"Lo emang aneh makanya jadi langkah dan jarang di temuin terus bikin kangen lagi"
"Na lo beneran punya penyakit kanker otak?"tanya Arkha perlahan.
Sekarang mereka sedang ada didalam sebuah mobil dan berencana akan jalan-jalan hari ini.
Yang ditanya menoleh ke bangku pengemudi "kamu gak percaya sama aku Raka?"
"Bukan gitu tapi yang gue lihat lo kaya nya sehat-sehat aja"
Naya menggeleng "gue selalu berusaha kuat demi kamu Raka"
Arkha hanya menoleh sekilas kemudian tersenyum simpul tak mau memperpanjang masalah. Ia kembali fokus ke jalam raya yang amat ramai karena memang ini hari libur yaitu hari sabtu.
Tak sengaja Arkha menoleh ke gerobak siomay kang Asep dan memarkirkan mobilnya disana.
Naya menautkan Alis nya "loh loh kok kita berhenti disini bukan nya mau ke mall?" Tanya nya heran.
"Kita makan aja dulu siomay kang asep enak kok" ucap Arkha sambil melepas selbeat nya hendak turun.
Naya menggeleng "gak gak apa-apan kok makan di pinggir jalan sih itu kan gak sehat Raka"
Arkha memicingkan matanya tak suka "gue sering kok makan disini dan baik-baik aja"ucap Arkha tak suka.
"Pokoknya gue gak mau"ucap nya sambil menyilangkan tangan di dada.
Arkha mengangkat bahu acuh "yaudah terserah gue laper"lalu turun begitu saja meninggalkan Naya.
Naya membulatkan matanya sejak kapan Raka berani meninggalkan nya begini. Biasanya juga selalu nurut dengan apa yang di ucapkan nya.
Naya kesal dan turun dari mobil menyusul Arkha yang sudah duduk manis. Daripada dia mati kepanasan dalam mobil mending ikut aja.
"Kang siomay nya dua gak pedes"
Sontak kang asep menoleh dan tersenyum sumringah "aduh-aduh den Arkha udah lama gak makan disini biasanya kan tiap sore sama neng gelis"
Naya menaikan satu Alis nya 'neng gelis' siapa? Oh apakah cewek sok polos itu. Menyebalkan.
Arkha hanya membalas dengan senyuman. Selang lima belas menit pesanan Arkha datang dan kang asep menyuguhinya di atas meja.
"Ini teh siapa den?"
"Kok bapak kepo sih udah deh sana-sana"ucap Naya ketus. Kang Asep hanya membalas dengan senyuman kemudian kembali lagi ke gerobak nya.
"Gue gak suka cewek kasar"
Naya menoleh dan mendapati wajah tak suka dari Arkha "udah stop kok kamu berubah sih Raka? Pertama kamu mau makan di tempat jorok kaya gini kedua kamu belain tukang siomay itu terus ketiga kamu bilang aku kasar" ucapnya lalu membanting sendok dan berlari keluar tenda.
Sontak semua pelanggan menoleh ke arah mereka. Arkha yang tidak enak jadi pusat perhatian pun menyusul Naya ke mobil.
"Kang ini uang nya" ucap Arkha meninggalkan uang berwarna biru di atas meja dan hendak berlari.
"Neng Ara cantik luar dalem yah kang asep rindu titip salam yah den"ucap Kang Asep. Arkha hanya tersenyum dan mengangguk lalu segera pergi dan masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil Naya nampak cemberut dan memalingkan wajah nya dari Arkha. Arkha hanya menghembuskan nafas gusar dan mengacak rambutnya saja.
Naya sangat berbeda dari Ara. Ara sangat apa adanya dan tidak milih-milih dalam hal apapun dan Ara juga sangat menghargai sekecil apapun suatu hal itu. Dia juga tidak pernah marah atau pun tersinggung dengan sikap dan perkataan Arkha.
Yang ada hanya senyum ceria dan cerita yang penuh dengan hal tidak penting. Walau Arkha kadang tidak pernah meperdulikan nya dia tetap selalu setia. Sungguh Arkha sangat merindukan gadis itu.
Gadis pencinta es krim dan penyuka langit. Gadis polos dan lugu itu. Wajah imut pipi cuby gigi gingsul dan senyum manis.
"Nay maafin gue"ucap Arkha melembut. Sungguh hanya kepada Naya dia bisa meminta maaf. Lalu memeluk gadis itu.
"Tapi janji yah jangan ulangi lagi"
Arkha hanya mengangguk dan mengusap puncak kepala gadis ini. Walau begitu Ia tak senyaman Ara. Arkha selalu memeluk Ara dikala gadis itu sedang butuh. Bukan sedang memikirkan ego nya seperti ini. Tapi lebih baik Arkha mengalah demi sahabat kecil nya ini.
Setelah Naya sudah tidak marah lagi mereka pun ke mall. Naya sibuk berbelanja membeli pakaian tas alat make up skin care dan tentu saja Arkha yang membayarkan. Kini tangan Arkha sudah penuh dengan paper bag belanjaan Naya.
Arkha melirik ke time zone di seberang sana. Dimana dia pernah menghabiskan Waktu bersama gadis itu.
"Na kesana yuk"ajak Arkha sambil menunjuk timezone yang ada di seberang sana.
Naya hanya tertawa "lo ingat umur dong Raka kita ini udah gede masa main kesana mending ke toko sepatu aja gue pengen beli sepatu nih"ucapnya lalu pergi.
Sungguh Arkha masih ingat betul bagaimana ceria nya tawa yang terukir dibibir Ara saat bermain di timezone. Dia memang seperti anak kecil tapi Arkha suka daripada naya yang hanya sibuk berbelanja.
Setelah selesai dan merasa lelah mereka pun memutuskan pulang. "Makasih yah Raka udah temenin gue seharian ini" ucapnya sambil merangkul tangan Arkha.
Arkha hanya tersenyum "Raka gue ke toilet bentar yah kamu tunggu sini" Arkha hanya mengangguk dan duduk di kursi yang disediakan di mall itu.
Tak sengaja matanya menangkap sebuah toko boneka dan melihat sebuah boneka teddy bear yang berukuran jumbo.
"Kak boss beliin Ara boneka ini dong" rengek nya pada Arkha.
"Gak" balas Arkha dingin.
"Yah kak ini kan bisa jadi temen Teddy bear dirumah biar dia gak kesepian" lanjutnya sambil memasang muka sedih.
Yang diajak bicara hanya melihat sekilas lalu mengalihkan pandangan nya.
"Kak bos beliin yah Ara lagi gak Ada uang nanti Ara ganti kok sebagai pacar yang.."
"Gue bukan pacar lo" ucapnya dingin lalu pergi meninggalkan Ara sendirian.
Ia ingat betul waktu itu betapa ingin nya gadis itu pada boneka ini. Arkha memegang boneka itu sangat lucu sih dengan muka yang tersenyum sama persis seperti senyum ceria gadis itu.
'Hem nanti gue bakal kasih ini ke lo tapi kalo gak lupa eh apaansih kok gue malah mikirin dia sih ahhhh bodo'
Lalu ada yang memegang bahu Arkha sontak ia menoleh "Raka kamu kok pegang boneka kaya gitu sih ohh atau jangan-jangan buat aku yah?"dan ternyata itu Naya.
Arkha menaruh kembali boneka itu "gak kok lucu aja udah yuk pulang" ucap Arkha pergi gitu aja.
'Aneh' batin naya. Dia hanya mengangkat bahunya acuh kemudian keluar menyusul Arkha.
__________________________________________________________________
Hay gaesekkk sory yh update nya agak jarang-jarang sekrang soalnya ada kendala juga
Tapi kalo kalian komen terus Author bakalan semangat juga
Tetap vote yah!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
K1N9 NINETEEN [SELESAI]
Fiksi Remaja"Lo harus jadi pacar pura-pura gue selama 1 bulan.."ucapnya Datar "Hah pacar? Kegiatan apa itu?:v..."Jawab gadis itu lugu. Akan kah ini awal dari cerita cinta nya. Apakah Tuhan telah mendengar satu doanya untuk mengirim malaikat yang membawa kebah...