38. MULAI MENYERAH

1.7K 365 60
                                    

Keep enjoy guys, please...

WKWKWKW GIMANA MAU ENJOY PARTNYA AJA KAGAK BISA DIAJAK SANTAI!!!

Eh. Btw coba deh kalau baca cerita ini tuh kalian puter lagunya isyana sarasvati (untuk hati yang terluka) atau nggak dengerin lagunya krisdayanti (menghitung hari 2 yang udah dicover)

Kalian wajib ngerasain juga gimana takutnya aku pas dengerin lagu itu huhuhu. Meskipun kata orang lagunya persis lagu-lagu patah hati, tapi bagi aku dua lagu itu serem.

Happy reading...

........

38. MULAI MENYERAH

"Opsi pertama. Kita jalan diam-diam lewat gerbang belakang asrama yang langsung berhubungan dengan gerbang belakang sekolah," kata Elgar memberi penjelasan.

"Opsi kedua. Juna dan Adim ke pos penjaga ngalihin perhatian Pak Hadi lalu kita yang sembunyi diam-diam menyelinap masuk lewat gerbang depan," ucap Bella menambahi.

Jessica mengangguk. "Opsi terakhir. Kita minta izin ke Pak Hadi langsung untuk masuk ke dalam sekolah," katanya begitu enteng.

Fafa dan Arin saling merapat. Berpandangan sesaat lalu mendekat pada Juna dan Akhtar di sudut. Di luar gerbang asrama mereka berdua puluh lantas mencoba sembunyi. Niat hati ingin segera ke gedung tiga, tapi rintangan ke sana terasa begitu berat. Seolah jalannya begitu banyak bebatuan.

Reza, Wira, Elgar dan Aldi memimpin di depan. Mengawasi kalau-kalau ada orang lain di sini. Ando, Belva dan Adi yang tadi ketinggalan hanya ikut-ikutan saja. Setidaknya masih bisa menyumbangkan diri meski dalam hati ragu.

"Oke. Semuanya diem. Kita pilih opsi pertama," sahut Asti segera menyeret lengan Bella dan Jessica. Bella refleks menarik Fariz hingga cowok itu kini jadi mendumel lantaran tidak bisa bersama teman cowoknya yang lain.

Kalau malam-malam dan keluar begini. Fariz jadi teringat saat dirinya di pemakaman malam itu. Saat itu untung Aldi tiba-tiba datang dan menyelamatkannya. Kalau tidak. Sudah dipastikan kini dirinya hanya tinggal nama.

Arin berjalan di yang paling belakang bersama Akhtar. Cewek itu jadi terdiam. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Kalau boleh jujur. Arin rasanya ingin berhenti dan menyerah saja. Ia sudah tidak kuat lagi memikirkan petunjuk itu mengarah ke siapa dan dengan tujuan apa.

"Gue lelah, Tar. Boleh nggak gue berhenti aja?" tanya Arin sendu.

Akhtar merapatkan tubuhnya. Merangkul cewek itu lalu segera menariknya berjalan menyusul yang lain.

"Nggak boleh. Udah terlanjur. Ayo," balas Akhtar tak mau membahas lagi.

Fafa menyusuri pandang ke segala arah. Entah kenapa langit tiba-tiba mendung tak bersahabat. Lapangan belakang sekolah juga terlihat begitu menyeramkan. Bella dan Jessica sudah mulai menerka-nerka mereka akan lewat ke mana.

"Eh."

Aldi jadi berhenti tiba-tiba. Mengernyit bingung dengan Elgar yang berhenti mendadak. Membuat yang lain ikut menghentikan langkah karenanya.

Mata Elgar menyipit. Satu cahaya terang di ujung gerbang belakang sekolah entah kenapa terlihat seperti ada sosok bayangan hitam yang melintas.

Adim menyembulkan kepalanya di antara Bella dan Jessica. Selanjutnya jadi berdiri di tengah-tengah cewek itu dengan mata yang bergerak gelisah.

"Kayak ada orang," kata Elgar lalu mulai berjalan lagi.

Juna mengendikkan bahu selanjutnya justru menarik Fafa dan Asti untuk lebih dulu berjalan.

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang