19

369 18 0
                                    

Noah memarkirkan porcshe 911 nya di basement yang berada di satu lantai dengan unit apartmentnya.

Ia bergegas dengan sedikit terburu-buru menuju unit Keenan. Sesampainya disana ia lalu menekan tombol bulat disamping pintu unit Keenan.

Tak berapa lama Keenan sudah dihadapannya membuka pintu dengan wajah seperti habis melihat setan. Noah dapat mendengar suara cempreng dari dalam unit.

"Lo kenapa lama banget sih? Cepet masuk  bantuin gue!"
Mereka bergegas menghampiri cewek-cewek yang ternyata sudah menyatu.
Thalita sedang menahan tangan Lucy yang menjambak rambutnya dengan erat.

"Gue mesti ngapain Ken?" Tanya Noah.
"Kenapa lo tanya gue? Trus apa gunanya gue minta tolong lo?!"
"Salah lo sendiri minta tolongnya sama gue!"

Tiba-tiba bell unit Keenan berbunyi. Mata Keenan dan Noah saling memandang satu sama lain, pasalnya Keenan tidak mengundang siapapun lagi selain Noah. Dengan panik  Keenan mengintip siapa dibalik pintunya itu.

Ternyata ibunya sudah berdiri disana.
"Shit!" Umpatnya. Noah yang mendengar Keenan mengumpat pun menghampirinya.

"Siapa?"
"Mom" kata Keenan sambil memelototkan matanya, seketika Noah ikut melotot dan menghampiri pintu itu untuk mengintip dan memastikan Keenan tidak berbohong.

"Mati lo Ken! Gue gak ikutan!" Noah mendudukkan bokongnya di atas sofa, ia tidak ingin ikut drama Keenan kali ini. Keenan yang kebingungan pun semakin panik.
"Gue mesti gimana Nuh? Lo kok gak guna banget sih?"
"ya lo buka pintunya, lo pikir mom bakal pulang kalo lo gak bukain"
Keenan menguatkan mentalnya untuk membuka pintu yang sudah digedor-gedor oleh ibunya.

Kenapa ibunya sekarang sebar-bar ini? Biasanya ibunya akan sabar menunggu.
"Ha-hai mom?" Keenan memasang wajah innocentnya yang dibuat-buat, dan tentu saja tidak ada gunanya karna wanita-wanita tersebut tidak menghentikan pertempurannya.

Diana memasuki unit tersebut yang pintunya langsung ditutup oleh anaknya. Diana berdiri tepat dihadapan wanita-wanita itu yang sekarang sudah tukar posisi. Thalita berada dibatas Lucy meski Lucy tetap menang karna tangannya tidak melepaskan remasannya di rambut Thalita.

Melihat calon mertuanya Thalita langsung memberi kode pada Lucy, namun sayangnya wanita itu tidak mengerti.

"ENOUGH!!!" Teriakan ibu Keenan menghentikan cengkraman tangan Lucy, hal yang sama Thalita lakukan dengan bangkit berdiri dari atas tubuh Lucy.

"Ikut saya!" Kedua wanita itu seketika jinak dan patuh, lalu mengikuti ibu Keenan menuju meja makan. Diana meletakkan makanan yang sedari tadi ia jinjing.

Beruntung ia masak banyak hari ini, sehingga bisa dimakan juga oleh kedua wanita itu.

Noah dan Keenan makan dalam diam, sementara Lucy dan Thalita masih berperang meski hanya dengan tatapan mata mereka.

"Jadi siapa diantara kalian berdua yang akan menjelaskan pada saya?"
Diana menatap kedua wanita dihadapannya dengan tatapan mengintimidasi. Mereka tampak saling melempar tatapan.

"Lita, bisa kamu jelaskan sama mom?" Lucy tampak kaget dengan ucapan Diana, ia tidak tahu wanita yang dijambaknya dua jam terakhir ternyata memiliki kedekatan dengan calon mertuanya.

"Maaf mom, Lita gak tahu harus jelasin apa, tiba-tiba aja perempuan ini datang dan jambak rambut Lita" Diana menatap Lucy, perempuan yang dimaksudkan Thalita. Lucy menundukkan kepalanya, tidak berani menatap orang yang dianggapnya calon ibu mertua itu.

"Dan kamu, ada perlu apa ke apartment anak saya?"
Lucy tampak membuka tutup mulutnya, ia tahu ditujukan kepada siapa pertanyaan itu. Sayangnya mulutnya terasa kelu untuk menjawab.

Hallo SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang