Alita mengangkat kedua tangannya meraih udara. Ia membuka matanya dan menepis cepat tangan yang menjepit hidungnya.Ia menggeram dan menghela napas "Apa-apaan sih lo? Kebiasaan banget kalo ngebangunin or ...."
"... Rp," lanjutnya, volume suaranya memelen saat mengetahui pelakunya bukan Andi yang sering usil, melainkan Adnan.
Adnan mendengus dan menyipitkan mata, menatap gadis itu. "Maafin aku, Mas. Udah ngomong lantang," ucap Alita, namun Adnan hanya diam.
"Mmm ... Mas Adnan juga sih. Bangunin aku kayak gitu banget." Gadis itu tidak ingin kalah.
"Tadi saya udah bangunin kamu pake cara nepuk-nepuk sambil manggil-manggil nama kamu. Tapi kamu susah dibangunin jadi ...."
Alita memotong cepat, "Ya ya yaa." Gadis itu langsung membuka pintu mobil dan segera turun.
"Aku ngantuk banget, Mas. Sampai ketemu besok," ucapnya sebelum menutup pintu mobil.
Adnan menatap punggung Alita yang semakin menjauh. Sebenarnya ia agak kesal karena Alita langsung meninggalkannya tanpa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu, namun ia mencoba mengerti karena Alita sedang mengantuk berat.
Alita melangkah memasuki rumah sambil menepuk-nepuk mulutnya sehingga menghasilkan suara seperti seorang Tarzan.
"Sambung lagi ah mimpi tadi," gumamnya sebelum menjatuhkan tubuhnya di kasur dalam posisi tubuh tengkurep sedangkan wajahnya menyamping. Padahal ciuman bersama Adnan saat di mobil tadi bukanlah mimpi. Dasar gadis bodoh!
Hanya dalam hitungan detik, Alita tertidur pulas sampai liur jatuh dari mulutnya yang tidak mengatup rapat.
Di sisi lain, Adnan yang baru saja memasukkan mobilnya ke garasi. Ia melangkah ragu untuk memasuki rumah. Pria itu mendengus pelan setelah menyadari sesuatu.
"Pergi ke mana dia? Perasaan tadi mau masuk deh."
Alif menebar pandangan ke seluruh pekarangan rumah. Dia tidak pandai memata-matai orang. Terlebih orang yang ia mata-matai ialah Adnan— Laki-laki yang memiliki IQ di atas rata-rata. Akhirnya Alif memutuskan untuk menyudahi tujuannya.
Baru selangkah melewati pintu, tubuh Alif menegang dan kemudian kepalanya terangkat menyamping saat tangan kekar memutar daun telinganya.
"Mau coba-coba nguntit ya?" Adnan mengeraskan rahang dan menatap kesal Alif.Alif hanya memperlihatkan gigi-giginya yang berderet rapih. Adnan menutup pintu utama dan menarik daun telinga Alif sehingga empunya mengikuti sampai di ruang yang terdapat televisi berukuran besar.
Pria dewasa itu berdiri tegap dan menyedikapkan tangan. Ia menatap kesal Alif yang duduk di sofa dengan kepala menunduk.
"Kamu ngapain jam segini belum tidur, hah?"
"Kamu sengaja yah mata-matai, Mas?"
"Kalo bener, kenapa kamu lakuin?"
Belum menjawab pertanyaan pertama, Adnan menyerbu dengan dua pertanyaan sekaligus hingga membuat Alif tergagap.
"A-anu ...."
Adnan memotong cepat "Anu apa?"
Alif menghela napas panjang dan menatap Adnan. "Sebelumnya maafin aku, Mas."
Ucapan Alif membuat Adnan menyipitkan mata. Remaja itu kembali menghela napas panjang, "Aku pengen memastikan apa Mas Adnan bakal ngelakuin hal yang kaya kemaren atau enggak."
Adnan tertawa emosi mendengar jawaban dari adik bungsunya itu. "Kemaren Mas hilaf. Lagi pula, mana mungkin Mas ...." Adnan menjeda kalimatnya. Ia melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang selain mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/216277326-288-k282809.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Alita
RomanceCOMPLETED ✓ Ini bukan cerita tentang perebutan harta, bukan juga tentang berebut kedudukan atau tahta. Tapi ini cerita tentang tiga laki-laki tampan dalam satu rumah yang berebut hati Alita. "Gue dulu, jadi Alita itu milik gue!" hardik pria yang men...