Bab 6Arion terus menatap mereka bertiga, pupil mata lelaki tersebut bahkan tak bergeraj seinci pun. Dapat ia lihat Nazra dengan balutan dress panjang berwarna merah jambu sedang mencoba meladeni dengan malas pria yang bernama Rizt itu padanya. Sedangkan Rizt menatap Nazra dengan tatapan mendamba. Arion tahu itu!
Arion tahu tatapan tertarik dari pria, karena ia juga seorang pria. Tak dapat ia pungkiri memang Nazra dan segala tarik pikatnya.
Wanita itu walau sudah memiliki anak Satu, ia tetap pada kharismanya, cantik dan elegan. Arion tergila-gila karena itu! Ia rindu. Sangat amat terindu.Ia akan mencari cara apapun agar Nazra kembali padanya, lalu ia memiliki keluarga yang utuh. Atau bahkan ia akan menambah personil keluarganya lagi bersama Nazra.
Arion tersenyum licik, jika saat ini ia tidak bisa mendapatkan Nazra, maka orang lain juga akan ia cegah!Yash tersenyum terpaksa saat Rizt terang-terangan menggoda sepupunya ini. Yash kenal Rizt saat mereka berdua pernah menjabat BEM Kampus. Rizt ini orangnya baik, ia tidak pernah macam-macam saat kuliah dulu, hanya pergi ke clubbing beberapa kali. Tetapi satu yang tidak disukai Yash dari Rizt, Rizt adalah pemain wanita.
Ia akan dengan mudah tertarik pada satu wanita, dan ketika ia sudah bosan, akan ia tinggalkan.
Yash tidak mau itu terjadi pada Nazra. Cukup Arion yang mencampakkan Nazra, ia tak ingin lagi ada lelaki baru yang mencoba melakukan hal keji tersebut."Ngomong-ngomong saat ini kau kerja dimana Yash?" Itu suara Rizt, pria bermata coklat gelap itu bertanya pada Yash.
"Aku belum bekerja saat ini, aku melanjutkan studiku"
Nazra mencibir lalu ia berkata "Memang tidak bekerja karena dia Bosnya!"
Rizt tampak tertarik, ia mencondongkan badannya ke arah Yash.
"Bos apa Yash?"
Yash mengehela nafas, ingin rasanya ia menutupi mulut ember Nazra dengan gelas seloki ini. Dasar wanita. Yash memang punya beberapa bisnis kecil. Ia memiliki 5 distro, 3 rumah makan, serta kost-kostan yang memiliki 30 kamar. Cukup terbilang berada memang. Tetapi Yash tidak suka mengumbar-ngumbar hal tersebut, ia hanya beruntung.
"Beberapa investasi kecil seperti rumah makan" jawabnya seadanya. Nazra tertawa pelan, wanita itu tahu Yash benci jika dirinya dipamerkan. Aneh, padahal kalau wanita-wanita luar sana tahu Yash berduit, mereka akan berlari menghampiri Yash.
"Wah, hebat dong. Lanjut s2 ya?" Rizt bertanya kembali. Yash memutar bola matanya kesal. Kenapa jadi dia yang kepo sih? Batin Yash.
"Iya"
"Kalau kai Naz?" Kali ini pertanyaan terlontar ke Nazra, Nazra yang sedari tadi tertawa pelan menjadi bungkam.
"Oh aku hanya karyawan biasa di perusahan jasa"
"Oh benarkah?"
Nazra hanya menganggukkan kepalanya pertanda iya.
"Dan kau?" Sekarang Yash yang menjadi ingin tahu, tidak adil jika Rizt tahu pekerjaan mereka berdua tetapi mereka berdua tidak tahu pekerjaan Rizt.
"Aku bekerja sebagai manager" waw, tampilan Rizt memang dapat di percaya bahwa ia bekerja sebagai manager. Lihatlah pakaiannya malam ini, pasti mahal. Ditambah jam tangannya yang mengkilat.
"Ohooo, dimana?" Kali ini Yash sepertinya benar-benar kepo. Ia mengutuk Rizt karena keingintahuannya, dan sekarang berbalik padanya. Karma secepat itu tuan.
"Pt. Cornando Group"
Perusahan Arion.
Yash dan Nazra terdiam. Mereka berdua saling melempar tatapan terkejut. Dunia sesempit ini?
"Berarti Bos mu Arion?" Cukup, Yash sepertinya akan ingin tahu segalanya malam ini. Ini seperti kebetulan. Atau jangan-jangan takdir mengejek sepupunya?
Rizt menautkan dahinya bingung, Yash kenal dengan Bosnya yang dingin itu? Yang kerjanya marah-marah dan suka memecat pegawainya?
"Kau kenal Arion?" Tak sopan memang ketika Rizt memanggil bosnya menggunakan Nama, ia hanya akan memanggil bosnya dengan embel-embel pak saat bekerja, karena umur mereka sebaya.
"Ya.. Teman lama" jawab Yash.
Yash menatap Nazra, bodohlah dirinya jika ia mengatakan bawah Arion mantan suami Nazra. Akan gosip yang panas nantinya, apalagi Rizt bukan teman dekat mereka."Oh begitu, ku dengar ia bercerai dengan istrinya" dasar lelaki penggosip. Nazra menyipitkan matanya. Bagaimana Rizt tahu?
Yash, "Oh yah?"
"Hmm, entah kenapa mereka bercerai. Padahal mereka terlihat akur"
"Kau tidak tahu jalan rumah tangga seseorang" balas Nazra.
Rizt, "Ya kau benar, tetapi semenjak perceraian itu, Arion jarang ke kantor"
"Hey kau manager atau tukang gosip sih?" Tanya Yash. Masalahnya yang sedang mereka bicarakan sedang berada di belakang Rizt dengan jarak 8 meter. Arion disana. Berdiri menghadap ke pengantin. Yash yakin Arion tak mendengar percakapan mereka, tetapi ia yakin Arion telah melihat mereka bertiga yang mana posisi mereka sangat mudah dilihat dari pintu masuk gedung.
"Hahahaha maaf" kekehan Rizt.
Yash mencondongkan badannya ke arah Narza, Nazra tidak tahu kalau disini ada Arion. Kalaupun ia tahu, ia akan cepat-cepat memberi tahu Yash dan mereka langsung pulang.
"Lihat arah jam 12"
Nazra membeku. Pandangan mata mereka bertemu. Arion.
Arion mengangkat gelasnya lalu cheers kearah Nazra.
Psikopat!
----------
"Kau baik-baik saja?" Yash bertanya, saat ini mereka sedang berada didepan pintu rumah Nazra. Setelah adegan saling tatapan antara api dan air, Nazra langsung meminta pulang. Hatinya masih tidak bisa di ajak bekerja sama dengan Arion.
Tusukan khianat yang Arion berikan masih terasa jelas di tempatnya. Nazra bukan sekali duakali mencoba mengikhlaskan kejadian tersebut. Ia mencoba beberapa kali tetapi hasilnya masih saja. Ia tak bisa memaafkan pria itu. Pria yang menitipkan benih padanya. Javin.
"Ya, hanya saja melihat Arion membuatku pusing"
Yash menghela nafas pelan, "Sudahlah, lebih baik kau istirahat. Ini sudah malam. Dan besok kau harus bekerja"
Nazra menatapnya dengan senyum, kalau Yash bukanlah sepupu dekatnya mungkin ia sudah jatuh hati pada Yash.
Pria yang tidak suka pamer harta, pria sederhana, pencinta keluarga dan binatang, serta yang jelas Yash adalah pria yang bertanggungjawab.Tetapi sayang Nazra tidak sedikitpun memiliki rasa lebih dari seorang keluarga pada Yash, begitu pula Yash.
"Terimakasih"
"Sama-sama, dan satu lagi jangan kau fikirkan Rizt. Ia memang suka menggombal pada wanita"
Nazra tersenyum mengejek, "kau pikir aku murahan?"
"Hahahaha tentu tidak. Yasudah aku pulang. Kirim salam pada keponakanku yang tampan itu"
"Iya"
Guys, jangan lupa vote komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband [Complete ✔]
Teen FictionApril 2020-Juli 2020 COMPLETE Initinya ini menceritakan sebuah obsesi. Bukan dari mantan suami, bukan pula dari sang istri. Ada seorang wanita yang terobsesi pada 1 laki-laki. Ia rela menghancurkan pernikahan sahabatnya sendiri. Bertahun-tahun laman...