Bab 2 Arion Kembali

9.6K 658 15
                                    

Halo, welcome for new readers! Don't forget to give me a vote!

😘😘😘

Nazra terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nazra terdiam. Wanita itu menatap dalam kedua mantan mertua yang ia sayangi, sejenak ia berharap itu semua adalah candaan belaka. Lelaki yang membuangnya, yang mencampakkannya ketika meminta nya kembali bak mengembalikan telapak tangan?

Arion pikir dia siapa? Mempermainkan takdir hidupnya? Membolak-balikan perasaanya? Ia dulu mengakui ia cukup bodoh menerima prilaku lelaku itu, tetapi kali ini tidak. Ia tak akan mau dibodohi oleh lelaki yang sama!

"Tidak yah, Nazra tidak ingin rujuk dengan Arion"

Ibu Arion tersenyum lemah, "tidak apa-apa sayang, ibu akan mendukung apapun keputusanmu, asalkan kita masih berhubungan baik"

Nazra tersenyum "Tidak masalah ibu, bagaimanapun Ibu dan Ayah sudah Nazra anggap sebagai orangtua kandung"

Tak disangka setelah mengucapkan kalimat itu mantan ibu mertuanya menangis pelan. Beliau menangisi kebodohoan anak semata wayangnya yang menginggalkan Nazra, bahkan menghancurkan kehidupan wanita itu.
Nazra terkejut, ia tergagap menghampiri Ibu Arion yang sebelumnya duduk berhadapan dengannya. Nazra memegang bahu wanita paruh baya itu dengan pelan.

"Ibu, kenapa menangis?"

"Maafkan Ibu, Nazra, anak ibu menyakiti dirimu"

"Sudahlah Bu, nazra sudah melupakannya. Itu masa lalu" ujar Nazra seraya mengelus punggung ibu Arion.

Ayah Arion Tidak mengucapkan kata apapun, lelaki keturunan German itu hanya diam, ia berpikir anaknya sudah keterlaluan. Mempermainkan hati wanita semaunya.

"Kami menghormati apapun keputusanmu Nak, kami ingin menebus kesalahan kami" akhirnya kepala keluarga Carnando itu bersuara. Suaranya tegas dan penuh penekanan disetiap kata-katanya. Nazra tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mampu tersenyum, kepalanya sudah pusing dengan kehidupannya yang menjadi single parent, ditambah Arion yang tiba-tiba masuk di kehidupannya lagi. Rasanya kepalanya berdenyut-denyut dan ingin pecah.

"Terimakasih Yah, terimakasih"

"Baiklah, kami harus pergi. Waktu sudah malam. Besok pagi kami akan bermain dengan Javin" sambung kembali ayah Arion.

Kemudian kedua orang tua itu beranjak dari kursi dan menuju pintu. Sesampainya didepan pintu. Ibu Arion berhenti, ia langsung memeluk Nazra erat.

"Nak, jika perlu sesuatu beritahulah kami. Apalagi menyangkut Javin. Kau tak perlu lagi bekerja paruh waktu di rumah makan itu" ujar Ibu Arion yang masih memeluk Nazra didepan pintu. Nazra hanya dapat terkekeh pelan.

"iya bu, Nazra akan segera mungkin memberitahu ibu, jika cucu ibu yang nakal itu meminta sesuatu dari neneknya"

"Terimakasih, yasudah kami pulang ya. Jaga dirimu baik-baik"

Ufuk timur terlihat membawa sang mentari bangkit dari persembunyian, ia sudah tidak malu lagi pada sang rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ufuk timur terlihat membawa sang mentari bangkit dari persembunyian, ia sudah tidak malu lagi pada sang rembulan. Begitu pula pada burung-burung yang sedang riang bernyanyi, mereka berlomba-lomba mencari tahu siapa yang merdu, suara nyanyian mereka menjadi momok sendiri until Nazra, ya sebagai alarm alaminya. Kedua bola matanya menangkap cahaya yang masuk secara tidak di undangan lewat ventelasi jendelanya, menyebabkan ia terbangun akibat selendang terang yang mentari.

Pagi yang cerah. Ia menoleh disebelahnya, menatap anaknya yg sedang tertidur pulas. Ketika bocah ini tidur akan seperti malaikat tanpa dosa tetapi ketika sudah bangun, Nazra akan kewalahan akan sikap ajaib anaknya yang hyper aktif.

Nazra beranjak dari singarsana sananya, ia berjalan menuju jendela dan membuka benda persegi empat itu. Setelah selesai membuka jendela, wanita itu keluar dari kamar dan segera ke dapur, ia akan memasak sarapan untuk dirinya dan anaknya.

Tetapi... Ada yang aneh.
Kenapa lampu dapurnya menyala?
Seingat dirinya ia sudah mematikan lampu rumah kecuali teras dan lampu belakang. Jangan-jangan ada pencuri?!

Tuhan, jantungnya berdebar takut. Masalahnya bagaimana pencuri itu membawa senjata? Sedangkan ia tidak memegang apapun. Pikirannya tak karuan, tanpa berfikir panjang ia mengambil asal benda yang ia lihat, penyapu.

"TIdurnya nyenyak ya?"

Arion duduk manis dikursi ruang tamunya.

Brengsek!

"Sedang apa kau disini?" Tanya Nazra masih dengan kondisi yang waras, kalau dia sudah tidak waras saat ini ia mungkin akan memukul mantan suaminya dengan membabi buta.

"Membawamu dan Javin pergi dari rumah kumuh ini"

"Sialan! Kau pikir kau siapa?"

Arion santai, lelaki keturunan German dan sunda itu tersenyum kecut.

"Aku mantan suamimu yang kau rindukan"

"Omong kosong! Sekarang angkat kakimu dari sini"

Arion mendekat, ia meneliti wajah mantan istrinya yang masih ia sangat cintai. Wajah cantik itu tidak banyak berubah, wanita itu masih Nazranya, tetapi rambutnya agak lebih panjang, dan itu semakin cantik dimatanya. Bagaimanapun ia harus membawa wanita ini kedalam pelukannya lagi.

"Aku telah resmi berpisah dari Azel"

"Tidak ada urusannya padaku" Nazra membentengi diri dengan penyapu yg ia pegang. Tangannya memegang erat penyapu itu, seakan menyalurkan kesalnya.

"Tentu ada, aku ingin rujuk"

"Bajingan! Kau pikir aku apa?! Aku bukan barang yang dapat kau buang dan kau ambil!"

Arion tersenyum getir, pria itu bahkan tidak pulang kerumahnya, ia masih menggunakan pakaian kantornya, diatas kursi bahkan terlihat tas kerjanya. Ia lelah, tetapi akalnya ingin melepas rindu pada Nazra terlebih anaknnya.

"Kau tak ingin bersamaku?"

"Tidak sama sekali" Nazra menjawab dengan mantap, matanya berkilat marah, hatinya sakit, pikirannya semakin gila dan perasannya kembali hancur.

"Bagaimana kalau aku memaksa?"

"Aku Bukan lagi wanita yang dapat kau tindas! Bukan lagi wanita yang kau tinggalkan tetapi masih menyembahmu untuk tidak kau lakukan. Aku sudah berubah"

Nazra benar, ia bukan lagi wanita 5 tahun yang lalu. Dulu yang hanya ia lakukan adalah menangis dan menangis. Sekarang? Ia tidak lagi mau seperti itu.

"Aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku lagi"

"Bangsat!"




Vote komen ya 😘

My Ex Husband [Complete ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang