Terimakasih untuk komen dan vote kamu.
Sangat berarti sekali untuk perkembangan ide cerita.
Biarkan aku tahu apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu pikirkan soal jalan cerita ini.
Mungkin kalian juga punya ide menarik?
.
.
.
.
"Sungguh menyenangkan sekali ya pengantin baru. Pasti sedang mesra-mesranya."
Ji Soo tersenyum tipis menanggapinya. "Ya begitulah, Eonnie."
Pertemuan makan malam ibu-ibu muda chaebol ini hanya membuat Ji Soo letih untuk memasang senyum palsunya. Tiga puluh menit berlalu terasa bagai setahun. Hidangan menu Perancis yang tersaji bahkan sudah tidak menarik lagi. Mereka banyak membahas hal-hal yang menurut Ji Soo tidak terlalu penting. Dari obrolan tas keluaran hermes terbaru hingga memamerkan perhatian suami masing-masing. Jisoo sebagai yang paling muda diantara mereka harus sabar menghadapi sindiran-sindiran halus tentang hidup pernikahannya.
"Kalian belum bulan madu juga?"
"Jadi kapan rencana mau punya momongan?"
"Keluarga Kim pasti ingin segera menimang pewaris bukan?"
"Suami baru saja diangkat jadi Presedir pasti sibuk ya?"
"Harus pintar-pintar menjaga suami. Jangan mau dia punya sekretaris perempuan."
Kepala Ji Soo pening setengah mati. Kehidupan privacynya menjadi berita yang sangat penting semenjak ia menikah. Ia bukan lagi wanita single yang bisa bebas bergaul dan bertingkah sembarangan. Sekarang status Ji Soo sudah sebagai nyonya Kim. Istri sah seorang Kim Seok Jin.
Kim Seok Jin cukup terkenal diantara kalangan para chaebol. Bukan hanya perihal ketampanan yang tersohor namun juga julukannya sebagai 'kuda hitam'. Semenjak Seok Jin resmi menjadi presedir, perombakan besar-besaran terjadi ditubuh perusahaan. Gebrakan ini membuat perusahaaan berkembang pesat dalam waktu singkat. Dibawah pacuan sang suami, perusahaan yang bergerak dibidang aset dan property itu berhasil menandatangani ratusan kontrak mega project berskala mancanegara. Hal yang sangat luar biasa mengingat umur Seok Jin yang tergolong masih muda.
Kim Ji Soo berasal dari keluarga yang tidak sembarangan. Memiliki latar belakang politik membuatnya tidak bisa dianggap remeh. Ayahnya adalah seorang Wakil Menteri dan digadang-gadang akan diajukan menjadi calon Presiden di pemilu yang akan datang. Sementara sang kakak adalah seorang jaksa senior.
Relasi bukan hanya perkara antar suami, tapi juga para istri. Ji Soo sadar bahwa nilai kekayaan perusahaan suaminya masih belum sebanding dengan perusahaan para chaebol itu. Oleh karenanya ia tidak boleh berdiam diri. Ji Soo-pun rela menghadiri pertemuan-pertemuan munafik seperti ini. Setidaknya ia harus membantu suaminya dalam melancarkan aksi kerjasama atau sekedar menggali informasi. Semuanya ia lakukan demi menjaga martabat sang suami.
"Ingat Ji Soo, pentingnya aksi istri diatas ranjang kalau tidak mau suami 'jajan' diluar."
Ji Soo tersenyum miris. Aneh sekali mendengar nasehat yang terasa seperti mencemooh itu. Bukankah sungguh keterlaluan? Pernikahan mereka baru seumur jagung, tapi orang-orang itu seenak jidat menilai kehidupan rumah tangganya.
"Eonnie, aku tidak enak badan. Maaf aku harus pamit terlebih dahulu."
Kim Ji Soo muak sekali harus bertingkah baik-baik saja. Dengan alasan klise itu, ia memutuskan untuk pergi. Ia menyetir mobilnya dengan menahan amarah. Perasaan menjadi tak karuan ketika mendapati rasa sepi di rumah mewah itu. Ia merindukan suaminya. Dikirimkannya pesan pada sang suami agar segera pulang. Mengatakan bahwa ia sakit. Meski Ji Soo sendiri juga bingung deskripsi sakit apa yang bisa ia jelaskan?
Ji Soo melempar asal asalan tas tenteng Gadino-nya. Kepalanya pening bukan main. Dadanya terasa sesak oleh jejalan rasa gusar. Ia memutuskan untuk membasuh diri. Setidaknya berendam di bathup dengan aroma mawar akan menenangkan rasa jengkelnya.
Ji Soo melucuti pakaiannya di kamar mandi. Dipandangnya tubuh polosnya yang terpantul di cermin. Tubuhnya langsing, kulitnya putih mulus dan buah dadanya padat berisi. Wajahnya pun menawan dengan sayup mata yang menggoda nurani. Tak bisa dipungkiri, Ji Soo adalah wanita yang sempurna untuk dijadikan istri. Bukan hanya karena raga yang menarik, tapi ia juga pintar dan pandai menempatkan diri.
Sayangnya kesempurnaan seorang Kim Ji Soo belum lengkap. Percuma semua fisik elok itu jika sang suami tidak pernah menjamahnya. Kecupan sensualpun terasa tak bernyawa. Alasan suaminya selalu sama. Terlalu letih dengan pekerjaan. Awalnya Ji Soo berusaha memahami, namun sekarang alasan itu sudah tak sanggup Ji Soo terima lagi.
Pertemuan para istri chaebol yang membuat sebal hati hari ini membakar semangat Ji Soo. Semua kata-kata pedas itu masih terngiang dalam benaknya. Ia sadar bahwa pernikahan bukan hanya perihal kompromi. Ji Soo bertekad akan berusaha lebih keras untuk membujuk suaminya. Ia akan berdandan cantik, menggunakan parfume oksitosin dan mengenakan lingerie terbaiknya. Tanpa malu-malu, dikirimkannya foto menggoda yang menunjukkan belahan dadanya pada sang suami.
Malam ini Ji Soo akan membuat SeokJin tidak punya pilihan lain selain mencumbunya.
TBC
Chaebol: Konglomerat
Eonnie: Panggilan untuk kakak perempuan
Note Penulis:
Setelah berpikir matang matang. Rasanya tidak adil kalau tidak menguak point of view istri Kim Seok Jin. Semoga tidak membosankan ya !
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
Hayran KurguKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...