REMEDY
LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE
§§
.
.
.
.
.
Joo Hyun yang bersikukuh tidak ingin pulang membuat Jung Kook terpaksa memutar setir mobilnya. Mobil Mercedes-Benz hitam itu pun melaju ke lokasi apartement Jung Kook. Selama perjalanan, keheningan menyelimuti mereka berdua. Jung Kook tak berani bersuara, sementara Joo Hyun masih berusaha menekan-nekan tangannya yang bergetar.
Joo Hyun masih shock oleh adegan yang baru saja dilihatnya tadi. Seorang Jeon Jung Kook, pemuda yang selalu menggodanya dan bermanja ria itu, dalam hitungan detik berubah seperti monster. Ia tak menyangka Jung Kook benar-benar membenci Tae Hyung sedalam itu. Luar biasa benci, sampai ingin mengenyahkannya.
Lampu traffic light menunjukkan warna merah. Mobil kemudian berhenti pada perempatan jalan. Suasana sepi pada malam yang semakin larut, diramaikan oleh gerimis tipis yang berkabut. Seakan alam pun mendukung isi hati dua insan yang tengah dirandung oleh kelut.
"Aku khawatir Noona akan kembali lagi ke club itu. Aku takut Noona akan bertindak macam-macam. Sehingga aku menyuruh orang untuk mengikuti Noona" Jung Kook akhirnya angkat bicara. Matanya masih terfokus dengan jalan raya. Namun Joo Hyun bisa melihat sorot kekosongan sang pemuda. "Dan aku mendapat laporan kalau Noona ke apartement seseorang. Dia mengirimiku foto Tae Hyung yang membuka pintu untukmu."
Joo Hyun mengangguk lemah sembari memperhatikan buku-buku jemarinya yang memerah. Ia sebenarnya tidak menyukai cara Jung Kook yang melanggar privacy nya. Tapi ia pun mencoba memahami alasan Jung Kook. Pemuda itu tidak berniat jahat. Jung Kook hanya khawatir dan ingin melindunginya.
"Aku juga mendapatkan foto Noona saat di bar." Joo Hyun tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia memandang Jung Kook. Sorot mata pemuda itu masih menatap jalan dengan hampa. "Noona menangis dipelukan laki-laki itu. Dan saat aku melihatnya, aku tersadar" Jung Kook menghela nafas lelah. Mengucapkan nama itu bagai menelan pil pahit. "Tae Hyung telah mengambil Noona dariku."
Hening kembali menyapa seiring dengan mobil yang melaju. Tidak ada satupun di antara mereka yang memulai percakapan lagi hingga setibanya di apartement Jung Kook. Jung Kook tidak berdeham apapun ketika menyerahkan baju ganti untuk Joo Hyun. Sama halnya dengan Joo Hyun. Wanita itu biasanya berdecak gemas dengan kebiasaan Jung Kook yang lalai menaruh barang sembarangan. Kali ini wanita itu bahkan tidak berdumel ketika menemukan sikat gigi Jung Kook tidak berada pada tempatnya. Mulut mereka juga masih mengatup ketika merebahkan tubuh diranjang yang sama. Joo Hyun tak menolak saat lengan Jung Kook melingkar di perutnya. Jung Kook pun tak membisikkan kata cinta kala memeluk raga Joo Hyun yang memunggunginya. Saat ini mereka berharap senyap dapat sedikit mengobati. Sayang, kebisuan itu tidak dapat menutupi pilu yang melingkupi keduanya.
Joo Hyun ingin sekali berkata-kata. Namun lidahnya kelu oleh rasa sedih yang membelenggu. Joo Hyun menyukai Jung Kook. Benar sepenuh hati menyukai laki-laki itu. Sedangkan Jung Kook begitu mendambanya. Cinta pemuda itu meluap-luap. Joo Hyun sangat berterima kasih oleh perasaan tulus Jung Kook. Namun Joo Hyun merasa terbebani. Sebab, rasa 'suka' tidak bisa disamakan dengan 'cinta'. Joo Hyun tidak bisa membalas perasaan 'cinta' Jung Kook. Namun meninggalkan laki-laki itu juga pilihan yang sukar. Seperih apapun luka yang Joo Hyun torehkan pada hati Jung Kook. Sang pemuda pasti akan kembali lagi. Selalu seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Remedy
FanfictionKim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang menjungkir balikkan perasaanya. Kepada siapa ia harus bertahan? RATE MATURE. TOLONG KEBIJAKSANAANNYA YA KAWAN. REMEDY Love is selfish, possessi...