Udah siap?Udah bersedia jantung berdetak tak tau dirinya?
Oke. Happy reading...
Silahkan komen di bagian yang membuat kalian tegang, ya?
.........
39. TANGKAP DIA
Mata terus menatap pada Elgar yang jadi tenggelam dalam diam. Terjebak dalam kegelapan malam. Dada Emely sedari tadi terus bergemuruh hebat. Jantung terus berdetak tak sesuai ritmenya.
Sementara Adi, Ando dan Belva hanya terus merutuk sambil mengumpat kasar di pojok lift bersama Ochi yang mencoba menenangkan keadaan riuh ini.
Asti yang jongkok langsung berdiri tegak. Gelap kini telah benar-benar menyapa. Lima belas menit berada di dalam lift bersama yang lainnya lantas membuat ia bosan sendiri. Lagian, apa kabar Amira dan kawan-kawan yang memilih naik tangga?
Fafa menyelinap di tengah-tengah kesempitan ini. Berjalan mendekati Asti yang terlihat gelisah sendiri.
Dua cewek itu saling merapat, berbisik-bisik kecil seraya menggerutu kesal.
"Andai tadi kita ikutin kata-kata Amira, ya?" rutuk Fafa semakin sesal. Ia menoleh ke belakang. Jadi memandangi halaman belakang sekolah melalui kaca lift yang tembus pandang.
"Asti gue udah penasaran banget sama semua ini."
Asti mengangguk patah-patah. Ikut berbalik badan dan memandangi belakang sekolah yang sepi itu.
"Harusnya sedari awal kita introgasi dulu Pak Cakra. Soalnya dia yang aneh banget," kata Asti.
Fafa menarik napas panjang. "Kematian demi kematian. Ah. Sedih gue," balas Fafa tak kalah gusar.
Seketika mata membelalak lebar. Ia jadi tersentak sendiri dalam posisi berdiri.
"Di kesepian malam," gumam Fafa.
Asti langsung menoleh. Menegak seolah tersetrum sendiri.
"Malam ini kah?" tanya Asti ikut tersentak.
Keduanya lantas jadi menatap belakang sekolah itu lagi. Seketika mata kembali dipaksa membelalak. Sementara tubuh tak kuasa menyangga.
Seseorang berjalan ringkih. Lengkap dengan setelan serba hitam di sekujur tubuhnya. Tangan membawa cangkul itulah yang sontak membuat Fafa dan Asti melemas.
Tunggu.
Apa ini bukan hanya kebetulan saja mereka terjebak di sini?
Wait.
"DIA!" pekik Asti membuat yang lain ikut berdesak-desakan ingin melihat ke luar sana.
Mata Elgar melotot sempurna. Arin yang tiba-tiba menyelinap di dengan sudah mematung di tempat.
"BANGSAT!" final Juna meninju pintu lift kesal.
"Sialan kita dijebak!" kesal Ando menatap sengit pemandangan di bawah sana.
Reza sendiri sudah mengumpat kasar di dalam hati. Tangan mengepal begitu kuat. Amarah kini sudah sampai pada level tertingginya.
"Gue bersumpah akan hancurin hidup lo!" desis Reza dapat di dengar oleh Wira.
Percaya atau tidak. Satu di antara mereka yang terjebak justru kini diam-diam bersorak dalam diam.
Diam-diam melirik kekacauan.
Diam-diam menatap penuh pancaran kebahagiaan.
Pun... diam-diam menghanyutkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
11:A5 KELAS BOBROK ✔
Bí ẩn / Giật gân[Jangan mau jadi pembaca gelap] Follow dulu sebelum baca. Cendana Internasional School dihebohkan oleh insiden memalukan saat awal kenaikan kelas. Dimana seluruh murid diharapkan beradaptasi dan membangun kemistri dengan teman kelasnya, justru pengh...