Bab 16 Merebut Hakmu!

7.3K 462 5
                                    

Selamat soreeeeeee

Sambil menunggu berbuka, aku update lageeeeee 😂

Click bintang dulu ya sebagai respect ke penulis 😂 biar aku semangat gitu loh

Cekidoooooooots





Keesokan harinya, sesuai janjinya pada Hilda, Arion kembali fokus pada pekerjaannya yang sudah ia terlantarkan selama 2 hari.
Di atas mejanya terdapat tumpukan laporan pertanggung jawaban di setiap divisi. Belum lagi pengajuan proposal dan program baru.
Kepalanya mau pecah, Arion harus membaca setiap rangakaian tinta hitam itu.
Tetapi berkas-berkas itu belum ia sentuh dari pagi, dan sekarang sudah jam 11 siang.

Arion memegang sebuah surat yang ia temukan saat menemukan Javin kemarin.


Flashback on

"Javin!" Suara Arion menggelegar di dalam kamar berpetak itu. Ia masuk dengan cepat, bahkan menerobos beberapa bodyguard nya.
Sesaat kemudian ia mendapati putranya sedang tertidur diatas tempat tidur, pantas saja Javin tak menjawab sambungan telfon, bocah berumur 5 tahun itu ternyata jatuh tertidur dengan ponsel berada di genggamannya, Javin terlihat membuka matanya perlahan, mungkin ia terbangun karena suara papanya yang besar.

Dengan cepat ia menghampiri Javin lalu memeluk bocah itu. Mengucapkan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada Tuhan, karena putranya ia temukan dengan selamat tanpa lecet sedikit pun.

"Paman Arion?"

Arion, "Ya sayang?"

"Eh paman Yash?" Saat Javin melihat adik mamanya berdiri tegak di samping Arion, ia kelihatan bingung. Kenapa ramai sekali? 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.... Eh berapa lagi ya? Javin belum bisa menghitung dengan benar, ia terheran cukup lama melihat orang-orang berbadan besar mengelilinginya, bahkan diantaranya memeriksa kamar.

"Kenapa ramai sekali?" Si kecil bertanya seraya mengusap-ngusap matanya.

Yash tersenyum lalu mengusap kepalanya, "Kau baru saja menggegerkan dunia"

"Menggegerkan itu apa paman?" Tanya Javin.

"Menggegerkan itu menakutkan... Eh benar kan ya Arion? Eh salah?"

Arion menggeleng tak percaya, Yash yang nyaris berkepala 3 ini prilakunya tak jauh berbeda dengan Javin yang berumur 5 tahun.

Insitensi Arion berpindah pada putranya yang semakin kebingungan, lalu kedua tangan besarnya mengambil Javin dan memindahkan kedalam gendongannya.

"Javin masih ngantuk ga?" Tanya Arion, Javin menjatuhkan kepalanya pada bahu tegap Arion. Ia melirik paman Yashnya, ia senang dengan paman Arion yang mau menggendongnya, kalau sama paman Yash? Jangankan untuk menggendong dirinya, disuruh menemani Javin main aja paman nya yang tak laku-laku itu menggerutu tak jelas.
Alasanya malaslah, Javin gendutlah, Javin manjalah, Javin banyak omonglah.

"Javin?" Arion kembali memanggil karena tak ada sahutan dari buah hatinya.

"Iya ngantuk"

Yash, "Ya udah tinggal tidur"

"Ish! Ini memang mau tidur! Paman Arion itu baik, ga kayak Paman Yash! Udah jelek, jahat lagi"

Kembali Arion terkekeh pelan, Yash versi bocah tetapi dengan tubuh orang dewasa pikirnya. Sejurus kemudian Arion menatap Neth, "Ada menemukan sesuatu?"

Neth, "Tidak tuan"

Arion diliputi rasa curiga, pekerjaan penculik ini benar-benar bisa dikatakkan kelas kakap. Bersih. Seakan tersadar pintu yang sudah ia rubuhkan, Arion berujar, "Jangan lupa ganti rugi tentang kekacauan ini"

My Ex Husband [Complete ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang