"ali apa yang kau temukan!" tanyaku, ketika kami sampai, ali buru buru mengetik isi dari berita yang masuk dalam sistem kelola kota azman. Tentu saja semua pendatang harus terdaftar di sistem ini.
"ini dia,.. 10 hari lalu seseorang dengan rambut putih, pendek memasukki klan aldebaran. Dia menjual dirinya untuk mendapatkan informasi, dia menjadi buronan di beberapa kota." ali membacakannya.
Berarti dia adalah mata mata yang dikirim tamus. Tunggu.
"foto nya ali?" aku bertanya.
"ya,. Ada ra.." ali mengetiknya, dan muncul gambar, aku tertegun itu bukannya feza.
"heh.. Kalian mempercayai kucing licuk itu.!!" benar apa yang dibilang velina, feza itu licik. Dan dia pernah bilang padaku.
"jangan pernah ikut campur, kalau kau tak mau kena masalah raib."
"aku tidak baik." dia berkata jujur kalau dia sebenarnya tidak baik. Aku malah menilainya sebaliknya.
"ali kita harus cari feza, dan menghentikannya." aku berkata tegas. Mengambil keputusan.
Ali mengangguk. "baik, kita tangkap kucing garong itu." dengus ali, dia memang kesal pada feza sejak pertanyaan info itu.
Ketika aku dan ali hendak kembali, alaram berbunyi.
"ayo cepat.." sergahku.
***
"kenapa raib lama sekali, apa terjadi sesuatu disana?" seli sedang cemas, dia mengepalkan tangannya.
"mereka pasti baik baik saja seli jangan cemas,!"
Poooong.. Pooooong...
"suara apa itu?" wajah cemas seli berubah pucat.
"gawat, kini mereka benar benar dalam masalah." ily memutuskan memecahkan pelindung.
PRANGK...
"ayo sel." ily terbang dengan jet nya, membawa seli. Menuju kami, dan ikut dalam pertempuran melawan prajurit keamanan.
----
Bum.
Sekali lagi meriam di tembakan kearahku, aku segera menggunakan sayap ini. Tapi situasi jadi rumit, ketika tameng yang dibuat oleh sayap ini tidak sekuat sebelumnya. Mungkin ini bertahan hanya Beberapa jam saja.
Ali juga kewalahan. Bum. Meriam yang satu ini lolos aku terbanting. Bum.. Tameng ali juga hancur dia terbanting paling keras.
Kami mengaktifkan sarung tangan.
Buk. Ali meninju beberapa petugas.
Blush. Teknikku membuat 10 petugas membeku.Namun mereka sudah tau teknik teknik ini. Mereka terus merangsek maju.
Blar. Aku ahirnya menggunakan teknik api. Yang dulu diajarkan jian.
"ali, bisakah kau menghentikan kecepatan mereka sejenak." aku berbisik pada ali. Dia teringat saat pertarungan melawan gurunya itu.
Sring..
Sekarang gerakan serangan mereka melambat, kami bisa leluasa menyerang. Tapi,
Blar.
"ini teknik kuno orang asing kami bisa mencegahnya." sergah para prajurit.
Aku dan ali kembali terbanting. Lihatlah mulut dan lututnya ali berdarah. Punggungnya juga lebam.
Badanku serasa remuk. Tombak salah satu dari mereka mengarah pada aku dan ali.
Duar..
"jangan sentuh sahabatku." seli kini berteriak marah. Dia melempar dua orang yang hendak menyerang kami.
Mereka terpental dan menabrak dinding kokoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIB DAN ALI MENIKAH
Fantasyaku raib yang bisa menghilang. dan inilah kisah kasihku bersama ali. yang kini menjadi suamiku. Kisah remaja dan dewasa dipisah.