Bab 8 Kecanduan

8.6K 543 6
                                    

Arion tersenyum. Ia berdiri dari duduk Jongkong nya lalu mengulurkan tangan pada Javin. Javin yang sedikit ragu antara harus percaya pada paman ini atau tidak, dengan malu-malu meraih tangan Arion. Ia tidak pernah melihat paman ini sebelumnya, mamanya pun tidak pernah terlihat pernah bertemu dengan paman ini, lalu kenapa tiba-tiba? Eh sudahlah, yang pentingkan paman ini sudah izin sama mamanya terus ada photo mereka berdua saat masih muda, kenapa harus ragu lagi?

*dasar bocah mudah ketipu, ini fakta ya guys. Anak umur segitu masih percaya-percayanya omongan orang dewasa. Jadi bijaklah dalam merawat anak. Wkwkwkw*

Javin lalu meraih tangan besar tersebut, mereka berdua saling bergandengan tangan keluar dari koridor butik. Arion bahagia. Ia tak pernah merasa sedamai ini dihidupnya, rasanya beban dipundaknya luruh seketika, seperti ia baru saja berada di musim semi, dengan bunga-bunga yang bertebaran. Ia sungguh senang.

"Tuan muda mau kemana?" Belum sampai mereka di bibir pintu, salah satu karyawan ibu Arion bertanya. Lancang sekali pikir Arion. Memang dia siapa harus tahu kemana Arion akan pergi?!

Arion berhenti, ia membalikan badannya, tatapannya nyalang. Ia benci ketika harus di ganggu saat ia bersama buah hatinya.
Karyawan tersebut tertunduk takut, matanya merosot kebawah, hatinya berdentum kalut, apa ia salah bicara? Nyonya besarnya berpesan bahwa siapa saja yang membawa cucunya harus ia tanya.

Walau ia tahu tempramental tuan mudanya sungguh dibatas wajar tetapi ia lebih tunduk pada nyonya besarnya. Jadi ia putuskan untuk berani bertanya, siapa sangka tuan mudanya malah melemparnya dengan tatapan membunuh.

"Kenapa kau harus tahu?" Tanya Arion sarkatis.

Karyawan tersebut menelan ludahnya dengan susah payah, "Maaf Tuan Muda, ini perintah Nyonya Besar"

Arion berdecak kesal. Dengan berat hati ia berbalik arah lalu menuju kantor ibunya.

Setelah mereka sampai didepan pintu, Javin menggoyangkan tangan mereka hingga membuat Arion membatalkan untuk menyentuh ganggang pintu.

"Ada apa?" Tanya Arion

Javin, "Kenapa ke kantor Grandma Paman? Katanya mau belikan Javin mainan?"

Arion terkekeh pelan, ia kemudian menuntun Javin untuk duduk di salah satu kursi didepan kantor ibunya. Bisa gawat jika Javin ikut kedalam, ia bisa tahu bahwa Grandmanya adalah Ibu Arion. Lalu Javin akan memberitahu Nazra, dan kemudian rencananya gagal total.

"Sayang, Javin bisa tunggu disini sebentar? Paman ada urusan dengan Grandma Javin"

Javin mengernyit bingung. Katanya tadi sudah izin? Pikir Javin.

"Tapi kata Paman tadi sudah izin?"

"Urusan ini berbeda"

"Baiklah, jangan lama-lamanya. Jam 12 mama Javin datang loh buat jemput"

Arion melirik jam tangan mahalnya, ini masih jam 8 pagi, berarti dia punya waktu 3 jam. Cukup bagi Arion.

"Iya, Paman janji"

Arion meninggalkan Javin ia lalu melangkah menuju kantor ibunya. Membuka pintu, ibunya terkejut, ini pertama kalinya Arion kebutiknya, terakhir ketika ia datang bersama Nazra meminta restu saat masih kuliah semester 7.

"Arion?"

"Mom"

Mereka berdua saling tatap satu sama lain.

"Mom, aku membawa Javin. Jam 11.30 akan ku kembalikan"

Bagai terserang petir, ibunya langsung berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju anaknya.

My Ex Husband [Complete ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang