Tamparan di Wajah Jung Kook

1.5K 198 93
                                    

WARNING! Bersiaplah, chapter ini panjang dan cukup intens. Juga ada adegan kekerasan.

Bacanya tolong diresapi baik baik, jangan sampai ada yang terlewat. :)

Jangan lupa vote dan komen nya kawan!

.

.

.

.

.

.

.


-Jeon Jung Kook-

Aku menunggumu dibawah. Aku tidak akan pulang sebelum bertemu.

Joo Hyun mendengus frustasi. Apa lagi ulah Jung Kook kali ini? Padahal Joo Hyun sudah bilang agar jangan pernah datang mengunjunginya ke perusahaan! 

Bagaimanapun juga Joo Hyun adalah kepala divisi.  Memang bukan rahasia lagi ada beberapa pimpinan memiliki gosip hubungan cinta. Namun hal picisan seperti itu adalah pengecualian bagi Joo Hyun. Bertahun-tahun susah payah dirinya membangun impresi bersih dihadapan para anak buah. Hidupnya pun jauh dari issue scandal. Hanya itu yang bisa dibanggakan dari dirinya yang hina. Itulah kenapa Joo Hyun begitu sensitif jika memikirkan soal citra.

Joo Hyun memutuskan untuk mengabaikan pesan Jung Kook. Namun sebuah pesan yang baru masuk membuat Joo Hyun mau tak mau harus melangkahkan kakinya.

-Jeon Jung Kok-

Noona, ada karyawan disini menanyaiku. Apa aku mengaku saja ya kalau aku pacar Noona? Atau suami?

-Bae Joo Hyun-

Diam disana, jangan bicara apapun!


Joo Hyun menemukan Jung Kook yang tengah berdiri di lobby cafeteria. Orang-orang menatap kagum atas ketampanan pemuda itu. Namun Jung Kook hanya diam memeriksa handphonenya. Wajah pemuda itu dingin misterius membuat orang-orang semakin penasaran. Apakah ada artis pendatang baru yang mampir ke perusahaan?

"Apa yang kau lakukan disini?" kesal Joo Hyun.

Jung Kook tersenyum senang. Ia merentangkan tangannya, bermaksud ingin memeluk Joo Hyun. Tapi wanita itu melangkah mundur. Matanya was-was melihat sekitar. Sebentar lagi jam makan siang, cafetaria pasti akan ramai dipenuhi karyawan.

Sementara Jung Kook melenguh kesal karena sikap Joo Hyun. Padahal ia rindu setengah mati. Mau gila rasanya karena Joo Hyun akhir-akhir ini cuek sekali kepadanya.  

"Noona, kenapa kau menjauhiku?" keluh Jung Kook. 

"Pulanglah. Orang-orang mulai mencurigai kita." desis Joo Hyun.

"Kalau aku tidak kemari. Noona mana mau menemuiku? Noona pun tidak pernah membalas pesanku. Apa lagi teleponku!"

Pening. Joo Hyun ingin sekali berteriak pada satpam agar menyeret Jung Kook keluar. Namun hal itu hanya akan membuat kegaduhan.

Sempat terbersit dalam benak. Bagaimana jika ia bilang saja terus terang kepada Jung Kook? Tapi apa dengan ia berbicara, maka laki-laki itu akan otomatis  melambaikan bendera putih dan menyerah? Tidak juga kan?

"Baiklah. Aku akan membalas pesanmu. Jadi kumohon pulanglah." pinta Joo Hyun berusaha sabar.

"Menemuiku juga?" tanya Jung Kook penuh harap.

Joo Hyun terlanjur beranjak dari sana. Ingin cepat-cepat menyembunyikan wajah dibalik tumpukan berkas. Begitu kalut, sampai menggema suara benturan hak heelsnya pada lantai keramik lobby. Namun, kaki berotot Jung Kook tercipta bukan tanpa alasan. Pemuda yang sedang dirundung rindu itu tak kalah cepat menyusul Joo Hyun. Jung Kook berhasil menangkap dan menarik pergelangan tangan juwitanya. Membuat raga wanita itu berbalik menatapnya.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang