10

583 22 0
                                    

Perjalanan dari hotel penginapan Noah menuju club tersebut memakan waktu hampir setengah jam. Taksi berhenti tepat di lobby hotel, Noah mengerutkan dahinya sambil memandang sekitar hotel tersebut. Kenapa Keenan tidak memesan hotel disini agar Noah tidak perlu repot-repot naik taksi? Aneh.

Ia memberikan sejumlah uang pada supir taksi lalu keluar menuju receptionist. Setelah mendapat informasi seputar club tersebut ia berjalan ke arah lift menuju lantai dimana club tersebut berada.

Tak lama lift terbuka dan samar-samar ia mendengar suara dentuman yang teredam. Ia yakin itu suara dari ruangan club tersebut. Setelah bertanya pada security, Noah berjalan santai menuju club tersebut sesuai arahan security tadi.

Club tersebut tidak terlalu besar. Cocok untuk private party. Noah membuka ponselnya untuk mengabari Keenan.
Ia lupa menanyakan bagaimana rupa teman perempuannya yang katanya sangat penting itu.

Noah memilih berdiri di depan toilet dari pada duduk di bangku mini bar atau bergabung dengan banyak wanita yang sedari tadi memandanginya.

Noah bisa saja berakhir di atas tempat tidur bersama salah satu dari mereka. Namun ia sedang tidak berada di mood yang baik. Ia bahkan sampai lupa mengganti pakaian formalnya dengan pakaian kasual.

Penampilannya sudah seperti suami yang sedang bosan dengan istrinya lalu melampiaskannya dengan pergi ke club malam.

Ia menatap ke arah layar yang menayangkan nama DJ Nessy. Dan seorang gadis sexy sedang memainkan alat musik DJ di atas panggung itu.

Noah tidak kenal banyak DJ meski ia sering datang ke club malam. Ia hanya ingin bersenang-senang atau melampiaskan emosinya di club-club tersebut.

Noah merogoh ponselnya yang bergetar di dalam saku celananya. Ia sudah mengubah pengaturan ponsel itu dengan mode getar agar ia tahu jika seseorang sedang menghubunginya.

Ia melihat nama Keenan di layar datar itu. Setelah menggeser layarnya ia melangkah ke arah pintu keluar agar bisa mendengar suara Keenan.

"Bentar Ken gue keluar dulu"
Setelah berhasil keluar ruangan bising itu, Noah berdiri jauh dari pintu masuk club.

"Gue belum ketemu Bianca, lo kan gak ngirimin fotonya, mana gue tau muka temen lo yang mana"
"Ya lo nanya orang lah bego"
"Tengsin gue mau nanya orang"
"Ngapain tengsin? Biasa lo paling bodo amat jadi orang?"

"Ya bedalah, masak datang ke acara orang tapi gak tahu orangnya yang mana, apa susahnya sih lo kirim foto?"
"Kalau gue punya fotonya, udah gue kirim dari tadi"

"Hah? Gimana sih? kata lo ini cewek penting banget, kenapa gak punya fotonya?"
"Nanti gue jelasin, pokoknya lo cari dulu Bianca, pastiin dia terima gift dari gue, abis itu lo bisa cabut"

"Ya ya ya" Noah mematikan sabungannya. Namun ia tidak langsung kembali ke club tersebut. Ia memutuskan untuk merokok sebentar di sudut balkon di lantai itu.

Suara hak sepatu terdengar dari kejauhan. Noah baru saja ingin melihat ke belakang namun ponselnya kembali bergetar.

Nama seseorang yang tidak pernah ia harapkan tertera di layar itu. Lagi.

Noah menghela napas berat lagi. Ia tidak tahu harus menghela napas berapa kali lagi hari ini. Noah tidak mengeluarkan suara apapun setelah menggeser tombol hijau tersebut.

"Hallo Noah, ini aku Lucy"
"Iya gue tahu"
"Hah? Kamu tahu?"
"Iya ada apa lo telepon?"
"Ehm katanya kamu lagi di Bali ya?"
"Iya kenapa?"

"Aku tahu dari Denish" Noah mendengus. Ia sudah beribu kali menunjukan kejengahannya dengan tingkah laku Lucy yang menurutnya sangat aneh dan terkesan tak tahu malu.

Semua orang juga tahu dia kekasih dari Keenan. Meskipun hubungan mereka tidak normal seperti kebanyakan orang. Tapi tetap saja mendekati Noah di saat hubungannya dengan Keenan masih berjalan adalah tindakan yang murahan.

Harusnya perempuan seperti Lucy tahu akan hal itu. Lucy adalah seorang model dengan tarif yang cukup mahal, cantik dan juga smart. Tapi sepertinya Noah salah menilai Lucy.

"Lucy, gue sibuk dan gue harap lo gak telepon gue lagi meskipun gue lagi gak sibuk"

"Kenapa? Bukannya kamu belum punya pacar ya?"
Okay, jadi perempuan itu bukan hanya tidak tahu malu dan murahan, tapi juga gila.

Noah memang belum punya pacar, tapi perempuan gila itu sudah punya! Dan pacar perempuan itu adalah sahabat baik Noah.

Kalau bukan memikirkan perasaan Keenan, Noah ingin sekali mencekik perempuan gila ini.
"Gue emang belum punya pacar, tapi bukan berarti semua orang bebas neleponin gue, gue pemilih Lucy, dan lo gak termasuk dalam pilihan gue"

"Ehm kayanya kamu lagi sibuk dan capek banget ya? Gak biasanya kamu ngomong kaya gitu sama aku?"
"Ya udah nanti aku telepon lagi ya, semangat kerjanya"

Haruskah Noah mengadu pada Keenan tentang pacar gilanya? selama ini Noah selalu menyembunyikan kelakuan Lucy padanya.

Ia tidak ingin Keenan salah paham dan merusak hubungan baik mereka. Konyol jika mereka bertengkar karna wanita. Seperti tidak ada wanita lain saja. Sangat menggelikan.

Noah menutup sambungan tanpa membalas ucapan terakhir Lucy. Ia kembali ke dalam club untuk menyelesaikan tugasnya.

Ia tidak sabar berbaring di tempat tidur sambil mengedit sisa hasil pemotretan kemarin. Itu kegiatan yang lebih menarik dari pada pergi ke club seorang diri seperti pria yang sedang patah hati.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang