Jika memang ini akhirnya kenapa tidak, aku hanya tidak ingin terbangun lagi.
Sarah Amelia.
***
Author POV.
Di Rumah sakit.
Sarah masih dalam kondisi tidak sadarkan diri. Di sofa terbaring Hendri yang sedang terlelap, tidak lama dia terbangun karena ada perawat yang ingin mengecek keadaan Sarah.
"Suster, kenapa dia belum bangun ?" Tanya Hendri.
"Saya juga kurang tahu Pak, tapi Nanti akan ada Dokter yang menjelaskan Pak."
"Oke kalau begitu terima kasih ya."
Tidak lama Hendri mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak lain adalah Bambang, Papa Sarah.
"Selamat pagi Pak."
"Bagaimana keadaanya ?" Tanya Bambang.
"Masih belum siuman ."
"Kamu jaga dia, jangan sampai orang luar sampai tahu, itu akan memperburuk nama saya, kamu mengerti Hendri, dan lebih baik kamu lebih mengawasi dia bagaimana mungkin dia bisa sampai menyentuh barang haram itu lagi, jika kamu tidak becus mengurusnya saya akan cari orang lain yang lebih handal, apa kamu mengerti ?"
"Iya Pak, maafkan atas kelalaian saya, sepenuhnya saya akan tanggung jawab dan memperbaiki keadaan ini Pak."
"Dan satu lagi, Dosennya di Kampus kalau tidak salah yang mengantar dia ke Rumah sakit, kamu cari tahu tentang dia dan kirim informasinya ke saya."
"Baik Pak."
Lalu sambungan telepon itu putus, Hendri tampak kesal karena dia selalu saja diperlakukan rendah oleh Bambang.
"Tunggu sampai aku mendapatkan apa yang aku mau, aku pastikan Bambang akan hancur dan kau yang selalu membuat masalah juga hancur bersamanya, dasar wanita menyusahkan." Lalu Hendri pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Dan disitu lah Sarah membuka matanya.
Di Kampus.
"Selamat Pagi semua, perkenalkan ini adalah Dosen baru, dia disini sebagai Dosen pengganti sementara selama Mrs Jeny, cuti hamil." Jelas Dosen yang lainnya.
"Selamat Pagi semua, perkenalkan nama saya Nindi Karina, saya disini sebagai Dosen pengganti Mrs Jeny, saya harap semua bisa membimbing saya." Ucapnya dengan suaranya yang lembut dan halus.
Ketika Nindi menjabat tangan satu persatu Dosen untuk menyapa dia berhenti di Kevin, betapa terkejutnya dia kalau Kevin ada disini.
"Kevin ?" Ucapnya.
"Nindi ."
"Kamu kenapa disini ?" Tanya Nindi.
"Aku Dosen disini ."
"Perusahaan kamu ?" Tanya Nindi lagi.
"Sudah 2 tahun aku tidak melanjutkannya, sekarang aku menjadi Dosen." Nindi sedikit terdiam, perusahaan , ya sebelumnya Kevin mendirikan perusahaan yang sangat dia cita-citakan, sedikit banyaknya Nindi sangat berpengaruh di perusahaan itu, Nindi sangat membantu Kevin mengembangkannya, tapi memang setelah kandasnya hubungan mereka, mereka sama sekali tidak pernah berhubungan lagi, begitu pula dengan perusahaan itu, Kevin tinggalkan begitu saja, kini perusahaan itu sedang di jalani oleh salah satu kerabat Kevin, tapi Kevin benar-benar sudah angkat tangan dengan perusahaan itu.
Siska yang sedikit heran dengan mereka berdua mencoba untuk memahami situasi. "Mereka seperti ada sebuah cerita " Seru Siska di dalam hati. Siska memang teman lama Kevin tapi mereka baru bertemu lagi ketika Kevin masuk ke Kampus ini, sebelumnya memang tidak ada komunikasi sama sekali, jadi Siska tidak tahu hubungan Kevin dan Nindi.
"Baiklah kalau begitu, semoga kamu betah disini." Ucap Kevin dan dia lalu pergi ke luar menuju kantin. Nindi tampak merasa tidak enak.
Saat ini begitu banyak hal yang Kevin pikirkan, semua seperti begitu bertubi-tubi untuk hidupnya semenjak kedatangan Sarah semua menjadi begitu rumit, padahal dia tidak suka dengan hal-hal yang rumit, tapi entah kenapa hati nuraninya selalu saja berkata untuk mempertahankan Sarah, karena dia tidak pernah merasakan hal sedalam ini sebelumnya terhadap wanita termasuk terhadap Nindi, baginya Sarah adalah sesuatu yang berbeda yang dapat membuat hatinya berdebar kencang, merasakan ketakutan, dan selalu merindukannya.
Lisa menelepon.
"Halo Kevin ?"
"Halo, Lisa ? Bagaimana, apakah kau sudah mengecek Sarah."
"Semua baik, tekanan darah, dan lainnya stabil, kita hanya menunggu dia siuman, dan Kevin siapa yang menemaninya , mukanya tampak tidak asing, aku seperti pernah melihatnya ?"
"Dia pengacara hebat, beberapa kali masuk berita karena memegang kasus besar para pengusaha tinggi dan beberapa penjabat tinggi juga, namanya Hendri."
"Ah, iya baru aku ingin Hendri Winaja, kan . Lalu apa hubungan dia dengan Sarah ?"
"Katanya dia calon tunangannya, dia juga sebagai pengacara keluarga mereka, tapi jujur saja aku tidak percaya karena Sarah tidak pernah menyebutkan tentang Hendri sekalipun, kami bahkan pernah bertemu sekali dengan Hendri, dan saat itu Sarah benar-benar tidak perduli dengannya."
"Rumit ya kamu Kevin, jangan terlalu jauh melangkah jika kamu tidak mau terluka, sebelum semua terlanjur, kalau begitu aku kembali tugas ya, aku akan kirim kamu informasi terus untuk keadaanya."
"Oke baiklah kalau begitu terima kasih banyak Lisa, kau sangat membantu , aku mungkin tidak akan kesana sebelum Sarah sadar, pria itu melarang ku, dan aku tidak bisa apa-apa , kecuali Sarah sadar dan membiarkan ku di sampingnya."
"Oke, aku mengerti Kevin, bye ." Ucap Lisa menutup teleponnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMORS [END]
RomansaSebuah pertemuan singkat antara Kevin dan Sarah, membawa mereka ke hubungan satu malam yang indah. Sarah yang memiliki masa kelam membuatnya hidup dengan kacau, tidak pernah perduli dengan sekitar dan selalu mabuk-mabukan. Namanya di Kampus sudah sa...