40. KELINCI DAN PARA TIKUS BODOH
"BANGSAT!"
Ochi membulatkan matanya lebar-lebar. Dengan mulut yang setengah terbuka sukses memancing keributan di sini.
Akhtar segera membantu Belva bangkit setelah terjatuh dengan tidak elitnya saat pintu lift tiba-tiba terbuka begitu saja.
"Anjir. Kok lucu," celetuk Adi menahan tawa.
Belva sontak melayangkan tatapan tajam padanya, bukan, melainkan pada semua temannya yang melihat dirinya jatuh begini.
Emely merapat pada Arin. Dua cewek itu diam-diam saling menggenggam begitu erat. Entah sedang berbicara lewat mana, dua cewek itu terlihat sedikit aneh.
Fafa dan Asti segera meloncat keluar. Mereka berdua langsung berlari ke arah tangga, turun ke bawah seakan tak mau lagi terlibat di sini. Sementara Elgar dan Juna jadi saling melirik. Wira, Maul dan Reza mendelik melihat Fafa dan Asti yang kabur. Seakan memberinya tatapan tak suka.
"Udah. Biarin aja. Lagian udah semakin malam. Kita nggak perlu nyari resiko di sini, jadi mending kita juga kembali ke asrama," kata Elgar menyudahi pencarian.
Reza menggeleng tak suka. Baru mau menyela, Belva sudah lebih dulu memotong.
"Kenapa nggak dari tadi sih. Ayo gaes. Nggak aman di gedung tiga. Auranya mistis banget," kata Belva mendapat anggukan kecil dari Arin.
Juna menarik Arin dan Emely keluar. Seakan menyuruh dua cewek itu mengikuti Asti dan Fafa di sana.
"Terus gimana sama petunjuknya? Gimana?" tanya Reza hampir terbakar emosi.
Elgar menghembuskan napas panjang. Adi jadi melirik. Ia mendekat pada Maul dan Wira, menggiringnya menuntun Arin dan Emely menuju Fafa.
"Eh, eh. Gue ditinggal," ucap Ochi segera menyusul.
Reza menatap tajam Elgar yang seakan tak perduli. Reza mendekat. Jadi berganti menatap Juna.
"Terus gimana anak-anak yang naik tangga?"
Akhtar menyipitkan mata. "Mungkin mereka pulang duluan. Soalnya mati lampu dan kita tahu sendiri mereka pada nggak bawa senter," sahut Akhtar kemudian.
Elgar mengangguk mantap. Seakan meyakinkan temannya.
"Eh. Berarti ini ditunda dulu? Kita balik nih?" tanya Belva memastikan.
Juna mengangguk saja. Meski merasa bahwa energi di sini mengatakan untuk mereka tetap di sini, tapi tidak mungkin dalam gelap mereka mencari cahaya.
Tidak.
Itu sama saja mereka yang menyerahkan nyawa.
"Kita balik," final Elgar membuat Reza hanya bisa menghembuskan napas gusar. Kalau tidak mengingat Elgar yang ditarget sebagai korban selanjutnya. Mana mau ia menyerah seperti ini.
Jawabannya tidak. Tidak akan pernah.
Juna mengekor paling belakang bersama Ando yang sedari tadi diam saja. Dua cowok itu jadi celingak-celinguk melihat sekeliling.
"Ini di lantai berapa sih?" tanya Ando bingung.
Juna menggeleng samar sebagai jawaban. Tak mengerti juga kini mereka bisa keluar dari dalam lift tepat di lantai berapa.
Yang pasti. Sejak awal mereka memutuskan naik lift, baru beberapa menit lift berhenti mendadak karena mati lampu, lalu setelah menunggu lama akhirnya lift terbuka dan mereka keluar dan memutuskan kembali ke asrama meski lampu belum juga menyala.
![](https://img.wattpad.com/cover/217663042-288-k402385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
11:A5 KELAS BOBROK ✔
Misterio / Suspenso[Jangan mau jadi pembaca gelap] Follow dulu sebelum baca. Cendana Internasional School dihebohkan oleh insiden memalukan saat awal kenaikan kelas. Dimana seluruh murid diharapkan beradaptasi dan membangun kemistri dengan teman kelasnya, justru pengh...