Takut kehilangan

1.8K 232 75
                                    

Terimakasih untuk komen dan vote kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih untuk komen dan vote kamu.

Sangat berarti sekali untuk perkembangan ide cerita.

Biarkan aku tahu apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu pikirkan soal jalan cerita ini.

Mungkin kalian juga punya ide menarik?











Berita besar yang menggegerkan divisi Pemasaran siang ini membuat Joo Hyun harus segera pergi dari gedung kantornya. Joo Hyun panik bukan main ketika mendapat informasi bahwa salah seorang investor berniat menarik penanaman modal untuk proyek real estate di Jepang. Salah satu mega proyek yang sangat berharga untuk Joo Hyun. Joo Hyun tak dapat menerima jika proyek yang telah ia rancang tiga tahun belakangan itu akan terancam musnah. Segala peluh dan kerja kerasnya sangatlah berharga untuk berakhir ditempat sampah.

Joo Hyun bukanlah tipikal wanita yang bergerak serampangan. Otaknya selalu terasah untuk berpikir sebelum bertindak. Namun kali ini tidak. Ancaman picisan biasanya tak mempan untuk mengusik ketenangan. Sayangnya gertakan kali ini kelewat sembrono untuk dibiarkan. Maka tanpa pikir panjang ia melangkahkan kakinya ke apartement mewah itu. Menekan password dengan lihai seperti masuk ke rumah sendiri.

"Jeon Jung Kook dimana kau! Aku ingin bicara!" teriak Joo Hyun. Ia melemparkan tas tentengnya dengan asal ke sofa besar dengan dominasi warna beige dan coklat itu. Joo Hyun berdecak pinggang. Ia berdiri didepan jendela besar yang terpampang disalah satu sisi tembok ruangan. Diambilnya nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri sembari netranya dimanjakan oleh pemandangan ibu kota.


"Noona akhirnya kau datang menemuiku!" Jeon Jungkook nampak sangat bahagia mendapati wanita itu berada diapartementnya.


Pemuda tampan itu segera menghambur Joo Hyun mesra. Genap dua bulan Joo Hyun mengabaikannya. Tentu hati laki-laki itu kacau bukan kepalang. Ia sangat merindukan wanita itu. Dadanya sesak seperti akan meledak. Semua pesan cinta, telepon dan buket bunga tidak ada yang mempan. Satu hal yang Jung Kook tahu bahwa Joo Hyun sangat mencintai mega projectnya. Tak percuma Jung Kook menanamkan modalnya disana. Joo Hyun pasti akan kesal jika Jung Kook menarik investasinya tiba-tiba. Dan benar saja dalam hitungan jam Joo Hyun benar-benar kembali padanya. Hati Jung Kook sungguh merekah berbunga-bunga.


"Pakai dulu bajumu Kook. Noona mau bicara." ujar Joo Hyun ketika menyadari bahwa dada bidang pemuda itu tak tertutupi oleh sehelai kain apapun.

"Biar saja." pamer Jung Kook sembari mengecup manja pipi Noona-nya. "Ini hadiah spesial untuk Noona" mendengarnya membuat Joo Hyun tersadar. Jung Kook memang benar-benar sengaja menarik investasi itu hanya untuk mencari perhatian. Laki-laki itu sudah memprediksi kehadirannya.

"Jeon Jung Kook." Joo Hyun mendorong Jung Kook perlahan membuat pemuda itu mendengus tidak mau karena masih ingin memeluk tubuh Noonanya.

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang