Belajar Mencintai

1.3K 210 106
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.



Setelah seharian waktu tersita oleh pekerjaan yang begitu melelahkan. Bukannya segera pulang dan beristirahat di kamar, Tae Hyung justru memutuskan untuk kembali ke tempat itu. Tanpa sadar rasa rindu menuntun kakinya ke sana. Ke sebuah bar tanpa nama, yang menjadi saksi bagaimana seorang Bae Joo Hyun memecahkan perspektifnya terhadap 'cinta pada pandangan pertama'. Satu-satunya wanita selain sang ibunda yang dapat menyentuh hatinya oleh tangis juga lara. 

Jika Tae Hyung ditanyai, apa tiga kebetulan terindah yang pernah ia miliki dalam hidupnya? Maka ia akan menjawab, yang pertama ketika ia lahir dari rahim sang ibunda. Yang kedua ketika berjumpa dengan 'cinta pandangan pertama'nya. Dan yang ketiga, ketika ia jatuh cinta kepada 'cinta pandangan pertama'nya. Bae Joo Hyun.

Takdir mempermainkan hati Tae Hyung oleh rasa kehilangan. Ia kehilangan sosok Joo Hyun dikala fajar. Ia pun berusaha datang lagi ke bar sederhana tanpa nama itu. Berharap menemukan kembali wanita yang membuatnya jatuh hati, dan nihil. Sosok indah tersebut tidak ada disana, meskipun entah sekian kali raganya datang dan berharap. 

Tae Hyung pikir takdir ini begitu jahat. Kenapa ia harus merasakan cinta dan kehilangan dalam waktu bersamaan? Namun ternyata takdir pula yang kembali mempertemukan Tae Hyung dengan si belahan jiwa. Ia mendapati sosok sang bidadari berada di perusahaan ayah kandungnya sendiri. Tae Hyung berikrar bahwa itu adalah kebetulan terindah keempat dalam hidupnya.

Setelah Joo Hyun menolak pernyataan cinta. Tae Hyung kira 'kebetulan' itu akan berakhir setelahnya. Namun malam ini, ia menemukan Joo Hyun yang tengah menikmati anggur merah di kursi yang sama, juga meja yang sama di bar sepi nan sederhana itu. Tempat penuh memori dan berharga bagi seorang Kim Tae Hyung. Maka pemuda itu menetapkan kebetulan terindahnya yang kelima. Setelah itu Tae Hyung menyadari, bahwa hampir segala 'kebetulan' terindah dihidupnya adalah tentang Joo Hyun. Dan ia malah semakin menyukai kenyataan manis itu. 

"Bujangnim?" panggil Tae Hyung perlahan. Wanita yang masih berbalut pakaian formalnya itu menoleh. Netranya melebar menandakan keterkejutan.

"Kim Tae Hyung?" gumam wanita itu dibalas senyum hangat Tae Hyung.

"Aku tak menyangka, akan bertemu denganmu lagi disini." ujar Tae Hyung bersamaan dengan desir darah di nadinya yang berdenyut cepat. 

"Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak pulang?" tanya Joo Hyun sembari memperhatikan Tae Hyung yang mendekat dan melepas jas sebelum duduk disebelahnya.

"Aku pernah bilang bukan? Bahwa setelah malam indah itu, aku selalu menunggumu disini setiap hari?"

"Lalu, malam ini kau kemari untuk menungguku. Begitu?"

"Aku merindukanmu." jelas Tae Hyung dengan senyum tipis yang menghias wajah tampannya. "Aku tidak hanya menunggu, tapi juga rindu. Setiap merindukanmu, aku akan selalu datang ketempat ini"

Joo Hyun terdiam mendengar Tae Hyung yang begitu percaya diri mengutarakan kejujuran hati. Kini perhatiannya kembali pada gelas kaki yang ada dalam genggaman. Menggoyangkan sedikit sisa wine yang tersisa. Riak wine yang timbul di dalam gelas kaca itu seakan menggambarkan perasaannya yang tak kalah kacau balau.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang