Rumors #4

9.4K 438 5
                                    

Ketika aku tidak pernah percaya akan namanya takdir, tapi kenyataanya kini aku sangat berharap dengan yang namanya takdir. Aku berharap takdir akan membawaku bertemu dengan wanita yang sudah mencuri hatiku, menggoyahkan pertahanan ku, dan membuatku tergila-gila hingga sulit untuk melupakannya.

Kevin Daly.

***

Kevin POV.

Aku memakai kemeja putih ku dan bersiap untuk pergi ke Kampus tempat dimana aku mengajar, aku mengajar mata kuliah Teori Organisasi. Aku sudah 2 tahun menjadi Dosen, semenjak aku melepaskan perusahaan yang dulu aku kembangkan, itu hanyalah sebuah kenangan, aku sangat menyukai pekerjaan ini walaupun baru 2 tahun tapi rasanya aku sudah sangat cocok menjadi Dosen, dan kali ini akan menjadi awal yang baru lagi untukku, karena aku akan mengajar kelas baru karena aku menggantikan salah satu Dosen yang keluar.

Setibanya Di Kampus.

"Selamat Pagi Pak." Sapa Mahasiswi dan yang lainnya.

Aku langsung masuk ke ruangan Dosen dan melakukan persiapan untuk mengajar.

Setelah jam pertama mulai aku langsung masuk ke kelas baru.

"Semoga mereka anak baik-baik semua." Ucapku dalam hati sebelum masuk dalam kelas, tapi ketika aku berdoa di depan pintu, aku malah di tabrak dengan seseorang yang langsung saja berlari tanpa permisi dan minta maaf, aku tidak perduli dan langsung masuk ke dalam kelas.

"Selamat Pagi semua ?" Ucapku pada mereka.

"Selamat pagi Pak." Balas sebagian dari mereka, mataku melihat sekeliling , ya ini sedikit Fresh, karena mereka adalah murid semester 1. Aku tersenyum melihat mereka yang masih tampak muda-muda, lalu aku memulai absen dan langsung memulai mata kuliah, ada 2 orang yang tidak hadir di kelas ku hari ini.

Aku langsung memulai pelajaran ku, dan ketika aku sedang menjelaskan, ada seseorang yang mengetuk pintu kelas ku.

"Iya, masuk." Ucapku. Lalu seseorang membuka pintu itu dan berjalan masuk. Rambutnya terurai, jalannya gemulai, dia masuk perlahan dan memberi hormat padaku tanpa melihat wajahku sama sekali, tatapannya hanya menunduk.

"Maaf Pak saya terlambat, saya dari Toilet." Suara itu, suara itu sangat familiar di telingaku, mata itu, tatapan itu, wajah itu "WANITA ITU, ITU DIA" Apakah ini takdir yang aku harapkan ?

Lalu matanya menatapku, dan dia tampak terkejut sekilas, sama hal nya denganku. Tapi dia pandai menyembunyikannya dan membuang tatapannya dariku, aku sedikit merasakan terganggu dengan hal itu, kenapa dia sangat tidak perduli melihatku.

"Bolehkah saya duduk Pak ?" Ucapnya.

"Pak ?"

"Pak ?" Panggilnya lagi menyadarkan ku.

"Hah, iya, silahkan duduk , tunggu dulu, siapa nama kamu, kamu harus saya absen."

"Sarah Amelia, Pak." Namanya Sarah, wanita yang telah membuatku tergila-gila dan terus memikirkannya itu bernama Sarah ternyata. Entah aku harus senang atau malah sedih, aku pun tidak tahu, akhirnya aku menemukannya, bahkan akhirnya aku tahu namanya, tapi dia adalah murid ku, dan aku adalah Dosennya, apakah ini benar, dandanannya sangat berbeda dengan waktu itu, dia hanya menggunakan Jeans dan kaos putih dengan jaket Jeans, tanpa aksesoris ataupun make up yang mencolok.

Jujur saja aku jadi tidak fokus, aku melihatnya berjalan sampai ke kursinya, mukanya begitu datar tanpa ekspresi, aku menelan saliva ku dan mencoba untuk mengendalikan pikiranku dan fokus, aku kembali mengajar sampai selesai, sesekali mataku melihat dirinya, tapi dirinya tetap pada tatapannya yang hanya ke jendela atau tidak ke buku, hanya itu tanpa ekspresi sama sekali.

"Baiklah, pelajaran hari ini selesai, sampai ketemu hari kamis." Ucapku ketika mengakhiri pelajaran.

"Dan, Siapa tadi namanya, Oh iya Sarah, Sarah Amelia, bisa kamu ikut dengan Bapak sebentar ?" Semua mata tertuju pada Sarah, lalu kembali ke padaku.

"Baik Pak." Jawab Sarah santai.

Aku lalu mengajaknya ke ruangan Klinik Kampus.

"Kenapa kita kesini Pak ?" Tanyanya, aku memastikan ruangan ini Kosong, baru aku bicara.

"Kau terlihat pucat, bahkan ada keringat di kening mu, kau sakit ?" Lalu aku memegang keningnya dan dia sangat panas. Dia langsung menampik tanganku.

"Saya baik-baik saja Pak, saya akan keluar, sebentar lagi kelas saya akan di mulai lagi."

"Lebih baik kau istirahat disini, atau pulang saja, apakah ada yang bisa menjemputmu ?" Ucapnya.

"Jangan berlebihan, aku tidak apa-apa, dan jangan perduli padaku ." Serunya, dia begitu dingin.

"Aku hanya tidak ingin melihat siswi ku sakit itu saja."

"Terima kasih Pak, tapi saya baik-baik saja." Lalu dia berdiri dan hendak pergi.

"Sarah ! Kau, berapa usia mu ?"

"19 Pak, ada masalah ?" Tanyanya polos, dia tidak menatapku dan sudah memegang gagang pintu untuk keluar.

Aku tertawa dan duduk di kasur Klinik.

"19 Tahun, jadi aku tergila-gila oleh wanita berumur 19 tahun, tunggu dulu, bahkan kau tidak bisa aku bilang wanita, seharusnya kau masih begitu remaja kau baru berusia 19 tahun ?" Ucapku kesal masih tidak percaya.

"Itu urusan Bapak, saya mau pergi." Serunya.

"Tunggu dulu, aku minta penjelasan ?"

"Penjelasan apa lagi, Bapak sudah lihat kan aku anak murid mu, dan aku masih berusia 19 tahun, jadi perlu penjelasan apa lagi ?" 

"Kenapa kau pergi begitu saja pada malam itu ?" Tanyaku.

"Kita hanya One Night Stand, dan tidak lebih. Apakah kau tahu peraturan untuk berhubungan satu malam dengan orang asing, selesai bersenang-senang pergi dan lupakan, apakah kau terlalu kolot sampai-sampai tidak mengetahui hal itu ?" Ucapnya, perkataanya sangat menyakitkan.

"Jadi aku hanya orang asing yang harus kau lupakan ?"

"Bukankah hal itu sudah jelas ."

"Kau sangat tidak berperasaan, Sarah ."

"Aku tidak perduli. Aku akan pergi."

"Tunggu dulu, setidaknya minumlah obat, istirahatlah satu jam saja, kau bisa pingsan dengan wajahmu yang sudah sangat pucat seperti itu." Jujur dengan semua perkataanya aku sangat kesal, tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa aku begitu memperdulikannya.

"Persetan dengan obat, dan ingat jangan pernah memanggilku lagi ataupun mengingatku." Ucapnya, lalu dia pergi meninggalkanku yang terpana dengan kata-kata sadisnya.

TBC.


RUMORS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang