Tak terduga

3.6K 156 2
                                    

"Bahagia itu sederhana dengan orang yang sederhana"






Matahari masuk ke sela-sela jendela kamar membuat seorang gadis menggeliat di tempat tidurnya.

Ara bangkit dan membuka jendela kamar dan berdiri di balkon rumahnya menghirup udara pagi yang segar.

Setelah merasa gerah ia pun mandi dan mengganti pakaian nya lalu turun ke ruang makan.

"Bunda mana bi?"

"Bunda udah pergi dari pagi non"

Ara hanya mengangguk dan menyuap roti kedalam mulutnya.

"Bi Wati mau kemana?"

"Bibi mau kepasar non beli Persedian makanan udah mulai habis"

Ara nampak berpikir sejenak "Ara ikut dong Bi bosen di rumah"

"Emang non Ara mau kepasar becek lo"

Ara bangkit "alah santai aja lah bi"

Bi Wati hanya terkekeh mendengarnya dan mereka pun keluar rumah untuk pergi kepasar.

Dipasar Bi Wati nampak lincah kesana-kemari membeli bahan makanan sedangkan Ara hanya mengikuti saja.

Ada satu tokoh yang menarik perhatian nya yaitu tokoh aksesoris yang imut-imut.

"Bi Ara kesana bentar yah nanti kita ketemuan di depan"

"Non hati-hati yah"

Ara mengangguk dan segera menghampiri tokoh itu
Ia melihat banyak sekali bando-bando dan aksesoris lainnya yang sangat lucu.

Dan ada satu kalung lucu dengan tali hitam mempunyai mainan beruang es dan satu lagi bentuk es krim. Ara langsung mengambil dan membelinya entah untuk apa.

Tak kalah dengan barang-barang mall dong walau pun di pasar juga bagus.

Matanya berbinar saat melihat flower corn yang cantik sekali dengan bunga matahari yang mengelilinginya.

Setelah beberapa menit tangan Ara sudah penuh dengan Flower corn, bando, gelang dan sejenis bandana bando masker. Rasa sudah cukup ia pun membayarnya dengan total 50.000 lalu segera keluar dan berjalan ke depan.

Sesampainya di depan pasar ia belum melihat Bi Wati mungkin masih berbelanja Ara lalu duduk di bangku bawah pohon yang ada disana.

Ia sangat bosan menunggu ditambah dirinya lupa membawa ponsel. Ia hanya memandangi jalan raya yang amat ramai.

Matanya membulat melihat siapa yang lewat "bukanya itu kak Arkha dan Reva???"

"Mereka boncengan?"

"Dan yang dipegang Reva itu bukanya boneka Teddy bear waktu itu?"

Ara terus mengoceh sambil menunjuk Arkha yang berboncengan dengan Reva menggunakan Motor. Tapi bagaimana bisa mereka sudah jalan-jalan sepagi ini.

Rasanya dada Ara begitu sesak melihat nya tapi tidak mungkin dia menangis di depan umum seperti ini.

"Non kenapa?"

K1N9 NINETEEN  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang