Rumors #9

6.8K 317 0
                                    

Setiap keputusan pasti akan selalu memiliki dampak, entah itu baik atau buruk, tapi setiap keputusan pasti juga ada hikmahnya.

Kevin Daly

***

Kevin POV.

Situasi menjadi lebih canggung karena ulah mulut Bayu yang tidak bisa di kontrol.

"Maaf, Bayu memang orang nya seperti itu ." Ucap ku.

"Aku tidak perduli." Jawabnya, dia kembali bersikap dingin padaku.

"Aku sedikit mengenal Papa mu, dulu sekitar 4 tahun yang lalu kalau tidak salah, aku pernah bertemu dengannya di seminar di Inggris, aku mewakili perusahaan tempat ku dulu, dia orang yang baik dan ramah." Aku mencoba untuk bicara, tapi apakah ini adalah topik yang benar, karena dia tampak tidak tertarik sama sekali. Jujur saja aku ingin tahu apa yang terjadi diantara dirinya dan Papa nya.

"Dia memang sangat ramah kalau dengan orang asing, apalagi kalau dengan rekan bisnis, tapi tidak dengan keluarganya, padahal hanya aku keluarganya."

"Maaf jika aku lancang membicarakan Papa mu."

"Tidak apa-apa, tidak masalah."

"Kau sudah lama tidak bertemu dengannya ?" Tanyaku perlahan.

"Iya, sekitar 7 tahun kurang lebih, dia tidak pernah pulang ke Indonesia, alasannya terlalu banyak."

"Apakah kau tidak pernah mengunjunginya ?"

"Pernah 4 tahun yang lalu, tapi dia malah selalu sibuk dan sibuk, jika dia tidak sibuk dengan urusan pekerjaannya dia malah sibuk dengan urusan percintaannya, aku sudah muak dengannya."

"Kau pernah bilang, kau tidak memiliki Mama ? Apa maksudmu ?"

"Entahlah, seingat ku dari kecil aku tidak pernah melihat sosok yang namanya Mama, sering kali aku bertanya tapi Papa selalu tidak pernah menjawab, aku bingung mau meminta bantuan siapa untuk mencari tahu siapa Mama ku, karena semua orang di sekitarku adalah orangnya Papa, dan Papa terlalu menutupi sosok yang ingin aku cari."

"Bahkan sedikit petunjuk pun tidak ada ."

"Aku tidak tahu sama sekali."

"Jika keinginanmu ingin mencari tahu tentang Mama mu, mungkin aku bisa membantu mu, tapi kita perlu mencari data dan petunjuk, kita bisa meminta tolong Bayu dan teman-temanku yang lain." Raut wajahnya yang sendu langsung menunjukkan rasa semangat, dia langsung melihatku dan tersenyum.

"Kau serius mau menolong ku mencari tahu tentang Mama ku."

"Iya tentu saja."

"Terima kasih Kevin, aku sungguh berterima kasih ." Dia menyentuh tanganku dan menggenggamnya.

Entah kenapa hati ku begitu gembira melihat dia bahagia seperti ini.

Sesampainya kami di Kampus, aku langsung membukakan pintu nya dan dia turun dengan semangat. Aku lupa kalau ini adalah tempatku mengajar, dan aku lupa kalau status Guru yang aku sandang dan status murid yang Sarah sandang akan berakibat buruk,situasi seperti ini dan keadaan seperti ini jika orang lain melihat pasti mereka akan mengganggap kami sedang menjalin hubungan.

Tapi jujur saja aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari nya, dia telah menjadi pusat ku, dan jujur saja aku memang berharap memiliki hubungan dengannya.

"Kau ke kelas lah, aku akan ke ruangan ku, hari ini aku tidak mengajar di kelas mu, sampai bertemu 2 hari lagi sampai aku mengajar, aku harap kau lebih memperhatikan pelajaran, jangan hanya melihat lapangan dari jendela, oke ." Ucapku, dan dia mengangguk, sangat menurut tidak seperti biasanya, dia begitu imut.

Aku melihat ada salah satu kelompok Mahasiswi yang melihati kami, aku langsung menuju arah berbeda dan pergi masuk ke ruanganku.

Tidak lama setelahnya banyak Dosen satu persatu yang masuk.

Di sebelahku ada seorang Dosen Sastra bernama Siska, aku sudah lama mengenalnya, dia juga salah satu temanku dulu, kami bertemu lagi disini setelah lama tidak bertemu.

"Kau tadi datang ke kampus dengan salah satu Siswi ya, Vin ?" Tanyanya, apakah secepat itu beritanya.

"Iya."

"Kau menjemputnya, kau kenal dengannya ?"

"Iya kami bersama, aku kenal dia."

"Dia salah satu murid mu ya ?" Tanya Siska.

"Dia Wanita yang aku sukai ." Aku mengakui tanpa rasa malu ataupun sungkan.

"Apa ?" Teriak Siska yang langsung menutup mulutnya.

"Kau gila ya , dia murid mu , semester berapa dia ?"

"Semester 1."

"Apa ?" Teriak Siska lagi.

"Bisakah kau tidak berteriak." Ucapku.

"Kau Gila Kevin, sangat gila, apa yang terjadi padamu, aku sudah lama mengenal mu kau sangat susah jatuh cinta, apa yang terjadi , kau bertemu dengannya dimana ?"

"Kau Terlalu cepat bertanya , dan kecilkan suaramu Siska, aku bertemu dengannya di luar, aku tidak tahu dia Mahasiswi disini, tapi aku sudah terlanjur jauh dengannya, aku tidak bisa melepaskannya hanya karena dia murid ku."

"Kau tidak sedang mabuk kan Kevin ? Dia muridmu, sangat berbahaya, kau bisa saja curang dalam nilai, dan jika Dosen yang lain tahu bagaimana ? Kalau mereka mendukung kalau tidak, malah berimbas ke Siswi itu, belum lagi anak-anak yang lain tahu, dia akan jadi bahan gosip. Dan bagaimana dengan reputasi kamu, kamu baru saja di percaya menggantikan Pak Lukas, dan kamu bisa saja menjadi Dosen tetap, kamu akan kehilangan itu jika ketahuan."

"Dari kapan aku memperdulikan status ku, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini Siska, seperti yang kau ketahui, aku sulit untuk jatuh cinta, dan perasaan itu tidak bisa di hindari, tidak perduli kapan rasa itu datang, dan pada siapa, aku tidak bisa mengontrolnya, dan aku tidak akan curang, aku akan memberikan dia nilai buruk jika dia tidak serius, itu tidak mempengaruhi keadaan."

"Kau harus profesional Kevin, jangan bertindak bodoh, setidaknya kau harus berhati-hati, hidup tidak semulus yang kamu pikirkan, tidak akan mudah untuknya jika dia menjadi bahan gosip, Rumor akan cepat beredar jika kamu terus menunjukkan hal ini ke orang-orang, kau harus berhati-hati. Ini demi kamu dan dirinya, aku sebagai teman hanya bisa menasihati."

TBC.

RUMORS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang