Terimakasih untuk komen dan vote kamu.
Sangat berarti sekali untuk perkembangan ide cerita.
Biarkan aku tahu apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu pikirkan soal jalan cerita ini.
Mungkin kalian juga punya ide menarik?
.
.
.
.
"Noona cute sekali!" seru Jung Kook sumringah. Pemuda itu memandang puas bando telinga kelinci yang yang baru saja ia pakaikan di kepala Joo Hyun.
"Turunkan volume suaramu Jung Kook. Orang-orang jadi melihat kemari." ujar Joo Hyun dengan rasa was-was memandang orang-orang disekitar toko. Sesungguhnya tanpa berteriakpun dua insan itu sudah menyita perhatian seisi Lotte World. Yang laki-laki tampan dan tak malu menunjukkan kemesraan, sedangkan yang perempuan cantik bak dewi rembulan. Siapapun pasti iri melihat mereka. Couple goals.
"Noona, hari ini kita jadi bunny couple." kekeh Jung Kook ketika menunjukkan kepalanya yang menggunakan bando kelinci yang sama seperti Noona-nya. Joo Hyun tersenyum melihat tingkah pemuda dihadapannya. Tapi juga risih melihat helai rambut Jung Kook mencuat kemana-mana.
"Menunduk sedikit Kook" perintah Joo Hyun. Jung Kook merendahkan wajahnya agar sejajar dengan Joo Hyun. Jung Kook menikmati paras ayu Noona-nya sementara tangan Joo Hyun sibuk menata rambut sang pemuda. Jung Kook tersenyum melihat raut wajah sang pujaan. Wanita itu nampak serius memastikan bandana kelinci terpasang sempurna di kepala Jung Kook. Seolah-olah sedang memecahkan soal matematika.
"Kenapa tidak potong rambut sih" Bibir ranum wanita itu bergumam kecil. Lucu sekali. Membuat Jung Kook tak segan mencuri kecupan singkat.
"Kook!" Joo Hyun mendelik dan menyentil dahi Jung Kook. Bukannya takut, Jung Kook malah mendaratkan ciumannya lagi.
"Siapa suruh Noona menggemaskan begini. Akukan tidak tahan." bisik Jung Kook mesra membuat pipi Joo Hyun memerah.
Hari ini Jung Kook berinisiatif untuk mengajak Joo Hyun pergi kencan. Awalnya Jung Kook sama sekali tidak menyukai ide ini. Ia tidak senang berada di keramaian. Namun Joo Hyun yang murung beberapa hari belakangan melunturkan ego Jung Kook. Ia ingin melakukan sesuatu. Membuat wanita cantik itu tersenyum barang sebentar. Dan benar saja Joo Hyun sangat bersemangat ketika tahu Jung Kook berusaha keluar dari zona nyaman.
Mereka bersenang senang dengan tawa yang begitu lepas. Amat bahagia sampai Joo Hyun tidak sadar bahwa Jung Kook tengah mati-matian melawan rasa cemas. Lambat laun, wanita cantik itu mengetahui keringat dingin yang menghiasi dahi Jung Kook. Joo Hyunpun mengerti bahwa Jung Kook hanya berakting sedari tadi. Tak dipungkiri, melihat ketulusan pemuda itu membuat hati Joo Hyun terenyuh.
"Noona, pelan-pelan makannya." Jung Kook terkekeh geli melihat Joo Hyun terburu-buru melahap habis ice cream conenya. " Aku tidak akan merebut milikmu." Wanita itu menanggapi dengan senyum yang cerah sampai-sampai matanya menyipit.
Jung Kook tidak bisa melepaskan fokusnya dari sang pujaan. Ice cream strawberry digengamannya berakhir meleleh tanpa tercicip sedikitpun. Wajah cantik Noona-nya lebih menarik untuk dinikmati. Jika wanita itu menjadi miliknya, pasti Jung Kook akan membuatnya tersenyum seperti ini setiap hari. Kerap kali memanjakan Joo Hyun dengan kecupan cinta. Tidak akan sampai hati membuat cintanya itu menangis. Kalaupun menangis, ya harus menangis bahagia. Sayangnya, sang kirana justru menyerahkan hati untuk laki-laki lain. Jung Kook jelas iri setengah mati. Sulit untuk berusaha menerima dan memahami. Kenapa Joo Hyun memilih lara, jika Jung Kook menawarkan kebahagiaan padanya?
"Noona suka ice cream-nya?" tanya Jung Kook.
"Iya!" jawab Joo Hyun semangat.
"Noona, suka rasa green tea nya?"
"Iya!" Joo Hyun tersenyum lebar seperti anak kecil membuat dada Jung Kook berdebar-debar.
"Kalau aku, Noona suka tidak?"
Joo Hyun termangu mendengarnya. Ditatapnya Jung Kook yang sedang bertopang dagu memandang intens dirinya. Tak perlu dijelaskan, orang awam juga tahu pemuda tampan itu sangat tergila gila karena cinta.
"Ah benar juga. Noona-kan tidak suka Jung Kook ya?" Jung Kook menunduk menatap ice cream-nya yang mencair. Ice cream itu seperti dirinya. Manis, namun akan berakhir di tong sampah.
"Jung Kook" Joo Hyun resah bukan main. Ia tidak tahu harus berbuat seperti apa. Rasa ketergantungan Jung Kook padanya terlalu dalam. Lebih dalam dari yang ia kira.
Jung Kook tersenyum lemah memandang paras Joo Hyun. Ia berharap wanita itu akan tersenyum cantik dan berseru 'tentu aku menyukaimu, Jung Kook!'. Tapi yang Jung Kook dapati adalah raut bingung bercampur kelesah.
"Noona," Jung Kook menghela nafas ringan. Ibu jarinya mengusap lembut sisa noda ice cream di bibir Joo Hyun. "Jika laki-laki itu hanya membuatmu hatimu terluka. Bisakah kau kembali padaku saja?"
Joo Hyun hampir saja menjawab, namun Jung Kook segera mencium keningnya. Membuat wanita itu kembali terdiam dalam kungkungan binar mata sang pemuda. Jung Kook nampaknya takut jika mendengar penolakan dari bibir manis Joo Hyun.
"Noona tidak perlu menjawabnya sekarang." jelas Jung Kook sembari membelai hangat puncak kepala Joo Hyun. Raut wajah laki-laki itu nampak sendu. Ia tahu betul jika Joo Hyun merasa terbebani oleh perasaan cintanya. "Tenang saja. Ini bukan permohonan, tapi penawaran."
Kemudian Jung Kook beranjak dari sana, mencampakkan ice cream strawberry nya di tempat sampah. Ia berharap nasibnya tidak akan sama.
TBC
.
.
Note penulis:
Sayang banget ama Jung Kook. Huhuuu. Jujur ikut baper karena bucinnya Jung Kook.
Semoga tidak membosankan ya cerita ini. Jangan sungkan untuk memberi tahu aku pendapat kamu ya. Terima kasih sudah vote dan komen. Sungguh dukungan kalian sangat berarti. Gomawo !
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
FanfictionKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...