32. PERSIAPAN 17-AN

1.7K 363 43
                                    

Vote dulu lah...

Awalnya mau di publish malam minggu, tapi karena udah dispam sana-sini. It's okay.

Selamat membaca, dear♡

......

32. PERSIAPAN 17-AN


Ochi mengelap keringatnya dengan tissue di depan Aldi duduk. Wajahnya yang memerah lantas membuat siapa saja ingin sekali menertawakan itu.

Asti menggeser duduknya. Tangannya lalu terulur mencomot cilok yang cewek itu beli di depan sekolah beberapa menit lalu. Tak berselang lama, Arin dan Fafa melakukan hal serupa hingga menggusur Aldi yang duduk anteng sambil menikmati rokoknya.

Adim berdecak. Ia melengos keras di samping Jessica. Selanjutnya mengambil paksa sebatang rokok itu dari tangan Aldi.

"Nakal sih nakal, tapi inget, kafe Sarah masih termasuk lingkungan CIS, goblok," komentar Adim yang hanya dibalas dengan cibiran dari cowok berlesung pipit itu.

"Iri bilang bos!" jawab Aldi santai.

Emely ikut menyembulkan kepalanya dari punggung Elgar. Selanjutnya hanya mengendikkan bahu acuh lalu kembali menikmati jus alpukat kesukaannya.

"Jangan nyebat. Nggak baik buat kesehatan," tambah Elgar dengan raut wajah datar.

"Lo aja nggak sayang sama diri lo. Gimana mau sayang sama orang lain?" Kali ini Arin ikut menambahkan. Bahkan mimik wajahnya menegaskan bahwa cewek itu sedang kesal.

"Buset dah. Sisain gue," rengek Fafa merebut bungkusan cilok itu dari tangan Arin.

Arin menatap tajam Fafa tak mau kalah. Enak saja dia mau makan cilok ini sendirian.

"Beli lagi sana!"

"AKHTAR! ARIN MAU NGAMBIL MAKANAN GUE-"

"Iya, iya. Ini. Ambil. Gue nggak butuh," potong Arin cepat. Tak mau memperpanjang masalah.

Jessica menghela napas gusar. Padahal niat awal ke sini itu untuk bahas gulungan kertas yang tiba-tiba ada di tangan Ochi semalam. Lah, kalau ujung-ujungnya cuma ribut begini ya kapan dimulai pembahasannya bambang?!

"Sini. Gue aja yang baca." Asti mengambil paksa gulungan kertas itu dari tangan Juna. Ia membukanya pelan, mulai tenggelam dalam bacaan.

"Harta, Tahta dan Kesombongan."

Asti mengernyit. Ia jadi membolak-balikkan kertas itu. Mencari lagi potongan-potongan kalimat yang mungkin saja terletak di sana. Namun, nihil. Hanya tiga kata saja.

"Harta?" gumam Jessica mulai berpikir.

"Tahta?" Kali ini hanya ada satu nama yang terlintas di kepala Fafa.

"Kesombongan?" Elgar merasa bahwa ini adalah petunjuk untuk korban selanjutnya.

Asti melempar kertas itu di atas meja dengan kesal. Ia mulai memegang kepalanya kuat lalu mengacak rambutnya frustasi.

"MAKSUDNYA APA SIH HAH?!"

Adim menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti. Maul yang sedari tadi diam pun sama halnya tak mengerti arah petunjuk itu untuk siapa.

"Harta? Seseorang yang paling kaya di sekolah," kata Elgar mulai menerjemahkan.

Aldi menegak. Ia langsung menunjuk dirinya sendiri. "Gue dong?" tanyanya ternganga kecil.

Ochi menganga lebar dengan mulut yang terasa terbakar. Fafa melengos keras, selanjutnya langsung menoyor kening Aldi gemas. "Yang kaya orang tua lo goblok!" ucap Fafa kesal.

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang