Rumors #8

7.1K 369 1
                                    

Takut siapa saja bisa takut dengan keadaan. Tapi mencoba, mencoba adalah hal yang wajar untuk sebuah permulaan.

Kevin Daly

***

Kevin POV.

Seperti mimpi hal itu terjadi lagi, bahkan lebih indah. Jika memang ini mimpi aku harap aku tidak akan bangun dan bisa menikmati mimpi ini seumur hidupku.

Namun sayangnya aku harus terbangun oleh Alarm yang sudah aku pasang. Aku tidak mau terburu-buru membuka mataku, dengan perlahan aku membukanya dan melihat di samping ku, apakah Sarah ada atau tidak. Tapi betapa terkejutnya aku ketika aku melihat Sarah masih tertidur pulas dan begitu indah di sampingku.

Aku langsung memeluknya, dan dia sedikit merasa terganggu tapi aku tidak perduli, aku begitu senang semua ini terjadi, meskipun aku rasa akan banyak halangan kedepannya, tapi siapa peduli asalkan di depanmu terdapat Angel yang begitu indah ini.

Aku bangun dan mandi, aku langsung menyiapkan sarapan untuk Sarah dan aku. Setelah selesai aku masuk ke kamar dan melihat dia sudah rapi bahkan dia juga sudah mandi.

"Sarapan dulu, nanti aku akan mengantarmu ke rumah, kau bisa mengganti pakaianmu dan kita akan pergi ke Kampus bersama."

Sarah hanya mengangguk , dia tidak menolak, apakah ini masih mimpi, aku mencubit tanganku tapi sakit, jadi ini bukan mimpi.

"Apakah perutmu masih sakit ?" Tanyaku.

"Tidak, sudah baik."

"Syukurlah. Aku tidak tahu kau menyukai apa, jadi aku membuatkan mu Roti panggang dan kau bisa memilih selai mu sendiri, aku takut nanti salah."

"Aku suka apa saja, tidak terlalu pilih makanan."

"Ah, benarkah, syukurlah aku senang mendengarnya."

Sarah memakan rotinya sampai habis, dia juga meminum jusnya sampai habis. Setelah itu aku langsung mengantarnya ke rumahnya, dan jujur saja betapa terkejutnya aku ketika melihat rumahnya yang begitu besar.

"Masuklah." Ucapnya, aku mengangguk dan mengikutinya.

"Non, Non sudah pulang, bagaimana Non, apakah semuanya baik-baik saja ?" Tanya seorang wanita paruh baya, dia tidak mungkin Mamanya karena dia memanggil Sarah dengan ucapan Non.

Rumah ini besar tapi sangat sepi, tidak  ada siapapun.

"Baik-baik saja Bi, semua sudah di urus, saya sudah sarapan tadi Bi, jadi jangan di buat lagi ya." Ucap Sarah begitu lembut kepada Wanita itu.

"Ayo ke atas." Ajak Sarah padaku. Aku melihat tidak ada satupun gambar keluarga di rumah ini.

Sarah mengajak ku ke kamarnya, dan dia memilih baju untuk dia pakai, aku duduk di ranjangnya.

"Rumahmu sangat sepi, kau bilang waktu itu kau tinggal sendirian, kemana orang tuamu ?"

"Mama tidak punya, Papa di Inggris dan tidak pernah pulang, aku anak tunggal dan tidak memiliki kerabat satu pun, makan ku di urus oleh Bi Inah, setiap masalah di urus oleh pengacara, dan seperti itu lah hidupku hanya sendirian." Ucapnya sambil membuka bajunya satu persatu memperlihatkan kemolekan tubuhnya di depan diriku.

Aku tidak menyangka dia harus merasakan hal pahit di hidupnya yang masih sangat muda.

"Sudah berapa lama kamu tinggal sendirian ?" Tanyaku.

"7 tahunan, mungkin, entahlah aku tidak terlalu perduli." Jawabnya yang sudah selesai menggunakan bajunya.

Wajar saja dia tidak memiliki rasa empati, ataupun simpati, dia tidak perduli dengan orang lain dan selalu bersikap dingin, di kehidupan yang mewah yang dia miliki dia malah tidak memiliki siapapun di sampingnya. Aku berdiri dan memeluknya.

"Apa yang kau lakukan."

"Aku akan berada di sampingmu mulai sekarang."

"Kau gila, lepaskan aku. Ayo kita pergi Bapak." Ucapnya, oh iya Kampus aku jadi lupa.

Bayu menelepon, dan aku mengklik speaker, karena aku sedang mengemudikan mobil.

"Ada apa ?"

"Gila, gila, gila."

"Apa sih Lo ?" Ucapku.

"Wanita itu, wanita yang Lo bawak malam itu, Lo tau dia anak siapa ? Dia anak Bambang Hermanto, pengusaha terkenal yang mendunia, dan pengacara hebat itu adalah pengacara pribadi keluarga itu." Aku menatap Sarah, dan Sarah cuma tersenyum getir mendengar ucapan Bayu.

"Apa hebatnya kalau anak saja tidak bisa di urus." Ucap Sarah lalu mematikan sambungan telepon Bayu.

Aku melihat Sarah dan Sarah hanya menatap jendela seperti biasa.

Aku ingin tahu apa yang ada di pikirannya, aku ingin tahu apa yang ada di hatinya, aku ingin tahu semua tentangnya, aku ingin dia tersenyum tanpa tertekan, aku ingin dia bahagia dan merasa bebas, dan aku ingin dia merasakan semua itu bersama ku.

TBC.

RUMORS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang