"Hanya sebatas peran pengganti jadi jangan terlalu percaya atau peduli"
•
•
•
•Pagi ini matahari sepertinya belum muncul hem bukan hujan atau pun mendung karena belum waktunya dia muncul, yaps tepat sekali pukul 4 subuh waktu dimana magnet kasur semakin kuat tapi tidak bagi anak-anak SMA Harapan Bangsa karena mereka harus mandi dan segera ke masjid pagi ini apalagi bagi kelas sepuluh.
Okay tebakan kalian benar SMA Harapan bangsa merupakan sekolah asrama negri yang menjunjung tinggi senioritas, anak kelas 12 bagaikan surga, kelas 11 bagaikan Dunia, dan malangnya nasib kelas 10 yang bagai neraka disini.
Seperti Syifa Zahara Ardelli dengan malasnya dia bangun dari tempat tidur nya yang berada di ranjang atas.
"arghhhh sudah adzan lagi kalian gak bangunin ara sih"oceh Ara dengan nyawa setengah
"Loh gila yah Ra untung ranjang loh gak kita bakar udah diteriaki gak bangun- bangun"kesal Okta
"Tau nih kayak mayat hidup aja lo tidur gak ingat dunia" Sahut Arum.
"Udah-udah mending lo buruan mandi deh sebelum kaka kelas udah pada bangun dan motong lo gitu aja nanti kita juga yang ribet dengar lo ngoceh" Lerai Sindy.
Seperti biasa SMA Harapan Bangsa melalukan apel pagi dimana masih sangat pagi yaps pukul 6.30 apel nya sudah dimulai dan ini sangat membosankan kan bagi Ara.
"Pagi yang ceria harus diawali dengan kegiatan seperti ini"
"Heh bagi lo mah semua kegiatan membosankan kali Ra"celetuk Sardikan si ketua kelas super duper ember tapi orangnya seru juga sih.
"Resek loh" jawab nya dengan muka malas berdebat seperti biasanya.
Dilain tempat Arkha and the geng berdiri di barisan paling belakang yang sedikit sejuk karena ada pohon disana, yah Arkha dan dua temanya bukan tipikal badboy yang nakal atau gimana yang bersembunyi di tempat terlarang yang pada akhirnya masih ketahuan juga dan dipampang depan mimbar.
"Duh pak Sandi lama amat sih pidato pakai acara nyeritai hidupnya yang membosankan itu siapa peduli juga" oceh Gavin bak orang gila.
"Heh Vin loh ngomongi bapak nya gatau apa anak nya disamping lo"sahut Riko dengan senyum miring berharap Arkha emosi dan membuang Gavin ke Samudra Atlantis.
"Hehe Arkha" lirik Gavin kesamping kanan
"Paan?"jawab Arkha malas
"Lo gak dengar dan gak masalah kan sama yang gue omongi tadi kan gue bercanda kha"
Arkha cuma menggeleng saja "Fiuuhhh selamat hidup gue"sambil memegang dadanya.
"Gak, paling gue aduin dan lo di DO" lanjut Arkha.
"Buahahahhaha syukurin loooohh" ledek Riko sambil tertawa memegang perutnya.
Akhirnya setelah 15 menit yang terbuang sia-sia apel pagi pun selesai. Dengan ceria Ara berlari ke kelas dan ingin cepat- cepat tidur seperti biasanya.
Sesampainya Ia dikelas dengan wajah bersemangat ia menaruh tas nya diatas meja dan menggunakan limabelas menit literasi sebagai istirahat pagi, yah gitu lah kerjaan Ara kalu gak makan, tidur, bucin, drama atau gak adu mulut sama Sardikan si ketua kelas.
Benar-benar masa putih abu-abu yang kelabu wkwk.
——————————————————————————
Kalau rada absrud maaf yah wkwkwk soalnya Mimin juga baru belajar nulis kok. Tapi jangan lupa like dan komen yah teman-teman sahabat tercintaa wkwkwk sory alay
KAMU SEDANG MEMBACA
K1N9 NINETEEN [SELESAI]
Novela Juvenil"Lo harus jadi pacar pura-pura gue selama 1 bulan.."ucapnya Datar "Hah pacar? Kegiatan apa itu?:v..."Jawab gadis itu lugu. Akan kah ini awal dari cerita cinta nya. Apakah Tuhan telah mendengar satu doanya untuk mengirim malaikat yang membawa kebah...