Author POV.
Malam Hari nya.
"Kau ingin ke luar, menikmati malam Jogja ?" Tanya Kevin.
"Tidak aku ingin di hotel saja, kalau kau ingin pergi, pergilah ." Ucap Sarah yang tampak malas untuk beranjak dari kasurnya.
"Untuk apa aku keluar tapi sendirian, lebih baik kita nonton film Horor."
"Tidak, aku takut."
"Kau takut nonton film horor ? Jangan bercanda ?" Ejek Kevin.
"Jangan menggodaku, yang jelas aku tidak mau, bagaimana kalau Romance saja ?"
"Tidak sangat cengeng, aku tidak suka film seperti itu ."
"Lebih baik kita tidak usah menonton apa-apa, itu lebih baik."
"Kau marah ?" Tanya Kevin.
"Tidak biasa saja."
"Bagaimana kalau kita melakukan hal yang menyenangkan ?" Ajak Kevin yang mendekat ke Sarah, lebih dekat dan dekat.
"Dasar mesum." Sarah menendang Kevin.
"Sayang, kau tidak rindu saya aku ?" Goda Kevin.
"Tidak, untuk apa aku rindu saya Om-om nakal mesum seperti kamu." Seru Sarah, mencoba untuk bermain-main dengan Kevin.
"Tapi kamu suka kan ?" Tanya Kevin.
"Itu hanya di dalam mimpi mu saja." Balas Sarah, lalu Sarah berdiri dari kasur dan mencoba untuk kabur, tapi Kevin langsung menangkapnya dan memeluknya, Sarah tertawa merasa geli karena Kevin menggodanya, Kevin mengangkat Sarah dan membawanya ke Ranjang.
"Apa yang akan kau lakukan dasar Om-om mesum ?"
"Aku ingin memakan kamu ?" Goda Kevin.
"Dasar Kanibal." Lalu Kevin langsung menciumi Sarah , Sarah tertawa karena kegelian.
"Hentikan-hentikan, ini sangat geli Kevin, kumis mu sudah mulai tumbuh dan dia membuat leherku geli." Tapi bukannya berhenti malah Kevin semakin menggesek-gesekan kumisnya ke semua tubuh Sarah.
Semalaman Mereka saling bercanda di atas ranjang, bercumbu dan memadu kasih hingga akhirnya tertidur lelap.
Pagi Harinya.
Sarah terbangun lebih dulu, tubuhnya di dekap hangat oleh Kevin, dia mengelus tangan besar itu, masih sulit dia bayangkan kalau dia sekarang memiliki seseorang yang dia sayangi dengan setulus hatinya. Dia membalikkan badannya dan menatap Kevin yang masih tertidur.
"Sangat tampan." Ucap Sarah pelan.
"Dan orang tampan ini milikmu." Balas Kevin pelan juga, yang ternyata sudah terbangun.
Sarah tersenyum malu karena ketahuan memuji Kevin.
Siang Hari.
Sarah dan Kevin bersiap-siap untuk segera ke rumah Ibu Marni, Bayu bilang kalau Ibu Marni memiliki usaha Restauran, mereka sangat yakin kalau jam segini pasti Restauran itu sudah buka. Pertama mereka merencanakan untuk datang dulu ke Restauran itu dulu untuk melihat-lihat.
Setelah mereka sampai mereka bertanya pada salah satu karyawan disana, apakah Ibu Marni ada disini atau tidak, mereka bilang Ibu Marni jarang kesini, palingan pagi ketika memasak untuk menu Restauran, tapi ketika siang dia akan pulang istirahat, dan Ibu Marni akan datang lagi ketika jam 9 malam saat Restauran tutup.
"Apakah ibu Marni mempunyai anak ?" Tanya Sarah langsung tanpa basa-basi.
"Setahu saya tidak ada, beliau masih sendiri." Ucap salah satu karyawannya. Tidak mau menunda lagi Setelah mendapatkan informasi itu mereka menuju ke rumah Ibu Marni.
Di depan teras rumah yang mereka tuju, terlihat seseorang wanita sedang duduk santai. Sarah dan Kevin memanggil dari luar pagar. Wanita itu melihat dan menghampirinya.
"Ada yang bisa saya bantu Nak ?" Ucap wanita itu, tampak wanita itu berumur kisaran 50 an.
Entah kenapa Sarah tidak bisa menahan gejolak emosinya, air matanya menetes begitu melihat wanita itu, bagaimana kalau benar ini adalah Mamanya, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Mamanya, akhirnya dia bisa memeluk Mamanya.
"Apakah benar Ibu bernama Marni ?" Tanya Kevin.
"Iya, benar. Dengan saya sendiri, apa ada yang bisa saya bantu Nak ?" Tanya Wanita itu.
"Ada yang ingin kami tanyakan Bu, kami dari jakarta ?" Ibu itu sedikit ragu karena mereka orang asing, tapi karena dia sangat ramah dia mempersilahkan Sarah dan Kevin masuk.
Seseorang wanita paruh baya keluar, dan sepertinya itu adalah pembantu di rumah ini.
"Bi, tolong buatkan air minum ya untuk tamu saya." Ucap Bu Marni.
"Silahkan duduk Nak, Jadi apa yang bisa saya bantu Nak ?" Tanya Ibu Marni lagi.
"Kami datang dari Jakarta, jujur saja kami disini ingin langsung menanyakan tentang kertas ini." Jelas Kevin sambil memperlihatkan secarik kertas yang Bi Inah berikan.
"Apakah Ibu Marni ingat dengan Kertas ini ?" Ucap Kevin lagi. Ibu Marni mengambil kertas itu.
"Ada apa dengan kertas ini, maaf saya tidak terlalu ingat, tapi bukankah ini alamat rumah saya ?"
"Iya Bu, benar sekali, ini adalah alamat rumah ibu. Dulu sekitar belasan tahun yang lalu tepatnya kami sudah lupa, tapi ada seseorang wanita yang datang ke Jakarta ke rumah Bambang Hermanto, untuk menanyakan tentang anak kecil yang bernama Sarah yang wanita itu anggap anaknya, dan apakah wanita belasan tahun lalu yang datang ke rumah itu, adalah Ibu Marni ?" Tanya Kevin, Marni diam lalu dia berkata.
"Saya bahkan tidak pernah menikah, dan saya juga tidak memiliki anak, tapi saya ingat kalau dulu ada seorang wanita dari keluarga nya teman saya yang sempat tinggal disini selama beberapa hari ." Jelas Ibu Marni.
Sarah sedikit kecewa karena Wanita ini ternyata bukan Mamanya, dia tidak bisa memeluk Mamanya, dan dia harus bersabar sampai dia bisa menemukan Mama nya.
"Siapa wanita itu Bu, apakah itu teman Ibu ?" Tanya Kevin.
"Tidak, dia adalah keluarga dari teman dekat saya, saya sudah agak lupa kejadiannya, kalau tidak salah waktu itu dia ada masalah, dan meminta Ajeng yang merupakan Keluarganya, untuk mencarikan dia tempat tinggal, karena Ajeng adalah teman dekat saya, dia meminta tolong kepada saya untuk mengizinkan wanita itu tinggal beberapa hari di rumah saya, sebelum dia pergi ke Jakarta. Hanya 3 atau 4 hari saya tidak terlalu ingat, setelahnya dia pergi di jemput seseorang , katanya dia akan pergi ke Jakarta. Saya sendiri juga lupa nama wanita itu, dia tidak banyak bicara sangat pendiam."
"Apakah selama wanita itu tinggal disini, Ibu mengetahui sedikit tentangnya ?"
"Kalau tidak salah waktu itu dia berkata dia sedang mencari anaknya, tapi dia malah di kejar-kejar seseorang, makanya dia harus lari dari seseorang itu, dan dia harus segera ke Jakarta untuk mencari anak nya ? Iya , Saya ingat , jelas sekali dia mengatakan kepada saya kalau dia ingin ke Jakarta untuk mencari Anak Keduanya yang diambil. Iya, itu katanya, tapi dia tidak terlalu menjelaskan detailnya, dia selalu saja menangis dan berkata anaknya di culik, di bawa lari dan sebagainya, maaf saja Nak, tapi dia terlihat sedikit tidak waras ?"
"Anak kedua ?" Ucap Sarah. Kevin yang melihat Sarah langsung bertanya lagi pada Ibu Marni.
"Apa maksudnya anak kedua ? Apakah Ibu tahu ?" Tanya Kevin lagi.
"Iya, kalau tidak salah dia memiliki 2 anak, anak pertamanya ikut suami pertamanya, dan dia harus mencari anak keduanya, tapi ketika saya bertanya kenapa hal itu bisa terjadi, seingat saya dia tidak menjawabnya lagi, iya seingat saya begitu."
"Lalu apakah tidak ada apa-apa lagi yang bisa Ibu ingat ?"
"Tidak, hanya sampai disitu, dan semenjak itu saya tidak pernah bertemu lagi dengannya, sempat karena rasa penasaran dulu saya pernah bertanya pada Ajeng, bagaimana keadaan keluarganya yang dia titipkan pada saya, tapi Ajeng sendiri juga tidak pernah mengetahui keberadaannya lagi, itulah yang Ajeng katakan ?"
"Kemana lagi kita harus mencari nya Kevin ?" Ucap putus asa Sarah, sambil meneteskan air matany, rasanya seperti jalan buntu.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/220011793-288-k412010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMORS [END]
RomanceSebuah pertemuan singkat antara Kevin dan Sarah, membawa mereka ke hubungan satu malam yang indah. Sarah yang memiliki masa kelam membuatnya hidup dengan kacau, tidak pernah perduli dengan sekitar dan selalu mabuk-mabukan. Namanya di Kampus sudah sa...