Mereka berjalan beriringan menuju mobil, langkah yang pasti tanpa ada keraguan sama dengan perasaan yang Arion miliki. Ia masih sangat sangat teramat mencintai Nazra. Apapun yang datang pada wanitia itu ia harus tahu, apalagi semenjak wanita itu melahirkan putranya. Arion semakin menggila.
Nazra berjalan disampingnya, wajah datar wanita itu bahkan menghantui retinanya, seolah-olah akan ada selalu bayangan Nazra dimanapun ia berada, memberi kode bahwa ia hanya boleh mencintai satu wanita, astaga apa yang sudah Nazra perbuat padanya?
Dipeletkah?
Ah tidak, emang pada dasarnya ia dihidup didunia adalah untuk menjadi pasangan wanita itu, lalu kenapa masih bertanya?
Lama Arion mencerna pikiran absurdnya ia merasakan kosong pada perutnya, ia lapar. Bahkan pria itu melewatkan makan siangnya."Ayo makan" ajaknya.
Nazra menoleh sambil menganggukkan kepalanya memberi artian ia setuju, lalu ia melirik Javin yang berjalan ditengah-tengah mereka. Bocah itu sedari tadi sibuk dengan permen kapasnya.
"Javin, mau makan apa?" Nazra bertanya, objek yang ditanya berdehem, membenarkan rasa manis di tenggorokannya, ia butuh air. Arion yang akan selalu bucin pada anaknya dengan sigap menyodorkan air mineral botol.
Setelah ia minum beberapa tegukan, Javin mendongak pada mamanya.
"Makan daging bakar..."
Arion tersenyum, "Steak sayang?"
Javin menggeleng, "Bukan pa"
Arion kembali menerka, "Ngegrill maksud kamu? Ayo kalo gitu"
Javin menggeleng lagi, padahal ia tak tahu makanan apa yang sudah disebutkan papanya itu, bahasanya aneh pikir Javin.
"Apa ma namanya?"
Nazra terkekeh lalu memandang Arion, "Ia ingin makan sate"
"Sate?" Beo sang direktur.
"Iya pa! Enak! Ayo makan itu"
Sudah berapa lama Arion tidak makan sate ya? Bukannya ia sombong tapi siklus makan beratnya hanya di kantin kantor, lalu kerumah. Untuk makan keluar saja jika sudah bertemu dengan korelasi. Jadilah ia tak ada waktu untuk sekedar memikirkan makanan, yang jelas jika itu sehat kenapa tidak? Yang pada sejatinya Arion bukan tipe pemilih makanan.
"Itu makanan kesukaan Javin?" Tanya Arion setelah mereka sampai di depan pintu mobil penumpang.
Putranya mengangguk, terpancar rasa senang lewat matanya, Javin benar-benar suka brownis tetapi ia lebih gila lagi kalau sama sate, entah apa alasannya.
"OK, kita akan mencari sate sayang. Ayo masuk dulu" cerca Arion lalu membukakan pintu untuk Nazra, lalu di ikuti putranya dan terakhir adalah dia.
Sepanjang perjalanan tak ada obrolan, hingga Nazra teringat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband [Complete ✔]
Teen FictionApril 2020-Juli 2020 COMPLETE Initinya ini menceritakan sebuah obsesi. Bukan dari mantan suami, bukan pula dari sang istri. Ada seorang wanita yang terobsesi pada 1 laki-laki. Ia rela menghancurkan pernikahan sahabatnya sendiri. Bertahun-tahun laman...