Rumors #18

4.3K 256 1
                                    

Tidak pernah aku merasa di gapai seseorang, dan tidak pernah aku menggapai seseorang, sebelum dirinya hadir dalam hidupku.

Sarah Amelia

***

Author POV.

Sarah dan Kevin masih berpelukan di dalam kamar, Bi Inah yang tidak sengaja mendengar perbincangan mereka dari depan pintu sampai menangis mendengar itu. 12 tahun Bi Inah bersama Sarah, dan dia tidak pernah melihat Sarah seperti ini, dia tahu kalau Kevin memang berbeda makanya dia begitu yakin dengan Kevin selama ini karena dia yakin Kevin bisa membuat Nona Mudanya berubah dan bahagia.

"Kau berjanji tidak akan meninggalkanku Sarah ?" Ucap Kevin. Sarah mengangguk.

"Selama kau tidak meninggalkanku duluan, tapi ingat jika kau menyakiti ku aku akan lebih menyakiti dirimu, jangan macam-macam dengan ku." Ancam Sarah, dan Kevin tersenyum. Lalu dia mencium bibir saya, dan mencium keningnya, Sarah tersenyum bahagia dan Kevin memeluknya lagi.

"Apakah kau sudah enakan, bagaimana tubuhmu ?" Tanya Kevin, kini mereka sudah duduk di ranjangnya Sarah.

"Masih sedikit pusing tapi sudah tidak apa-apa, nanti Dokter ku akan datang untuk periksa, jadi kau tenang saja ya."

"Kenapa kau lakukan itu ?" Tanya Kevin.

"Aku juga tidak tahu, semua begitu cepat, pikiranku kalut." Sarah menjadi begitu terbuka, dia tidak memikirkan lagi apa yang harus dia jawab dan dia tahan, Kevin memang begitu berpengaruh besar dalam hidupnya.

"Kau janji tidak akan pernah menyentuh barang itu lagi Sarah ?"

"Iya aku janji."

"Kau sangat menakuti ku."

"Kau sangat cemen karena menangis, tapi aku suka karena kau menangis karena ku."

"Kau mengejekku hah ?" Ucap Kevin. Sarah tertawa, dan mereka tertawa bersama, melanjutkan obrolan dengan ceria sampai Dokter pribadi Sarah datang.

Setelah pemeriksaan Dokternya bicara dengan Kevin, Sarah juga mengizinkan Dokternya untuk bicara tentang kondisinya pada Kevin, karena sekarang Sarah sangat percaya padanya.

"Bagaimana keadaannya Dokter ?" Ucap Kevin.

"Saya sudah menjadi dokter pribadinya dari dia kecil, semenjak beberapa tahu lalu jujur saja emosinya tidak stabil, dia sering berbuat hal berbahaya untuk dirinya sendiri, aku sudah sering memintanya untuk ke psikiater, tapi dia menolak, jalan satu-satunya dia harus di dampingi dan di perhatikan, tapi aku begitu senang melihat dia sudah mulai terbuka dan percaya dengan orang, dulu dia benar-benar tertutup, tapi tetap saja aku menyarankan dia untuk ke psikiater, aku takut dia masih memiliki kecendrungan menyakiti dirinya sendiri, mentalnya tidak stabil. Untuk kondisinya sekarang dia memang masih sangat lemah, aku akan meresepkan beberapa obat untuk memulihkannya."

"Aku akan berusaha untuk membuatnya lebih baik dan jika ke psikiater membuatnya lebih baik aku harap dokter memberikan rekomendasi dokter yang bagus, aku akan membujuknya ke sana."

"Oke baiklah, kalau begitu saya pergi dulu, saya harap anda bisa menjaga Sarah, saya sudah menganggapnya seperti anak saya sendiri, kasihan dia, dia tidak mendapatkan perhatian yang layak untuk anak seumurnya."

"Iya Dokter, saya pastikan saya akan menjaganya sepenuh hati saya.

Lau setelah bicara dengan Dokter, dan mengantarnya keluar sampai pintu gerbang, Kevin kembali masuk ke kamar Sarah sambil membawa cemilan dari Bi Inah.

"Ini Buah untuk mu dari Bi Inah."

"Oke, terima kasih ."

"Sarah boleh aku bertanya ?" Ucap Kevin.

"Ya , tentu saja ."

"Pengacara itu bilang dia adalah kekasihmu dan kalian akan bertunangan , apakah itu benar ?" Tanya Kevin. Sarah langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kekasih ? Tunangan ? Bahkan bermimpi saja dia tidak akan pernah menggapai itu semua. Dia licik, dia seperti ular berbisa, sangat berbahaya. Aku harus menyingkirkan dia dari keluarga ku, sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau ?"

"Maksud kamu ?"

"Aku pernah tidak sengaja mendengar dia menelepon seseorang ketika aku dan dia dulu masih dekat, dan tentu saja aku percaya padanya karena dia sudah sangat banyak membantu keluarga kami, tapi ketika aku mendengar percakapannya aku tahu dia merencakan sesuatu, entah itu dendam atau menyangkut orang lain entahlah, aku belum bisa mencari tahu, tapi yang jelas dia berniat jahat dengan Papaku, dan sebagai langkah terbaik untuk menghancurkan Papaku adalah mendekati diriku dan menguasaiku, seperti yang kamu lihat Kevin, sampai sekarang dia sudah hampir menguasaiku, dari gerak gerikku, semuanya dialah yang mengatur dan memberitahu ke Papaku, bahkan siapa orang yang lagi dekat denganku, termasuk dirimu, sekarang Papa lagi mencoba untuk mencari tahu tentang kamu Kevin, aku tidak mau kau kenapa-kenapa, mungkin saja Papa ku tidak akan berbuat jahat, hanya saja Papa sangat mudah di pengaruhi oleh Hendri , dia sangat licik."

"Kenapa kau tidak memberitahu Papamu saja."

"Tidak bisa, Papaku bukan orang yang mudah percaya tanpa ada bukti yang kongkrit, dia sangat mempercayai pria jahat itu, dan Papaku sangat di kendalikan olehnya, untuk sekarang memang tampak dia sangat menurut pada Papa, tapi sebenarnya Papa sangat takut padanya, karena Hendri memegang kartu AS Papa begitu banyak."

"Aku akan mencoba untuk meminta bantuan Bayu mencari tahu tentang asal usul dan masa lalu Hendri, kita akan melakukan ini bersama. Dan satu lagi, tadi di bawah aku sempat bicara dengan Bi Inah, dan aku mengorek-ngorek tentang masa lalu Papamu, dan aku juga mencari tahu dan bertanya tentang Mama kamu, benar Bi Inah tidak tahu apapun tentang Mama kamu. Karena dari dia bekerja disini kau memang tidak pernah memiliki Mama , tapi sekitar puluhan tahun yang lalu Bi Inah pernah mengingat seseorang yang datang kesini dan menangis memohon untuk bertemu dengan mu, hanya saja saat itu kau sedang di Inggris bersama Papamu, tapi kata Bi Inah dia meninggalkan sesuatu, dan katanya Bi Inah masih menyimpan Barang itu. Dan inilah barangnya, sebuah alamat yang terletak di Suatu desa di Yogyakarta, Mungkinkah itu bisa menjadi sebuah petunjuk untuk bisa menemukan Mama kamu Sarah ?"



TBC.

RUMORS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang