Perintah Seok Jin

1.2K 178 131
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.

Seok Jin pikir ketika pertemuan selesai, maka nerakanya pun akan ikut berakhir. Namun ternyata tidak. Jeon Jung Kook dan Sekretaris Kim mendatangi ruang kerjanya. Pemuda Jeon itu menghabiskan waktu sepuluh menit hanya untuk mengkritik habis-habisan desain ruangan kerja Seok Jin yang terkesan murahan dimatanya. Seok Jin benar-benar geram. Ia sudah sangat lelah, dan kini Jung Kook datang hanya untuk mencerca. Topik yang dibahas bahkan tidak penting.


"Sebenarnya apa maumu?" Seok Jin melonggarkan dasinya. Ia bahkan tidak menyebut gelar jabatan Jung Kook. Nampak sekali Seok Jin memang sangat jengah.


Namun, bukannya marah atau tersinggung, Jung Kook justru tertawa mendengar ketidak sopan-santunan Seok Jin kepadanya. Tawa mengejek pemuda itu begitu menggelegar. Sampai Yerim yang tengah duduk diatas sofa pun jadi begidik karenanya.


Selesai tertawa puas, Jung Kook mendekati raga Seok Jin yang masih berdiri kaku didepan meja kerjanya.  "Ah, maaf jika kehadiranku mengganggu, Kim Sajangnim" nada Jung Kook teramat angkuh. Dan keangkuhan itu menelisik batin Seok Jin. Secara tidak langsung Jung Kook mengingatkan Seok Jin bahwa level diantara mereka terlampau jauh. Mereka tidak sepadan.

"Bae Joo Hyun" nama itu akhirnya meluncur dari mulut Jung Kook. "Aku ingin dia bekerja untuk perusahaanku." katanya dengan senyum yang membangkitkan penghinaan bagi Seok Jin. "Aku menginginkannya. Aku ingin memilikinya."


"Maaf, saya tidak bisa melakukannya" jelas Seok Jin ketus. Matanya menatap tajam, melawan.


Sorot netra kedua pemimpin muda itu tengah berlaga. Seakan mereka berada di medan pertempuran. Aura keduanya bagai pendekar yang sama-sama tak ingin mengalah ditengah perang. Mereka sedang mempertahankan hal yang sama. Wanita bernama Bae Joo Hyun.


"Ah begitu?" Jung Kook tersenyum menghina. Tangannya meraih dasi Seok Jin. Menarik perlahan dasi itu. Gerakannya tidaklah kasar, tapi sanggup mengintimidasi. "Hidup adalah sebuah pilihan, Tuan Kim Seok Jin." bisiknya dan hati-hati merapikan kerah Seok Jin. Sengaja ia menekan di kata tertentu untuk memberikan efek dramatis dari ucapannya. "Cinta atau kuasa. Anda tidak bisa memilih keduanya."


Seok Jin tahu bahwa Jung Kook tengah mengancamnya. Dan ia merasa kesal sebab tak memiliki amunisi apapun untuk menyerang balik. Dalam medan perseteruan ini, Seok Jin kalah telak.


"Anda pintar. Anda pasti paham dengan apa yang saya maksud." Jung Kook menepuk perlahan pundak Seok Jin. Ia memamerkan senyum miringnya sebelum beranjak pergi dari sana. Namun baru saja ia akan meraih engsel pintu, tubuhnya berbalik kembali dan berkata renyah. "Ah, saya lupa memberitahu anda. Jangan sungkan jika menginginkan durasi video yang lebih lama. Ia sangat bergairah dan seksi. Apalagi ketika mendesahkan namaku. Cantik sekali." Jung Kook terkekeh ringan melihat reaksi Seok Jin yang memancarkan aura getir dan terluka. Dengan rasa puas hati, ia pun pergi dari ruangan itu diikuti sang sekretaris yang mengekori.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang