Curiga

1K 181 56
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.

Seok Jin adalah orang yang cukup teliti meski bukan penggila konsep perfectionist. Kata ceroboh adalah istilah kesekian yang tertera di dalam kamus hidupnya. Namun, hari ini adalah pengecualian. 

Malam itu, Seok Jin baru saja selesai membasuh diri. Ia keluar dari kamar mandi berbalut piyama tidurnya dan handuk yang masih bertengger di leher. Dilihatnya Ji Soo sedang bersandar di kepala ranjang. Pupil pemuda itu melebar kala menyadari handphonenya berada di tangan sang istri. Tidak seperti biasanya, Ji Soo memeriksa handphone Seok Jin. 

Seok Jin berpura-pura untuk bertingkah biasa saja. Sebisa mungkin tidak menunjukan kecemasan. Tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, sementara pikirannya pun ikut sibuk melayang tak menentu. 

"Nampaknya kau cukup dekat ya dengan Bae Joo Hyun?" ujar Ji Soo. Nadanya terdengar biasa saja. Tidak ada penakanan apapun disana. Namun bagi Seok Jin ini adalah perkara yang luar biasa. Seok Jin tersadar, ia melakukan sebuah kesalahan. Ia belum menghapus riwayat terakhir pesannya untuk Joo Hyun. 

Selama ini Seok Jin tidak pernah lupa menghapus riwayat pesannya untuk sang kekasih. Sekalipun ia benar-benar ingin menyimpannya. Jika rindu bisa membaca kembali. Dan seperti anak remaja yang sedang kasmaran. Senyum-senyum sendiri sembari mengingat bagaimana perasaannya ketika mengirimi semua pesan cinta. Tapi ia memilih tidak melakukannya.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" tanya Seok Jin datar. Nampak tenang meski jantungnya begitu berisik seperti genderang. Dalam hati Seok Jin pun uring-uringan. Kenapa bisa-bisanya ia lupa menghapus? Ia tidak pernah seteledor ini!

"Kau memanggilnya 'Joo'. Padahal kau hanya memanggilku Ji Soo." jelas Ji Soo kesal.

Seok Jin terdiam berusaha mengingat kembali. Apa pesan terakhir yang ia kirim ke Joo Hyun? Ah benar, pesan terakhirnya: 'Sudah terima disposisiku, Joo?' Memang sangat singkat. Namun menjadi ambigu karena Seok Jin menggunakan panggilan kesayangan ke Joo Hyun. Tidak menyebut title jabatan Joo Hyun sebagai seorang Bujangnim. Pantas saja jika Ji Soo merasa cemburu.

 "Lalu kau ingin aku memanggilmu apa?" tanya Seok Jin datar. 

"Kenapa bertanya padaku? Cari sendiri!" Ji Soo ogah-ogahan sedikit melempar handphone Seok Jin ke nakas.

Seok Jin menghela nafas dengan sabar. Ji Soo memang menjadi begitu sensitif karena kehamilannya. Segala hal kecil bisa menjadi besar. Bahkan perkara susu ibu hamil saja bisa membuat mereka bertengkar seharian. Apa lagi jika Ji Soo tahu suaminya punya selingkuhan?

"Apa kau saat ini sedang cemburu?"

Ji Soo tidak menjawab. Ia memilih membenarkan bantalnya, bersiap untuk tidur meskipun masih ada rasa penasaran yang mengganjal.

"Dulu kami sempat satu fakultas. Bukankah aku sudah cerita padamu?" Jelas Seok Jin dan menghampir Ji Soo. Duduk di pinggir ranjang agar bisa melihat jelas wajah wang istri yang berpura-pura tidur itu. "Kau ini sedang cemburu pada perempuan yang datang ke pernikahan kita. Perempuan yang sama, yang dibawa adik iparmu sendiri ke rumah. Apa itu masuk akal?"

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang