Keinginan

1.2K 191 73
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.


Siang itu Jung Kook mendapati Joo Hyun tidak ada disampingnya. Seingat Jung Kook, semalaman ia mendekap wanita itu diatas ranjang. Membisikan kata cinta hingga alam mimpi menjemput kesadaran.

Jung Kook penasaran, kemana perginya sang pujaan hati? Ia pun turun dari ranjang. Sedikit mendesis perih mengingat tangannya terluka karena perbuatannya semalam. Jung Kook yang refleks pun tercengang karena punggung tangan kanannya sudah diperban rapih. Pastilah Joo Hyun yang melakukannya. Mungkin tidur Jung Kook begitu lelap sampai tak tersadar kalau Joo Hyun tengah mengobati lukanya.

"Kook, sudah bangun?" suara itu melepaskan perhatian Jung Kook dari perban tipis di tangannya. "Hairdryernya disimpan dimana?"

Joo Hyun muncul di daun pintu kamar mandi mengenakan jubah handuk putih. Ia tengah mengeringkan rambut basahnya dengan handuk. Amat biasa tingkah lakunya. Seakan semalam tidak terjadi apa-apa. Lupakah ia? Atau sengaja untuk melupakannya?

"Di laci kamar mandi. Paling bawah." jawab Jung Kook datar.

"Ah. Terima kasih" Joo Hyun masuk kembali ke dalam kamar mandi. Tak lama suara bising pengering rambut pun terdengar.


Jung Kook menghela nafas. Awalnya dia khawatir bangun-bangun Joo Hyun akan menangis. Atau malah sulit untuk bangun karena efek hangover semalam. Namun sikap Joo Hyun yang teramat normal ini justru membuat Jung Kook jadi semakin khawatir.

Sebenarnya Jung Kook tahu betul dengan perilaku Joo Hyun yang pandai menyembunyikan masalah. Selalu saja berpura-pura kuat. Malah wanita itu masih sempat melempar senyum ketika mereka tengah menikmati sop tauge di meja makan. Tapi bukannya tenang, hati Jung Kook justru teriris melihatnya. Jung Kook mengerti bahwa wanita ayu itu tengah menyembunyikan lara. Ia lebih terima jika Noona-nya menangis saja untuk menumpahkan semua kesah. 

Joo Hyun memang tidak menceritakan apapun. Bahkan setelah makan siang, ia memilih untuk menyendiri di balkon kamar apartement Jung Kook yang mewah itu. Pikirannya sedang melayang-layang pada banyak kejadian. Namun yang paling sulit adalah menentukan sikap. Sebab ada hal yang begitu mengganjal dan menguras tenaga. Dan itu bukan hanya perkara cinta. Ada banyak perasaan yang rumit dan menguras emosinya.

Seok Jin hadir ketika Joo Hyun sempat berpikir untuk lebih baik mengakhiri nafasnya. Berkat laki-laki itu, Joo Hyun tahu bagaimana cara untuk bisa kembali 'hidup' di dunia. Ia bisa dititik sekarangpun karena sang kekasih yang selalu bersamanya. Melindunginya. Mengubahnya dari seorang putri yang terbiasa dimanja, menjadi pejuang wanita yang dipahat sempurna. 

Kehangatan laki-laki bernama Kim Seok Jin itu adalah obat bagi Joo Hyun. Hubungan mereka sudah terlalu lama terjalin oleh rasa duka juga suka. Semua perhatian dewasa yang dilakukan Seok Jin membuat Joo Hyun merasakan arti kenyamanan. Dan ketika suatu hal menggoyangkan kenyamanan tersebut, Joo Hyun pun merasa hancur. Merasa terancam.

Setiap orang memiliki nilai dalam hidupnya. Setiap orang melindungi nilai itu. Mencari pembenaran, dan merawatnya. Dan Joo Hyun telah terjebak oleh skeptis itu. Bahwa Seok Jin adalah bagian dari nilai dalam hidupnya. Nilai yang harus ia jaga. Sama seperti bagaimana selama ini Seok Jin pun telah menjaganya dari dunia.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang