Siapa Dia?

3.5K 158 8
                                    

"Tetaplah mencintai walau dunia bersikap sebaliknya"
•••••••





Pukul 19.00 WIB
Hari yang panjang dan melelahkan bagi kedua insan ini tapi senyuman tak memudar dari bibir kecil seorang gadis.

Menurutnya hari ini sangat menyenangkan. Sudah lama dia tidak bisa tertawa selepas itu, apalagi bersama orang yang tak pernah dibayangkan nya.

Yaitu Arkhan Akbar Alfatih. Ara memandangi wajah Pria disamping nya yang sibuk memperhatikan jalanan. Tenang dan datar.

Ketika menghadap ke arah jalanan Ara sadar ini bukan Jalan menuju Rumahnya ataupun ke rumah neneknya.

"Kak bos kita mau kemana ini kan bukan jalan menuju Rumah Ara? Ohhh kak bos mau culik Ara terus dijual yah kaya di tv-tv itu"tanya Ara dengan bola mata yang seperti ingin keluar.

Arkha memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa Ia mempunyai niat untuk menculik gadis disampingnya ini. Apalagi ingin menjual nya siapa coba yang minat membeli gadis pecicilan dan banyak makan.

Yang ada orang yang membeli nya merasa diculik oleh Ara karena gadis ini sangat menyusahkan dalam hal apapun.

"Lo laper kan?" Tanya Nya.

Ara mengangguk semangat mendengar kata makanan. Itu adalah nikmat dunia yang sangat bisa memuaskan hati jiwa raga dan paling utama perut.

"Yaudah diem"

Tak lama kemudian mereka berada didepan gerbang rumah mewah bahkan lebih mewah dan besar dari rumah Ara.

Begitu Arkha sampai pun langsung ada seorang yang membuka kan gerbang dan tersenyum pada Arkha sepertinya sih satpam pribadi.

Lagi dan lagi Arkha turun tanpa memperdulikan Ara yang melongo dari dalam mobil dan menyumpah serapahi Arkha.

"Ganteng kok tapi parah gak punya hati nurani banget"gerutunya.

Ara pun membuka pintu dan turun membuntuti Pria itu masuk kedalam rumahnya. Sampai dipintu pun ada seorang pelayan yang membukakan pintu.

"Malam den, nyonya sudah menunggu di meja makan"sapanya Ramah.

Yang disapa hanya tersenyum datar kemudian dia nyelonong masuk. Ara??? Dia seperti tidak dianggap dan hanya bisa membuntuti saja tanpa banyak bicara.

Karena walau mengajak Arkha bicara pun itu hanya buang tenaga saja. Karena pasti Ara di kacangi lagi dan lagi.

"Arkha udah pulang mari kita makan bersama" ucap wanita paruh baya itu hangat dan lembut.

Ara hanya diam mematung saja diujung sana. Lusia yang menyadari keberadaan Ara pun menaikan sebelah Alisnya sambil memandangi wajah Arkha.

Dia ingin meminta penjelasan pasalnya Arkha tak pernah membawa wanita kerumah nya. Aulia yang waktu itu notebat nya sebagai pacar Arkha pun belum pernah diajak Kerumah.

"Ohh kamu pasti Ara yah" ujar Lusia manis lalu menghampiri Ara diujung sana.

Ara tersenyum dan menyalami Lusia.

K1N9 NINETEEN  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang