Capter 15 ch 3

2.6K 67 14
                                    

Aku melihat ali yang dibawa memakai tandu, ali akan mendapatkan pertolongan pertama. Ali tadi sempat melirikku sebelum ia pingsan. Kami menghirup banyak asap, meski mempunyai kekuatan. Kami juga manusia. Kondisi tubuh bisa drop.

"ra. Kau baik baik saja kan?" seli bertanya cemas. Aku mengangguk.
"raib..." seseorang berteriak.
Di tengah kerumunan murid, guru, wartawan dan warga sekitar.

"Ra.." suara itu akrab di telingaku. Itu suara mama.

"ma.." seruku lirih.

"nak, bagaimana bisa kamu terjebak di dalam.? Keadaanmu buruk! Ada yang luka gak nak?" mama membanjiriku dengan tanya.

"raib baik ma, tapi ali yang terluka parah. Dia menolong ra." aku menjawab, seli yang ada di sebelahku ikut mengangguk. Seli bicara, " ali tadi tertimpa kayu berduri, kondisinya lebih buruk dari raib. Aku melihatnya, dan langsung menyingkirkan bongkahan kayu itu.dan membawa mereka keluar raib dan ali"

"kita harus membezuk ali. Kalau begitu! Berterima kasih, dan janganlupa bawa (buah tangan) untuknya!" tambah ayah raib. Buah tangan= oleh oleh.

Seusai tragedi tersebut, hari itu juga sekolah diliburkan selama 1 bulan. Ujian diundur Untuk penyelidikan.mengendalikan situasi itu tidak mudah, apalagi menghindari pertanyaan para wartawan.

Ali dirawat di rumah sakit remedikal.

Aku duduk di ruangan ali, di sofa sebelah tempat tidurnya. Disana ada mama, papa, seli, miss selena dan kerabat orang tuanya ali. Aku tidak tau namanya. Karena dia hanya memandang dengan exspresi datar. Tidak sedih sama sekali.

Pukul 23.30
Aku mendekat ke ranjang ali, semua sudah tumbang. Tertidur. Wajar saja ini sudah tengah malam.

Aku duduk di kursi dekat ranjang ali.

"hiks.. Hiks.. Al, ali.. Maafin aku.. Gara gara nolongin aku, kamu jadi begini."

Aku membenamkan wajahku di kasur sebelah tangan ali, tiba tiba ada tangan yang mengelus rambutku.

"ra.."

Aku menengok.

"ali, kamu sadar!!" aku terkejut.

"dari tadi. Kau gak usah nangis gitu!"
Lirih ali.

Aku mengusap air mata. Menggeleng.

"kenapa kau menolongku? Al. Perlu ku obati lukamu?" aku bertanya.

"gak! Kau tau! Aku tidak bergurau. Tentang siswi itu!.." ali berbicara terlalu pelan.
Aku tidak terlalu mendengarnya.
"apa? Kau bicara apa ali?" seruku.

Ali menggeleng lagi. "kau- !... Miss selena." aku terkejut ada yang menepuk dari belakang, ternyata miss selena tiba tiba ada di samping ku, menepuk pundaku. Kalimatku seketika tertahan.

"kenapa kau belum tidur raib, kau juga tidak memberi tau yang lain bahwa ali telah siuman. Kalian malah asyik mengobrol. Haahhh.. Sudahlah. Ali istirahatlah. Kita beri tau yang lain besok pagi. Sekarang kalian tidur. Ini baru 01.15 dini hari.!"

Aku mengangguk, tanpa banyak bicara. Ali, dia langsung memejamkan matanya.

----

-----

Seli mengucek matanya. " hooaaammm.. Uhhhh.." peregangan awal setelah bangun tidur.

"ra,.." seli melirik. Melihat raib sudah terbangun lebih dulu.

"kenapa matamu agak merah? Kau begadang ya!?" tanya seli. Aku menggeleng.

"aku terbangun, gak sengaja trus gak bisa tidur deh!!"

"ohh.. Kita beli sarapan yuk!" ajak seli.

Aku menggeleng lagi, "enggak sel, aku mau tidur lagi aja. Hoaam.. Ngantuk!"

"ya udah, aku beliin ya! Nanti kamu makan. Oh ya."

Tak lupa seli membangunkan yang lain. Bertanya apakah ada yang mau sarapan. Ketika ingin bertanya pada miss selena..

"miss, mau sarapan apa."

"enggak makasih, seli."

Seli ber oh, kemudian berbalik. Miss selena menahannya. "sel, kenapa gak ditanya juga ali!?"

"ali, memang sudah sadar?!" seru seli. Miss selena mengangguk.

"semalam saya terbangun. Tidak sengaja mendengar raib dan ali mengobrol, mereka saling minta maaf. Tapi, saya tidak tau. Minta maaf untuk apa?!" tegas miss selena.

Seli mendekati ali, "al, " ali langsung terbangun. Benar! Batin seli.
"gimana keadaanmu? "

"baik, sel. Owh ya, aku mau buah dong."

"oh, kebetulan aku mau tanya tadi, kok kamu tau! Aku ke sini mau tanya!"

"aku denger kamu tanya sama semuanya, bising tau. Aku bangun jadinya aku cuma tutup mata setelah itu."

"owh.."

Seli beranjak pergi. Hanya raib dan miss selena yang tidak ikut menitipkan sarapan padanya.

Kenapa ya? Tanya batin seli.

Raib gak nitip sarapan? Kenapa dia? Tanya batin ali.

Bahkan miss selena ikut bertanya di benaknya kenapa muridku tidak seperti biasanya! Ada apa dengan mereka?

Apakah miss selena mendengar obrolanku semalam? Haduh kacau! Hanya raib yang cemas seorang diri. Yang lain di benaknya ada tanda tanya.

Pagi ini berlangsung.

Semua orang memakan sarapannya.

"nak! Raib, gak ikut sarapan?" mamanya bertanya.

"ra, gak lapar! Kok ma."

"oh ya, ma. Papa harus ke kantor 1 jam lagi. Mama gak papa sama raib."

"mama, pulang aja deh. Nak kamu masih mau disini?" tanya mama. Aku menggeleng.

"aku ikut mama, pulang!"

"tumben!!" sergah seli.

"apa sih sel." seru raib.

"bukan karena kepergok ngobrol ya?!"
Lirih seli di telinga raib.
Ia langsung beranjak dan keluar rumah sakit.

"cie, ngambek!!" gumam seli.

..


...

To be continued..




Bonus buat pembaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus buat pembaca.
Selamat membaca :v

RAIB DAN ALI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang