasa sangat lelah, ia harus mengecek asal suara tersebut, namun harus dengan sangat hati-hati karena bisa saja mereka sekomplotan perampok.
Alita menekan gagang pintu ke bawah dan membukanya dengan perlahan, netranya menelusup celah pintu yang terbuka sedikit.
Alita tersentak, kedua tangannya di pegang erat dua pria.
"Mas Alif? Mas Gilang?" Alita menatap bergantian pada keduanya.
Seringai yang tercipta dari bibir kedua pria yang saling menatap penuh tanda tanya itu membuat Alita ketakutan, hingga membuatnya berontak agar bisa terlepas dari mereka.
Namun apalah daya, sekuat apa pun Alita. Ia tidak cukup kuat kalau melawan pria, apa lagi dua pria.
Alif dan Gilang menyeret Alita dan menjatuhkannya dengan kasar di atas kasur minimalisnya. Kemudian mereka mengikatkan kedua tangan gadis itu ke dua sudut kepala ranjang hingga terlihat jelas ketiaknya yang mulus, sementara kakinya dibiarkan saja.
"What the fuck? Lepasin gue!" teriaknya sambil menangis histeris.
Ia berharap seseorang datang menolongnya.Dua pria itu tertawa puas melihat Alita yang seakan siap untuk dinikmati.
Kemudian terlihat sosok pria gagah memasuki kamar, seketika itu Gilang dan Alif berhenti tertawa tatkala melihat Adnan datang menatap mereka dengan sengit.
Alita menghela napas lega. Akhirnya ada pahlawan yang akan menolongnya.
"Good job!"
Senyum yang sebelumnya mengembang di bibir Alita, kini telah memudar. Matanya membulat lebar melihat Adnan yang ternyata dalang dari semua ini.
"Kau?" Alita mendengus. "Aku pikir Mas Ad ...," ucapnya terhenti ketika Adnan mencengkram kedua pipi Alita dengan satu tangan hingga membuatnya sulit berbicara.
"Al... Kamu tahu kan kalo saya nggak pernah pacaran?" Adnan mengendus area leher Alita, suaranya setengah mendesah.
Lalu Adnan mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu dan mengadu hidung mereka. "Kamu juga tahu kan kalo usia saya sudah terlampau matang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Alita
RomanceCOMPLETED ✓ Ini bukan cerita tentang perebutan harta, bukan juga tentang berebut kedudukan atau tahta. Tapi ini cerita tentang tiga laki-laki tampan dalam satu rumah yang berebut hati Alita. "Gue dulu, jadi Alita itu milik gue!" hardik pria yang men...