Nama Laki-Laki Lain

1.7K 186 108
                                    

FYI: Work ini error. Aku memang hanya sempat posting dini hari. Jadi mungkin bermasalah. Saat aku posting ini, notifikasinya ga keluar. Dan sekarang malah ga bisa di buka.

Tolong beri tahu aku jika notifikasinya masuk ke kalian atau tidak ya. Juga apakah work ini bisa di buka atau tidak? Untuk sementara aku akan buat notifikasi manual lewat board message juga (terbatas untuk followers saja). Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Untuk saat ini Author belum bisa update di jam lain selain dini hari. Jadi kemungkinan kedepannya akan bermasalah lagi terkait update.

Terima kasih :)


.

.


REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.


Pagi itu, kicau burung tak seriuh biasanya. Mentari pagi bersembunyi di balik awan mendung. Suasana seakan meniti kalbu Tae Hyung untuk perlahan membuka mata. 

Tae Hyung mendesis sembari memijat dahi. Pemuda itu ketiduran. Ditengoknya jam kecil diatas nakas. Ia hanya tidur sekitar satu jam. Pantas saja kepalanya terasa begitu pening. 

Tak lama kemudian sang pemuda tersadar, bahwa Joo Hyun tidak ada disampingnya. Untuk kesekian kalinya Tae Hyung membenci fajar. Sebab fajar selalu membawa pergi Joo Hyun darinya.


Tae Hyung masih di sana. Berbaring di atas ranjang Joo Hyun dengan kehampaan yang menemani. Tangan Tae Hyung bergerak perlahan, membelai lembut bantal di sampingnya. Berharap jika wanita ayu itu masih tertidur di sebelahnya. Namun harapan itu hanyalah semu. Sebab, sebanyak apapun ia berharap. Nyatanya Joo Hyun memang tidak ada di sana.

Pikiran Tae Hyung pun berkabut oleh rindu. Diraih dan dipeluknya bantal itu, menghirup perlahan sisa wangi rambut Joo Hyun di sana. Mencoba mengingat lebih banyak aroma sang wanita yang tercium oleh hidungnya. 


Tae Hyung, tidak akan pernah melupakan. Angannya akan selalu berlabuh pada Joo Hyun. Sebentang apapun jarak diantara mereka. Segala kenangan dan impresi akan mempertemukannya kembali pada sang pujaan hati. 

Bagi Tae Hyung, kehilangan lebih menyakitkan dari sekedar patah hati. Meski mustahil baginya untuk merengkuh raga Joo Hyun kembali. Namun ia tak ingin kehilangan wanita itu dalam memori. Walaupun tak bisa mencurahkan perasaan di dunia nyata. Setidaknya perasaan itu, dapat tersentuh dalam jarak ingatannya.


Tae Hyung mengusap mata. Perlahan beranjak dari ranjang. Sebentar jemari menyisir lemas rambutnya yang sudah tak beraturan. Kakinya terasa sukar untuk melangkah. Hingga kemudian irisnya mendapati sebuah setelan jas dan celana telah tergantung rapi di kait pintu lemari. Selembar note kuning tertempel di sana.


Tae Hyung-ah. Aku harus berangkat lebih dulu untuk mengajukan surat pengunduran diri. Ini milik Seok Jin. Maaf, aku hanya memiliki setelan ini. Jika kau mau, kau bisa memakainya. - Joo Hyun

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang