Jangan bingungnya, ini masih melanjutkan part sebelumnya. Jangan lupa baca Note penulis dibawah ya! Semoga berkenan!
.
.
.
Joo Hyun terkesiap ketika Tae Hyung memakaikan jas dipundaknya.
"Keluar denganku, Bae" bisik Tae Hyung mesra kemudian menggandeng Joo Hyun menyusuri taman restoran.
Hujan yang berhenti menyisakan sisa titik air didedaunan. Mendung telah lewat dan sang rembulan kembali hadir mengintip dibalik selimut awan. Wangi tanah basah tercium menelisik paru. Aroma petrikor.
"Kau cantik sekali malam ini." Tae Hyung menarik perlahan sang pujaan kedalam pelukan. Peluk rindu yang ia tahan sekian lama kini menjadi nyata. "Tidak, tidak. Bukan hanya malam ini. Semuanya. Semua yang ada pada dirimu cantik. Bahkan margamu juga manis, Bae. Curang sekali." Tangan Joo Hyun tergantung di kedua sisi tubuhnya. Wanita itu tidak memberontak ataupun membalas. Sekali lagi rasa tak enak hati membelenggu tindakannya. Bagaimana harus bersikap?
"Mana tamu yang kau bicarakan?" tanya Joo Hyun berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Kau adalah tamu istimewaku, Bae Joo Hyun." Tae Hyung meraih punggung telapak tangan Joo Hyun dan menciumnya.
"Kim Tae Hyung." Joo Hyun menjadi salah tingkah. Ia tak sanggup lagi untuk tidak melontarkan pertanyaan. "Apa kau benar-benar menyukaiku?"
"Iya" bahkan Tae Hyung membalas tanpa berpikir dua kali. Mantap sekali nada bicaranya membuat mata Joo Hyun melebar.
"Kenapa pergi begitu saja?" Tae Hyung tidak melepaskan genggamannya. Ibu jarinya mengusap lembut punggung tangan juwitanya. Merindukan tangan cantik itu menyentuh dirinya. "Hatiku sakit sekali menemukan kau menghilang dari pelukku dikala fajar. Kenapa pergi meninggalkanku, Bae Joo Hyun?"
Joo Hyun merasa bersalah jika harus mengingat kembali awal pertemuan mereka. Tae Hyung bukan tipikal laki-laki jahat yang akan menelanjangi wanita begitu saja. Joo Hyunlah yang pertama kali menggodanya. Membisikkan kata-kata sensual. Memeluk dan memberikan sentuhan kenikmatan yang Tae Hyung belum pernah rasakan sebelumnya. Pengaruh Alkohol dan rasa patah hati begitu kuat hingga membuat Joo Hyun lupa diri.
Ketika terjaga, Joo Hyun sadar ia melakukan kesalahan. Dari sekian laki-laki brengsek diluar sana, kenapa ia harus berakhir di ranjang dengan Tae Hyung? Tae Hyung adalah laki-laki sederhana yang hidup dengan prinsip kebaikan dan kenyamanan. Pemuda itu begitu polos dan lugu dalam bercinta. Joo Hyunpun sadar ia adalah yang pertama untuk Tae Hyung.
"Semenjak malam itu. Aku tidak bisa melupakanmu." jelas Tae Hyung. "Aku mencarimu. Aku kembali lagi ke bar tanpa nama itu. Setiap hari menunggumu disana. Namun kau tak kunjung datang."
Joo Hyun menghela nafas. Cukup sekali Joo Hyun mengacaukan hidup Tae Hyung. Joo Hyun tidak tega jika Tae Hyung harus masuk ke dalam pusaran hidupnya yang kacau balau. Apa yang harus ia katakan agar Tae Hyung bisa berhenti bersikap seperti ini?
"Jangan jatuh cinta padaku, Kim Tae Hyung."
Telak. Ucapan Joo Hyun benar-benar tepat sasaran menusuk hati Tae Hyung.
"Terlambat, Nona Bae." Tae Hyung tersenyum tipis. Ditatapnya tulus wanita yang ia cintai itu. Bentengnya terlalu kuat untuk runtuh. Ia tidak akan mundur. "Aku sudah terperosok terlalu dalam."
Joo Hyun menggeleng perlahan. "Aku tidak bisa. Tarik kembali perasaanmu."
"Belum bisa melupakan mantan kekasihmu itu?" Joo Hyun menggigit bibirnya. Mendadak ia menjadi takut. Bagaimana jika Tae Hyung mengetahui hubungan gelapnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
FanfictionKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...