Dilema

1K 187 100
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.

Tae Hyung menyayangi jingga senja yang menerpa kulit putih Joo Hyun. Tapi tak lantas ia akan membawa senja itu pulang ke rumah. Meskipun bisa, ia memilih tak melakukannya.


Tae Hyung menyukai sinar rembulan yang merayu paras Joo Hyun. Tapi ia tidak akan pernah mengambil bulan dan menggantungkannya ke dalam kamar. Kalaupun mudah dilakukan, tetap tidak akan dilakukannya.


Ada banyak jenis cinta di dunia ini. Namun jika engkau menyayangi, bukan berarti harus dimiliki. Ada banyak rasa suka di dunia ini. Namun jika engkau menyukai, tak harus dibawa pulang. Egois sekali jika tetap dilakukan. Sebab nanti, apalah arti langit sore jika tak akan ada sinar jingga senja? Apa pula makna indahnya malam, jika sang rembulan menghilang? 


Tae Hyung mencintai Joo Hyun. Teramat sangat. Bahkan sang jingga dan rembulan tidak akan sanggup menggantikan. Bukan berarti Tae Hyung akan mamaksa Joo Hyun untuk bersamanya. Meskipun ia sanggup,  namun Taehyung tidak ingin menyanggupinya. Tae Hyung tidak seegois itu. Bagi Tae Hyung keikhlasan adalah bagian dari cinta. Meskipun hanya bisa memandang, dan tak bisa memilikinya. Itu namanya juga cinta.


Tae Hyung tidak akan pernah lupa, bagaimana seorang Jeon Jungkook begitu hebat memperjuangkan Joo Hyun, wanita yang dicintainya. Ambisi yang dimiliki Jungkook menggetarkan hatinya. Menggertak batin untuk memberi jarak pada perasaan cintanya. Sementara kesalahan yang pernah dilakukannya juga turut menyalahkan. Tae Hyung pernah membuat hidup Jung Kook hancur berantakan. Karenanya, apa Tae Hyung masih tega untuk membuat Jung Kook merasakan pula kehilangan? Semua pemikiran itu membuat Tae Hyung  tanpa sadar menghindari Joo Hyun.


Joo Hyun pun merasakan Tae Hyung tengah berusaha menjauhinya. Biasanya setiap pagi, laki-laki itu akan menempelkan sticky note bertuliskan simbol hati di map berkas Joo Hyun. Pada jam istirahat, Tae Hyung akan masuk keruangan Joo Hyun untuk sekedar menawarkan coklat hangat. Sebuah pesan singkat dengan satu kata 'Semangat!', selalu dikirim laki-laki itu setiap Joo Hyun akan memasuki ruang rapat. Namun lima hari telah berlalu, dan semua kebiasaan Tae Hyung itu menghilang begitu saja. 


Mereka berada di divisi yang sama, namun rasanya seperti orang asing saja. Jika berpapasan, Tae Hyung akan cepat-cepat memilih jalan lain untuk dilewati. Tiap bertemu Tae Hyung hanya membicarakan pekerjaan, lalu cepat-cepat pergi. Setiap Joo Hyun mencoba untuk bertanya kenapa Tae Hyung menghindarinya, pemuda itu langsung mengalihkan pembicaraan. Joo Hyun pun merasa tersiksa.


Malam itu, Joo Hyun tidak sanggup lagi menahan belenggu didada. Seluruh karyawan telah pulang, dan Tae Hyung masih berkutat di ruang kerjanya. Sebelumnya, Joo Hyun tidak pernah mengganggu lembur laki-laki itu. Namun kali ini, kakinya melangkah ke sana, membuat si empunya ruangan terkejut melebarkan mata.


"Bujangnim" Tae Hyung berguman kebingungan.


RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang