INTRODUCTION

17.8K 691 11
                                    

Welcome for new Readers!

Nazra, wanita berumur 25 tahun itu terlihat sibuk mengetik sesuatu di keyboard komputernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nazra, wanita berumur 25 tahun itu terlihat sibuk mengetik sesuatu di keyboard komputernya. Ia bekerja sebagai karyawan yang bergerak di bidang jasa. Ia terlihat sedikit kelelahan, pasalnya di malam hari kadang ia juga bekerja sebagai pelayan rumah makan didekat rumahnya. Semua itu ia lakukan demi anak semata wayangnya. Javin. Anaknya sekarang sudah berumur 5 tahun, minggu lalu ia baru saja merayakan ulang tahun anaknya.

Jika ia ditanya dimana suaminya, ia akan bilang "Ia sudah mati". Dendam yang ia miliki tidak main-main. Sudah cukup lelaki itu meruntuhkan dunianya hingga hancur berkeping-keping hingga tak bersisa. Nazra mencoba memungut kepingan itu satu per satu saat ini, mengatakan bahwa ia akan lebih baik tanpa lelaki itu. Ia kuat dari yang ia bayangkan. Dan persetan untuk mantan suaminya yang tega meninggalkannya ketika ia masih mengandung hanya demi perempuan jalang, yang tidak lain adalah temannya sendiri, bahkan mantan suaminya itu mengatakan bahwa anak yang ia kandung bukanlah darah dagingnya. Hati perempuan mana yang tidak sakit? Ia tidak cukup gila itu tidak mengakui bahwa itu tidak sakit.

"Waktu kerja udah selesai nih" ujar temannya yang duduk disebelah mejanya. Ia wanita yang fresh graduate, sangat beruntung ia sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan sebesar ini.

"Hm" Nazra hanya berdeham sebagai jawaban iya.

"Ayo kita pergi kak" sahutnya lagi, Nazra lalu men shut-downkan komputernya.

Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar gedung. Bukan adegan di sebuah film dimana ia akan bertabrakan dengan seseorang dari masa lalunya, tetapi ia berpapasan. Ia berpapasan dengan wanita perebut mantan suaminya dulu. Hatinya kembali berdenyut, luka itu masih disana. Masih basah dan terbuka, ia ingat betul saat ia berlutut meminta temannya untuk menyerahkan suaminya pada dirinya, tetapi apa yang ia dapat? Temannya bahkan menendang dirinya hingga ia terjatuh.

"Nazra?" tegur perempuan itu, ia bahkan tidak sudi untuk menyebut namanya.

Nazra berhenti, kemudian ia bertanya "Maaf, apa aku mengenalmu?"

"Aku Azel, teman lamamu" cih, perempuan tidak berhati! Tidak sudi Nazra akan meladeni dirinya.

"Salah orang" jawabnya ketus

"Ayo Rin, kita pergi" Nazra menarik tangan Rina dengan cepat. Perempuan tadi merusak moodnya. Jika tidak ada hokum mungkin benar ia akan membunuh perempuan ini dan mantan suaminya.

"Nazra tunggu!" brengsek! Kenapa ia memanggil namanya! Ia sudah selesai dengan semuanya!

Azel berlari kecil menghampiri Nazra yang terhenti, ia bukan berhenti karena dipanggil ia berhenti karena ingin sekali menjambak rambut perempuan tersebut.

"Apa?"

Azel menelan ludahnya yang terasa tercekat ditenggorokan.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya seperti teman lama yang lama tak berjumpa, Nazra terdiam. Meneliti wajah perempuan didepannya dengan intents. Dulu ia menangis dihadapan perempuan ini, memohon agar mengakhiri semuanya. Tetapi apa yang ia dapat? Penolakan.

Nazra tak bergeming, Rina yang berada di tengah-tengah mereka dapat merasakan bahwa aura yang keluarkan senior tempat kerjanya tidaklah bagus. Seumur-umur ia tidak pernah melihat Kak Nazranya seperti ini.

Azel yang tidak mendapatkan jawaban apapun mencoba memegang bahu Nazra, ia merasa bersalah. Kejadian beberapa tahun lalu benar-benar menghantuinya bahkan ia pernah menangis nyaris setiap malam karena perasaan bersalah ini. Tetapi apa yang bisa ia lakukan? Hanya penyesalan yang telah mendarah daging.

"Lancang!" pekik Nazra cepat saat Azel berhasil menyentuh tubuhnya.

"Dulu aku memegang kakimu! Kakimu! Memohon agar kau setidaknya mengkasihaniku yang sedang hamil! Dan kau menendangku!"

Azel terkejut, Nazra yang ia kenal bukanlah orang pemarah. Ia orang penyabar yang pernah ia ketahui, ia selalu ceria, bahkan bisa dihitung berapa banyak ia menangis dalam hidupnya, tetapi sepertinya itu telah berubah.

"Ak..aku meminta maaf"

"Terlambat!" sahut Nazra cepat. Kemarahannya seperti telah berada di ubun-ubun. Ia mengepalkan kedua tangannya.

"Ku mohon"

"Pergi dari hadapanku, sebelum aku menamparmu!"

"Nazra, Arion mencarimu!"

Nama itu, nama lelaki pengecut yang menceraikan dirinya. Yang mengatakan bahwa anak yang ia kandung bukan anaknya. Hatinya kembali bergemuruh sakit, sakit sekali. Ia dengan tulus mencintai lelaki itu, dengan setia, dengan baik ia rawat. Balasan yang ia terima bukan main-main, sebuah penghianatan.

"Persetan dengan kalian berdua!" desisinya tajam.

"Sampai matipun aku tidak akan melupakan apa yang kalian lakukan padaku!" tambahnya lagi lalu berlangsung pergi. Rina yang mematung langsung mengikuti kak Nazranya dengan berlari kecil.

"Maafkan aku Naz, maaf" lirih Azel dengan sendu. Ia tidak menyangkan akan bertemu dengan Nazra di kantor salah satu teman kerjanya. Ia kesini untuk bertemu dengan temannya, siapa sangka ia bertemu dengan wanita yang dicari 2 tahun belakangan ini.

HEY JIKA KALIAN SUKA DAN VIEWERSNYA BANYAK INI BAKAL DILANJUT. TRIMS.

 TRIMS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Ex Husband [Complete ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang