.
.
.
Di akhir pekan, Tae Hyung tiba-tiba menghubungi Joo Hyun untuk makan malam bersama tim. Dengan diimingi akan ada tamu dari rekanan luar negeri maka Joo Hyun terburu-buru untuk berdandan. Sesampainya di lokasi, Joo Hyun hanya mendapati Kim Tae Hyung yang tersenyum menyambutnya. Tak nampak tanda-tanda keramaian. Jangankan para karyawan tim, bahkan pengunjung lainnyapun tidak terllihat. Gila. Tae Hyung menyewa satu restaurant itu untuk satu malam.
Tempat itu tak terlalu luas. Gaya Italian klasik langsung bisa terasa ketika memasuki restoran. Pencahayaan yang temaram memberi kesan intim. Didominasi oleh paduan aksen emas, merah, coklat dan putih. Lengkap dengan furniture kayu, kursi beledu dan lampu gantung kristal. Sangat romantis.
"Selamat datang, Nona Bae."
"Tae Hyung?" Joo Hyun mencoba memastikan. Apa benar itu Kim Tae Hyung yang selalu mengajaknya bergurai? Sebab laki-laki itu sangat terlihat gagah dan berkharisma.
Tae Hyung sangat tampan mengenakan setelan jas hitam slim fit yang baru kemarin dibelinya. Tidak hanya setelan terbaru, bahkan pantofelnya tampak mengkilap sempurna. Rambutnyapun tersisir rapih mempertontonkan dahinya.
"Mari aku antar, Nona Bae." Tae Hyung tersenyum dan menyodorkan lengan. Bergaya seperti pangeran yang sedang menjemput permaisurinya. Sembari menahan tawa, Joo Hyun menggamit lengan Tae Hyung. Ia mengikuti kemana arah sang pemuda menuntun tubuhnya.
Sebuah meja diujung terlihat paling mencolok diantara yang lain. Meja itu berhias taplak putih dan vas kristal berisi setangkai mawar merah. Tae Hyung menarik kursi dan mempersilahkan Joo Hyun untuk duduk.
"Hari ini kau cantik sekali, Nona Bae."
Tae Hyung tidak bohong. Joo Hyun memang tampil memukau. Rambut hitam yang biasanya lurus, kini nampak indah bergelombang. Tubuh rampingnya dibalut gaun hitam off shoulder yang mempertontonkan kulit putih susunya. Tae Hyung jadi ingin sekali meninggalkan jejak bibir disana.
"Kau harus mencoba Salmon Filetto nya, Nona Bae" ujar Tae Hyung bersemangat.
Joo Hyun tidak merasa keberatan terhadap semua perlakuan manis Tae Hyung. Ia bahkan melempar senyum terima kasih ketika pemuda itu berusaha memilihkan menu terbaik.
"Sepertinya, sangat akrab ya dengan tempat ini? Kau sangat hapal dengan menunya."
"Dulu aku part time disini."Tae Hyung terkekeh sendiri mengingat kenangannya. "Masa training jobnya berat sekali. Terlalu banyak didapur. Mencuci piring dan mengepel lantai. Kalau diingat ingat lucu juga. Aku dipindah job jadi pelayan pencatat menu karena terlalu sering memecahkan piring."
Joo Hyun terperangah mendengar cerita Tae Hyung. Pemuda itu mengingatkannya pada masa muda. Memori ketika Joo Hyun bekerja sambilan sembari menjalani kuliah. Waktu itu Joo Hyun sebagai petugas kasir cafe. Joo Hyun juga mengalami masa job training yang berat. Cukup senang, ternyata Tae Hyung sama sepertinya. Rasanya menemukan teman lama. Sama sama pernah mengalami keadaan yang sulit dan berhasil melampauinya. Joo Hyunpun diam-diam menaruh rasa kagum.
"Permisi" seorang pelayan laki-laki dengan seragam coklat berkerah menghampiri meja mereka. Ia mencatat pesanan Tae Hyung dengan senyum berseri-seri. Tentu saja, ia senang sekali kawannya sudah menjadi sesukses ini. Padahal ia sendiri menyaksikan bagaimana terluntanya hidup Kim Tae Hyung.
Sesekali pelayan itupun melirik ke Joo Hyun. Penasaran dengan wanita itu. Siapa yang tidak heran? Tae Hyung yang dulu menolak setiap wanita karena konsisten pada pendirian realistis, kini justru datang memamerkan sang pujaan hati.
"Cantikkan, hyung?" tanya Tae Hyung pada pelayan itu. Mereka berdua terkekeh tipis.
"Habis jalan-jalan dari khayangan ya, Tae?" bisik pelayan itu. Joo Hyun bingung karena tingkah mereka.
"Aku Jung Ho Seok. Pemilik tempat ini." ujar Ho Seok buru buru memperkenalkan diri. "Hari ini special. Aku yang akan turun tangan sebagai pelayan. Silahkan nikmati waktu bersama kalian. Aku tidak akan mengganggu." Ia bertukar isyarat kode dengan Tae Hyung sebelum menuju dapur. Jika diterjemahkan artinya 'Pilihanmu tidak salah, Tae! Ini yang terbaik!'. Tae Hyung hampir saja kelepasan tawa karena tingkah Hyungnya itu.
Joo Hyun menatap Tae Hyung lekat-lekat. Banyak sekali pertanyaan yang terjejal dikepala. Namun ia memilih diam. Ia merasa tak enak hati karena Tae Hyung pasti sudah susah payah mempersiapkan dinner ini. Tanpa bertanyapun, Joo Hyun sudah cukup peka untuk tahu apa maksud dari semua perlakuan manis Tae Hyung. Apalagi sikap laki-laki itu tak seperti biasanya. Selama makan malam, lelucon Tae Hyung sama sekali tak terdengar. Ia justru lebih banyak bertanya hal-hal sederhana.
"Lebih menyukai musik Jazz atau Classic?"
"Piano atau Gitar?"
"Red wine atau white wine?"
"Mau coba Cavatelli-nya?"
"Aku tampan tidak hari ini?"
Joo Hyun menjawab semua pertanyaan itu dengan sabar. Kecuali pertanyaan terakhir. Dia hampir saja tersedak risotto mendengarnya.
"Tentu saja kau tampan, Tae Hyung." jawab Joo Hyun jujur membuat Tae Hyung tersipu.
"Wah Hujan" gumam Tae Hyung sehingga Joo Hyun mengalihkan perhatiannya.
Tae Hyung tersenyum ketika perempuan ayu dihadapannya nampak senang melihat ke luar jendela. Rintik air dari langit datang begitu lembut membasahi tanah dan pepohonan taman. Hujan yang tidak terlalu lebat namun cukup membawa kelegaan.
"Nona Bae, aku buka jendelanya boleh? Aku ingin menikmati aroma petrikor."
Joo Hyun terkesiap. Jantungnya berkelit tak karuan. Merasa dejavu oleh perkataan Tae Hyung yang disengaja. Baru sekarang Tae Hyung berani untuk mengangkat topik tentang awal pertemuan mereka. Sebelumnya, tak pernah sedikitpun mereka membicarakan peristiwa malam bergairah itu.
"Teringat sesuatu, Nona Bae?"
"Maaf. Aku sedikit lupa." gugup Joo Hyun.
"Sayang sekali, aku tidak bisa lupa." Tae Hyung menopang dagunya dan tersenyum rupawan. "Setelah bertemu denganmu, hujan menjadi hal yang istimewa untuku. Hujan selalu mengingatkanku padamu. Pada ciuman manismu dibibirku malam itu. Apa kau ingat, Bae Joo Hyun?"
Joo Hyun tercekat. Ia ingin sekali lari dari pancaran sinar kerinduan Kim Tae Hyung.
.
.
Note penulis:
Lanjut tidak ya?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
FanfictionKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...