(Hukuman)

6.1K 278 8
                                    

" Aku tidak akan kembali pada hati yang pernah menyuruhku pergi"

-Arkhaalfatih-





"Siapapun tolong!!!! Ara gak kuat hidup kayak gini huaaaaaa capek dehhh"Keluhnya dengan mata tertutup diatas ranjang tanpa mengganti ataupun melepas atribut pramuka di tubuhnya itu.

Dan ini adalah hari Rabu dimana ekscul pramuka menjadi ekscul wajib gak pramuka doang sih semua ekscul mah wajib bagi kelas sepuluh.

"Mana gak jelas lagi cuma tepuk-tepuk tangan aja"lanjutnya masih dengan mata terpenjam.

Sudahlah Teman sekamar Ara sudah terbiasa dengan sikapnya jadi siapa peduli serah deh Dia mau bilang apa.

"Gila kali lo yah ekscul pramuka tu keren tau gak mana kaka ambalan nya kece-kece lagi dengan segala atribut yang menempel" halu Okta membayakan yah siapa lagi kalau bukan Arkha yang menjabat sebagai dewan ambalan.

"Gue tau lo ngomongin siapa pasti kak Arkha kan"sahut sindy yang baru saja selesai mandi.

"Yah iyalah siapa lagi coba yang ganteng dan buat mood naik selain memandang calon imam dari jauh"kekeh Arum.

"Hahahaha calon imam pala lu peang" tawa Ara menggelegar diseluruh kamar. "Lagian yah mendingan angkatan kelas 12 lagi kan ada masa depan Ara".

"Stoopp!!! Jangan bilang kak Rio itu masa depan lo gak banget deh bagai langit dan comberan"

"Ihh gak ada peribahasa yang lebih bagus apa kek langit dan bumi gitu" rajuk Ara dengan muka cemberut.

"Yaelah Ra gak usah ngehalu deh Kak Rio tuh Alim bahkan gak pernah tinggal satu rakaat pun waktu shalat lah elo bangun subuh aja kesiangan"

"Tau nih gak usah berharap deh dia aja gak pernah mau natap perempuan lah apalagi lo yang pecicilan kek gini kaya butiran debu tau"sambung Sindy.

"Eh maka dari itu kami saling melengkapi untuk membangun rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahma"senyum Ara membayangkan kehidupan nya dimasa depan.

" KELAS SEPULUH YANG MUSLIM DAN GAK KEMASJID BERKUMPUL DITENGAH AULA SEKARANG!!!!"

"Mampuss kita sial malam ini" mereka berempat saling tatap menandakan bahaya.

"Kok razia sih malam ini biasanya kan malam besok" gerutu Ara dengan cemas.

"Udah ayo buruan nanti malah nambah kena kita" ajak Arum yang sudah siap memakai jilbab putih. Yah kalau kumpul ditengah aula kelas sepuluh wajib memakai jilbab putih bagi yang berhijab. Kalau Ara sih enggak belom dapat hidayah tuh anak.

"Wahhh banyak sekali yah yang gak salat janjian halangan kalian hah?" Ucap garang kak Sania,dia adalah ketua Asrama putri sekaligus ikut organisasi rohis.

"Coba sekarang pisahin diri mana yang halangan mana yang flek dan mana yang mulai kafir!"

"Kita kemana nih kalau masuk dikelompok halangan bakalan kena periksa dan Nambahin masalah aja" bisik Okta ditengah itu.

"Kita ngaku aja deh kaya nya kali ini kak sania gak percaya lagi dengan muka kita"ucap Ara pasrah dengan keadaan dan siap menerima resiko.

K1N9 NINETEEN  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang