17. MEMULAI ATAU MENUNDA?

2K 334 23
                                    

17. MEMULAI ATAU MENUNDA?


"Semua anak cowok dipanggil sama Bu Sisi di ruangannya. Katanya mau bahas tentang persiapan pemilihan OSIS generasi ke-lima."

Juna yang sibuk bermain game di sudut kelas bersama Elgar dan Fariz jadi menoleh refleks. Namun, kemudian kembali fokus terhadap ponselnya masing-masing. Mengabaikan perintah Bu Sisi, dan mengabaikan keberadaan Jessica tentunya.

Jessica mendengus sebal. Dilihatnya Ando, Aldi, Adi dan Belva yang langsung ngacir keluar dan itu entah kemana. Memang bener-bener kepala batu!

"WIRA BURUAAAAN ANJIIIRRRR. KAN ELO TIMSESNYA AKHTAR." Wira mendengus kesal. Pemuda yang awalnya fokus pada laptop di depannya jadi menatap Jessica yang berdiri di ambang pintu tajam. Kenapa sih harus tiba-tiba?

"Iya, iya, sabar," sahutnya malas-malasan. Meski begitu tetap saja Wira bangkit dan mengajak Akhtar dan Adim di depannya.

"Yok. Buruan. Sebelum negara api menyerang," celetuk Wira tanpa dosa saat melewati Jessica.

"DIAAAMMMMM!"

Jessica mengelus dadanya berkali-kali. Benar kata Emely, menghadapi anak cowok kelas ini bener-bener butuh kesabaran lebih. Selain nggak perduli dan bodo amatan, ternyata juga sangat-sangat menyusahkan.

Padahal sebenarnya yang disuruh Bu Sisi itu Reza, tapi gara-gara dipanggil sama Deo, temannya, cowok itu mengalihkan amanahnya pada dia. Padahal Jessica tujuannya turun ke bawah mau nemuin Pak Wawan buat bahas pensi akhir semester nanti.

"Fafa mana?" tanyanya tiba-tiba pada Asti yang sedang duduk sendiri, menyalin tugas di papan tulis lantaran tadi dia tidak sempat mengikuti pelajaran karena harus berlatih paskibraka saat jam pelajaran berlangsung.

"Nggak tau, udah sana pergi dulu. Gue lagi pokus nih," usir cewek berambut pendek itu sambil bolak-balik menatap papan tulis dan bukunya itu, menyalin catatan secepat kilat.

Jessica mendengus lagi, kali ini jadi meloncat duduk di samping Ochi. "Ci," panggilnya.

"...."

"Ochiiii," panggilnya lagi.

"Ochi lo tau Bell-"

"Diam. Pergiii hussssss. Gue lagi ngedit. Sanaaaa."

"TERSERAH!"

Jessica benar-benar merasa kesal.

Dari banyaknya orang yang ada di kelas ini. Kenapa tidak ada yang mau mendengarkannya. Apalagi tiga orang di pojok kelas sana yang mungkin sedang fokus bermain game. Dengan langkah cepat dan amarah yang memuncak, Jessica segera menghampiri mereka. Kini jadi berdiri tepat tanpa di sadari keberadaanya.

"Lah anjir. War. Kampret!"

"Eh?"

"Lima menit, lima menit."

"SUDAH AKU BILANG KAKAK-KAKAK SEKALIAN BAHWA BU SISI MEMANGGIL KALIAN UNTUK MENDISKUSIKAN TENTANG CARA KERJA TIMSES PASLON NOMER DUA. SANA PERGI SEMUAAAAAAA."

Elgar menutup kupingnya kuat-kuat, berdiri spontan sambil berdecak kesal. Juna sudah mengacak rambutnya frustasi, padahal tinggal beberapa detik saja tadi dia sudah jadi pemenang. Dan Fariz, Fariz bahkan sudah mengumpat keras-keras dengan mata berkilat-kilat menatap Jessica.

Jessica sendiri hanya menatap ketiganya polos. Seolah tindakan mengambil ponsel cowok itu tiba-tiba bukanlah hal yang luar biasa.

"Nggak usah nyabe di sini," sewot Fariz masih setengah kesal. Juna hanya bisa menghela nafas keras. Mau bagaimana lagi? Jessica memang sebar-bar itu teman-teman.

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang