Guys, jangan lupa vote komen ya.
"Ma, Javin mau roti bakar coklat" pinta Javin pada ibunya yang sedang berkutat membuatkan anaknya susu coklat. Javin suka sekali makanan atau minuman yang mempunyai rasa coklat, sejak berumur 3 tahun Javin sudah senang sekali dengan coklat.
Nazra hanya menuruti asalkan itu baik untuk perkembangan anaknya.
Setelah selesai membuatkan susu didalam gelas, Nazra meletakan gelas yang berisikan susu coklat itu dihadapan Javin. Lalu ia segera memanggang roti."Makasih Ma"
"Hmm, hari ini Javin ke Day Care ya. Cuma sampai jam 12. Karena Bunda Ria sedang ada urusan" Bunda Ria adalah baby sitter Javin sejak ia bayi. Javin sudah menganggapnya sebagain ibu kedua karena Bunda Ria begitu baik padanya, ditambah ia muda 2 tahun dari ibu kandungnya, Nazra.
Ada rasa terselip sedih saat ia tahu bundanya tidak bisa menjaganya seperti biasa. Javin sudah terbiasa bermanja-manja dengan bundanya, di Day Care ia tidak terlalu senang, walau di sana banyak teman dan mainan.
"Bunda Ria memangnya kemana ma?"
Nazra, "Ada urusan sayang, besok ia akan kembali"
"Nah, ini roti bakarnya" tambah Nazra lalu meletakan roti tersebut di depan anaknya. Ia tak menyangka anaknya sudah sebesar ini. Rasanya kemarin ia baru saja mengelus-ngelus perutnya yang besar, sambil bertanya-tanya bagaimana rupa wajah anaknya?
Mirip dengan ayahnya.
Tak bisa di elakkan bahwa setiap kali ia menatap Javin, wajah Arion kecil yang ia lihat.
Mulai dari mata, bentuk alis, bibir serta hidungnya.
Si brengsek Arion yang mempaten semua fisik Javin."Tapi ma, di Day Care ga seru deh" Javin bercerita seraya menggembungkan pipi tembemnya. Nazra terkekeh, aduh anaknya ini kalau merajuk mengapa selucu ini?
"Kenapa? Disanakan banyak teman" Nazra kemudian duduk berhadapan dengan Javin, ia senang sekali jika anaknya mulai bercerita kepadanya. Ia memang sibuk mencari uang demi kehidupan mereka, kadang ia sedih yang melihat perkembangan anaknya adalah Ria, ia hanya akan ada dirumah pada waktu mendekati jam 3 sore. Jadi disaat inilah waktu yang tepat untuk menunjukan bahwa ia juga memberikan kasih sayang dan perhatian pada anaknya.
"Walau begitu mereka ada yang suka marah-marah kalau mainannya di ambil, terus ada yang nangis" berapa sih umur Javin? Ia berbicara layaknya anak yang berumur 10 tahun?
Nazra mengelus rambut tebal hitam anaknya. Wangi sampo langsung menyeruak keluar."Oh yeah?"
"Ga perlu ke sana ya ma, Ke tempat grandma aja" maksud Javin disini adalah ibunya Arion. Nazra berfikir sebentar, apa ia tidak merepotkan mantan ibu mertuanya? Karena setahu Nazra jadwal pagi Ibu mertuanya adalah di Butik. Javin akan merepotkan wanita paruh baya tersebut.
"Grandma kan kerja sayang" Nazra menjawab. Javin semakin kesal. Intinya ia tidak mau ke Day Care!
"Di telfon dulu Ma" entah darah siapa yang Javin ambil untuk selalu memiliki negosiasi. Nazra menghembuskan nafasnya lalu ia mengambil ponsel untuk menelfon mantan ibu mertuanya.
---------
"GRANDMAAAAAA" lengkingan suara Javin membahana disetiap sudut butik milik neneknya. Yang dipanggil langsung berlari kecil menghampiri cucu satu-satunya.
Nazra tampak memegang tas kecil hanya tersenyum.Jika ia tak berpisah dengan Arion, mungkin Javin memiliki keluarga yang utuh. Ada ayahnya di samping, kakek nenek yang sayang padanya, lalu ia tidak perlu capek-capek merangkup menjadi ayah dan ibu untuk anaknya.
Ia selama ini mencoba menjadi ayah serta ibu bagi anaknya. Kadang ia juga lelah, tetapi ketika ia melihat wajah anaknya yang sedang tertidur seperti malaikat, ia merasa berdosa jika mengeluh, setidaknya ia memiliki Javin, anaknya, darahnya, buah hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband [Complete ✔]
Teen FictionApril 2020-Juli 2020 COMPLETE Initinya ini menceritakan sebuah obsesi. Bukan dari mantan suami, bukan pula dari sang istri. Ada seorang wanita yang terobsesi pada 1 laki-laki. Ia rela menghancurkan pernikahan sahabatnya sendiri. Bertahun-tahun laman...