REMEDY
LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE
§§
.
.
.
.
.
Pintu besi itu terbuka sesaat sebelum benar-benar ambrol karena hentaman bertubi-tubi dari Jung Kook. Tae Hyung terhuyung ketika Jung Kook mendorong tubuhnya kuat. Memberi celah Jung Kook untuk masuk kedalam.
"Jung Kook-ah, bagaimana kau bisa tahu aku disini?" tanya Joo Hyun panik. Ia telah mengenakan kembali bra dan kemeja. Terburu-buru ketika tadi memakainya. Sehingga membuat dua kancing teratas kemejanya terlepas. Dan Jung Kook menyadari hal itu.
"Ayo pulang" ujar Jung Kook susah payah menahan amarah. Jung Kook meraih tangan Joo Hyun kasar. Menarik paksa wanita itu untuk bangkit berdiri dari sofa. Tak kuasa, Joo Hyun pun merintih kesakitan.
Tae Hyung yang melihat itu segera menahan tangan Joo Hyun yang dicengkram Jung Kook. Ia tidak menyukai perlakuan kasar Jung Kook. "Jangan menyakitinya" ujar Tae Hyung tegas.
Padahal Jung Kook tidak bermaksud untuk melukai Joo Hyun. Hanya saja terlalu berat baginya untuk menahan murka. Dan semakin geramlah ia melihat Tae Hyung menyentuh lengan bawah Noona-nya.
"Tae" lirih Joo Hyun membuat Tae Hyung menoleh. Tae Hyung pun terhenyak oleh tatap sendu Joo Hyun. Mereka berdua berkata-kata lewat sorot mata. Ada hal yang masih menggantung di antara dua insan itu. Hal yang lebih dari sekedar desah. Soal perasaan. Joo Hyun ingin menyelesaikan perasaan. Meluruskan dan menggenapi pertimbangan batinnya. Dan Joo Hyun, belum ingin beranjak dari sana.
Sementara Jung Kook benar-benar tidak menyukai cara Joo Hyun memanggil Tae Hyung. Terdengar mesra dan akrab. Bahkan kini dijumpanya jelaga indah Joo Hyun penuh makna memandang Tae Hyung. Air muka wanita itu menggambarkan jelas, bahwa sesuatu telah terjadi diantara mereka.
"Kook-ah. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Tae Hyung sebentar saja." mohon Joo Hyun "Aku akan menyusulmu ke bawah."
Mata Jung Kook terasa panas. Wanita cantik yang menjadi alasannya tersenyum. Sumber bahagianya. Cintanya. Tengah memohon untuk tinggal lebih lama dengan laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya. Batin Jung Kook terkoyak oleh rasa tidak rela.
Dibawah pencahayaan yang temaram. Jung Kook tak sengaja mendapati bekas lipstik Joo Hyun di kaos putih Tae Hyung. Pandangannya kembali pada sudut bibir Joo Hyun. Lipstik di bibir wanita itu nampak berantakan. Ditambah kemeja Joo Hyun yang kusut dan dua kancingnya yang terbuka. Bayangan liar Tae Hyung dan Joo Hyun yang tengah mencumbu pun tak terhindari.
"Tidak! Ayo pulang sekarang aku bilang!" suara Jung Kook tiba-tiba meninggi. Tangannya mengepal. Nafasnya tak beraturan. Kepalanya terasa sakit karena manahan angkara.
"Jeon Jung Kook!" Tae Hyung lama-lama kesal juga. Kenapa Jung Kook harus berteriak seperti itu didepan muka Joo Hyun? Ia paham Jung Kook sedang emosi. Tapi meluapkan dengan berteriak di depan seorang wanita bukanlah hal yang bijaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Fiksi PenggemarKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...