Rumors #2

11.5K 524 2
                                    

Malam ini seperti malam-malam sebelumnya, aku hanya akan menghabiskan malam ini dan melupakannya seperti mimpi, tidak ada yang istimewa, tidak ada keindahan, hanya sepenggal pengisi malam untuk kesendirianku yang membosankan.

Sarah Amelia

***

Kevin POV.

Aku membawa Wanita ini ke Apartemen ku, jujur ini pertama kalinya aku membawa wanita yang baru aku kenal ke Apartemen ku, sesekali mungkin aku melakukan Hubungan Intim, hanya saja aku akan berakhir ke Hotel, tapi entah kenapa aku tidak ingin mengakhiri hubungan dengan wanita ini hanya untuk Hubungan satu malam, jadi apapun yang terjadi nantinya, aku akan berusaha untuk mendekatinya. Ya, aku pasti akan mencobanya.

"Jadi kita mau kemana ?" Tanyanya padaku.

"Apartemen ku." Jawabku.

"Apakah Kau tinggal sendiri ?" Tanyanya, dia tampak penasaran dengan ku.

"Iya, aku tinggal sendiri. Apakah kau juga ?" Tanyaku balik.

"Iya, aku tinggal sendiri." Jawabnya, tapi mukanya menunjukkan raut wajah yang berbeda, seperti sedikit sedih atau entah lah, wanita ini tidak terlalu pandai dalam memperlihatkan emosi nya, dia banyak diam dengan raut muka yang hampir sama. Sangat membuat penasaran.

"Apakah Apartemen mu dekat sini ?" Tanyanya.

"Iya, hanya sekitar beberapa Blok lagi sampai. Rumahmu dimana ?" Tanyaku.

"Masih di sekitar sini juga, tidak jauh ."

"Apakah Kau tidak takut pergi bersamaku ?" Tanyaku, ya jujur saja kalau aku menjadi dirinya aku akan takut, karena pergi ke rumah orang asing yang baru kita kenal, sedangkan dia malah menawarkan diri tanpa ketakutan sama sekali untuk pergi dengan pria asing.

Dia sedikit tersenyum dan melihat diriku.

"Takut ? Kau yakin aku terlihat seperti takut ? Atau malah bukan aku yang takut, tapi kau yang takut karena pergi denganku ?" Ucapnya, masih dengan senyuman mematikannya. Jujur saja aku sedikit salah tingkah dan jadi tidak bisa mengendalikan pikiranku, perlahan dia membuatku terintimidasi.

"Kau hebat dalam mengendalikan seseorang, tapi aku pria dewasa tentu saja ketakutan jarang terjadi dalam hidupku."

"Takut ? Apa yang membuatmu takut ?" Ucapnya, dia tampak sendu lagi dengan wajah polosnya yang kini sudah menatap jalanan di kaca mobil ku.

"Entahlah, aku belum bisa menemukan rasa takut yang benar-benar bisa membuatku begitu ketakutan ?"

"Apakah kematian tidak membuatmu takut ?" Tanyanya.

"Kelak kita semua akan mati bukan, tentu saja aku tidak takut."

"Kesendirian ? Apakah kau takut dengan kesendirian ?" Ucapnya lagi, suaranya begitu parau.

"Tidak, aku sudah terbiasa dengan kesendirian selama umur ku, aku tidak memiliki orang tua, saudara, ataupun banyak teman, aku cukup penyendiri dan aku tidak terlalu suka keramaian, jadi kesendirian malah membuatku nyaman ."

"Apakah karena kau sudah dewasa, dan kau seorang pria, makanya kau tidak merasakan takut dengan kesendirian ." Ucapnya lagi, suaranya semakin pelan. Apakah wanita ini begitu merasakan kesepian karena sendiri ?

"Lalu apa yang kau takutkan ?" Tanyaku.

Tapi dia hanya diam tidak menjawab.

"Sudah sampai ?" 

"Ini Apartemen mu ?"

"Iya, kau ingin turun sekarang ?"

Dia mengangguk dan aku turun dan membukakan pintu mobil untuknya, kami masuk ke dalam gedung dan langsung menuju Lantai Apartemen ku.

Aku membuka pintunya dan aku mengajaknya masuk, dia terlihat melihat-lihat sekitar.

"Kau Ingin minum sesuatu ?" Tanyaku.

"Air mineral dingin, Please."

"Oke baiklah." Aku mengambil air di dalam pendingin dan memberikan padanya.

"Terima kasih." Ucapnya.

"Jadi kalau boleh aku tahu, siapa namamu ?" Tanyaku.

Dia hanya diam tidak menjawab, lalu dia berdiri dari Kursi dan mendekatiku.

"Kau ingin tahu namaku, atau ingin tubuhku, karena jujur saja aku tidak perduli dengan nama, aku sangat menginginkan dirimu sekarang." Ucapnya, suaranya begitu menggoda.

Tanpa pikir panjang, aku langsung mencium bibirnya, dan dia membalas ciumanku, aku segera membawanya ke kamar dan kami melanjutkan ciuman kami, dengan cepat aku membuka kemeja dan sepatu ku, dia membalikkan badannya dan meminta diriku untuk membuka bajunya.

Tubuhnya sangat indah, aku mencium pundaknya, lalu dia merubah posisi dan mendorong diriku ke ranjang, dia perlahan menaiki ranjang dan menduduki ku, dia begitu mengambil kendali dalam hubungan ini. Tapi jujur saja aku tidak bisa menolak.

Malam ini kami menghabiskan malam dengan begitu gila, aku sungguh dibuatnya tergila-gila, dia hebat dalam melakukan hubungan ini, dan aku begitu ketagihan, dia sangat memabukkan, jujur aku tidak ingin melepaskannya, tapi semua seperti mimpi indah yang ketika bangun hal itu membuatku tersadar, kalau memang dia sangat sulit untuk dimiliki, karena ketika pagi menyinari kamar Apartemen ku, aku tidak melihat perempuan itu di ranjang ini, maupun di Apartemen ini lagi, dia meninggalkanku tanpa pesan ataupun tanda, hilang begitu saja.

TBC.

RUMORS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang