33. 5 PANCA INDERA

1.7K 373 40
                                    

Yok vote comment dulu gaesss...

........

33. 5 PANCA INDERA

Cewek itu melangkah sesuai instruksi, menegakkan kepala seraya memasang senyum terindah yang ia punya. Tangannya yang memegang baki berisi bendera merah-putih membuat sekujur tubuhnya lantas merinding disko.

Aduh alay, tapi memang seperti itulah kenyataannya. Sebuah kehormatan bisa menjalankan tugas sebesar ini.

Mengandalkan mata, telinga dan keyakinan. Serta lima panca indera, Asti bahkan sudah merasa jadi pusat perhatian sekarang.

Sebentar lagi ia dan pasukannya akan sampai di tiang kebesaran Cendana. Namun, sekuat tenaga ia mencoba mengalihkan tatapannya dari cewek berbalut kebaya yang memegang kamera tepat agak jauh dari tiang yang melambai riang padanya.

Ochi tuh kenapa sih ganggu mata gue banget?! Tuhan konsentrasi gue mau buyar!!!! batin Asti kesal sendiri.

Berbeda halnya dengan Maul dan Reza yang dilanda bosan berada di ketinggian gedung dua. Mereka sibuk menggerakkan jarinya mengikuti instruksi yang telah diberi oleh kepala pelaksana semalam. Siapa lagi kalau bukan Juna.

"Harusnya gue ikut upacara di sana. Bukan kejebak pakai baju adat Jawa di sini pegang remote, ngatur semuanya," omel Maul duduk anteng di ujung rooftop.

Reza menoleh singkat. Selanjutnya mendengus kesal lantaran terik matahari begitu panas hari ini.

"Kira-kira ada kejadian aneh nggak ya hari ini?" tanyanya menautkan alis fokus.

Maul bangkit. Berjalan ke sisi kanan rooftop.

"Nggak tau, tapi kenapa gue rasa tahun ini pihak sekolah seolah mengunci diri deh. Buktinya nggak ada anak paskib yang di kirim ke luar," sahut Maul mengendikkan bahu.

"Siapa yang tau. Yang pasti kita selain harus fokus sama tugas, kita juga harus fokus sama misi," final Reza selanjutnya membuat keadaan kembali hening.

Di samping panggung, para deretan murid berpakaian berbagai macam baju adat dari daerah, ada Jessica dan Akhtar yang tengah fokus menyuarakan isi dari map pada genggaman mereka masing-masing. Sebagai pelaksana upacara. Mereka tidak mau kesalahan terjadi, apalagi mengingat tahun ini kelas mereka lah yang dititah sebagai pelaksananya.

Setelah bendera mulai ditarik naik. Jessica menginstruksikan pada sang pemimpin upacara untuk melakukan hormat padanya.

Seluruh peserta upacara lantas memandangi bendera kebangsaan itu dengan damai. Perlahan, alunan musik mulai terdengar, Kamila mulai maju ke depan. Menggerak-gerakkan tangannya menuntun anggotanya untuk menyanyikan sebuah lagu kebangsaan.

Fariz yang berpencar di barisan para adik kelas lantas hormat dengan hikmat. Membuat kelas yang dipimpinnya mengikuti apa yang ia lakukan.

Sebuah kebanggaan bagi Nina, anak kelas 10:A4 yang berada tepat di belakang Fariz. Lumayan, nggak dapat ketua kelasnya, anggotanya juga nggak papa.

Aldi dan Bella memilih berdiri tegak dengan tangan kanan yang hormat mantap di samping Adi. Membuat Adi menggeram kesal karena kehadiran dua orang temannya itu yang bukannya membantu justru malah mengganggu.

"Ngapain sih ngikutin gue? Kalau upacara tuh di lapangan," sewot Adi masih berusaha fokus dengan alat di tangannya.

"Diem ah. Lagi upacara ini," perintah Bella membuat Adi mencibir.

"Kita lagi mau jadi murid baik. Tolong saudara Adi diam Anda," tambah Aldi membuat Bella terkekeh sendiri.

"Para pahlawan nangis lihat kalian bego gini."

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang